5. Satu Jurusan

"Hai,"

Tiba-tiba terdengar suara seorang cowok di samping Cika setelah dirasakannya ada seseorang yang duduk,

Cika pun menoleh ke sebelahnya, di mana di sana tampak Romi tersenyum ramah kepadanya, dan tentu itu membuat Cika cukup terkejut,

Ya, bagaimana tidak, ia tadi tidak melihat Romi ada menunggu datang bus di halte, dan lagi Cika juga tidak menyangka jika Romi mau naik bus metromini butut sebagaimana dirinya,

Cika mengangguk kecil pada Romi, hanya itu saja, karena Cika tak tahu harus bagaimana lagi,

Apalagi begitu Cika ingat kejadian tadi di kelas, rasanya belum apa-apa jantung Cika sudah mau lepas karena berdetak begitu cepat,

Tak mau nantinya ia terlihat gugup, Cika pun cepat kembali melihat keluar kaca bus untuk melihat jalanan lagi,

Meskipun ...

Aneh, rasanya kini berbeda dengan saat tadi Cika baru naik lalu duduk di bangku bus sambil memandangi jalanan,

Saat tadi, ia bisa begitu menikmati suasana di sepanjang jalan yang ia lalui, sementara saat ini...

Ah, pantulan bayangan Romi yang duduk di sebelahnya itu terlihat samar di kaca bus, hingga membuatnya jadi malah tetap gugup,

"Tiap hari naik bus juga?"

Tanya Romi mencoba memecah keheningan,

Tentu saja, mereka yang merupakan teman satu sekolah, bahkan teman satu kelas, akan terlihat aneh jika tak saling sapa dan juga tak saling bicara,

Demi mendengar pertanyaan dari Romi, Cika pun mengangguk saja, seraya matanya tak berani melihat ke arah Romi,

Tidak, Cika tidak terbiasa terlalu dekat dengan teman cowok,

Selama ini ia belum pernah punya teman cowok yang dekat, apalagi sampai pacaran dan sebagainya,

Meskipun sebetulnya banyak teman cowok berusaha mendekati, namun Cika terus berusaha menjaga jarak,

"Sepertinya bus metromini ini satu-satunya yang lewat depan sekolah ya?"

Tanya Romi pula,

Tampak sekali ia berusaha membuka pembicaraan terus dengan Cika agar gadis itu tak diam saja,

Cika kembali mengangguk, meskipun kali ini ia terdengar menjawab,

"Yang lewat banyak, hanya untuk rute ke jalan hayam wuruk dan lewat jembatan layang lama itu hanya bus ini,"

Kata Cika sambil melihat Romi sekilas lalu,

Romi pun mantuk-mantuk,

"Untung aku tadi makan mie ayam pas habis, nunggu bus lama jadi aku makan mie ayam dulu, eh itu mie ayam dekat sekolahan enak, lumayan banget bisa bantu memadamkan kelaparan,"

Ujar Romi yang kemudian tergelak kecil,

Cika pun jadi ikut tersenyum mendengarnya, karena Romi bicara dengan Cika seolah mereka sudah lama kenal dan sudah dekat,

Ah yah, apa mungkin memang begitu karakter anak-anak yang hidup dari keluarga cukup? Selalu percaya diri, selalu mudah akrab dengan orang lain, selalu mudah terbuka hingga mereka terkesan begitu menyenangkan?

Bandingkan dengan Cika yang pendiam, yang sulit sekali bisa dekat dengan orang asing,

Bus melaju kencang, sekian menit berikutnya keduanya tak lagi bicara apapun karena Romi sibuk dengan hp nya,

Tampaknya seseorang mengirimkan pesan-pesan singkat, yang Cika yakin tentunya jika itu adalah pacar Romi,

Ya pacar, karena pastinya mustahil jika Romi belum memiliki pacar, bukan?

Cika tiba-tiba menghela nafas,

"Jembatan... Jembatan..."

Suara kenek bus terdengar, Cika yang sadar sebentar lagi ia harus turun pun akhirnya segera bersiap berdiri,

"Mau ke mana Cik?"

Tanya Romi saat dilihatnya Cika bersiap berdiri,

"Pulang,"

Jawab Cika seraya meminta jalan pada Romi untuk keluar.

...****************...

Terpopuler

Comments

Ganuwa Gunawan

Ganuwa Gunawan

dikitttt bngt aah
baru ge buka mulut eeeh mingkem lgi....banyakan apa thor kya mie ayam deket sekolahan nya s Cika..kty kn enak

2022-11-27

0

Esti Restianti

Esti Restianti

Awal yang baik,lanjutkan

2022-11-27

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!