4. Rejeki Baik

Hari sudah menjelang sore, Cika berdiri sendirian di halte menunggu bus metromini,

Suasana di sekitar sudah benar-benar sepi karena hampir semua teman-teman sekolahnya sudah pulang,

Cika seperti biasa memang pulang paling terakhir karena harus ke kantin sekolah dulu untuk menghitung dagangannya yang berhasil terjual,

Syukurlah, hari ini donat kentang dan risoles buatan Ibunya laris manis, hanya tersisa dua potong saja untuk risoles, sedangkan donatnya masih tersisa lima potong,

Cika tampak celingak-celinguk, sudah sepuluh menit lebih dia menunggu bus metromini yang melewati jalan menuju rumahnya melintas,

Cika menghela nafas, matanya menatap langit yang kini terlihat warna lembayung mulai merayap pelahan, sedangkan matahari mulai beringsut seolah bersiap tenggelam di ujung langit,

Gadis cantik itu lantas tampak kembali menata wadah-wadah dagangannya sekali lagi, yang ia letakkan di atas bangku halte,

"Ciiik... Cikaa..."

Tiba-tiba terdengar sebuah suara, saat Cika sedang menata wadah dagangannya agar nantinya begitu bus metromini datang ia tinggal menjinjingnya,

Cika sejenak menghentikan kegiatannya, ia lantas menoleh ke arah sumber datangnya suara tersebut, yang kini tampak Mbok Siti sang penjaga kantin tergopoh-gopoh menghampiri Cika,

"Haduh, Cika... Cika, untung kamu masih di sini,"

Kata Mbok Siti,

"Oh, ada apa Mbok?"

Tanya Cika pada Mbok Siti,

Perempuan berusia sekitar lima puluh tahunan itu lantas berdiri di dekat Cika,

"Besok, ada yang pesan risoles dan donatnya Cik,"

Kata Mbok Siti,

"Oh, siapa Mbok?"

Tanya Cika yang tentu saja senang sekali mendengar kabar baik dari Mbok Siti tersebut,

"Bu Guru Sarifah, minta dibuatkan donat seratus potong, risoles nya juga seratus potong, tapi langsung dibungkus plastik dan untuk risolesnya minta ada cabe rawitnya,"

Kata Mbok Siti pula,

"Oh iya Mbok, nanti saya sampaikan ke Ibu,"

Ujar Cika,

Mbok Siti mengangguk senang, perempuan itu lantas mengambil dompet kecil dari saku gamisnya,

Setelah itu Mbok Siti tampak mengambil uang seratus ribuan empat lembar,

"Ini titipan Bu Guru Sarifah untuk uang muka pembayarannya, besok setelah semuanya selesai, pembayarannya akan dilunasi,"

Ujar Mbok Siti sambil memberikan uang muka dari Bu Guru Sarifah pada Cika,

Tampak Cika menerima pemberian uang muka dari Mbok Siti,

"Besok sebelum jam dua ya Cika, bilang sama Ibu mu, jangan sampai telat, karena sepertinya Bu Guru Sarifah akan menggunakannya untuk acara,"

Kata Mbok Siti,

"Oh iya Mbok,"

Cika mengangguk,

Mbok Siti setelah menyampaikan pesan Bu Guru Sarifah ke Cika kemudian pamit untuk kembali ke kantin untuk bebenah sebelum menutup kantinnya,

"Hati-hati ya Cik pulangnya, uangnya simpan yang bener ya Cik,"

Pesan Mbok Siti pada Cika sebelum pergi, Cika pun mengangguk,

Sepeninggal Mbok Siti, tampak Cika pun kembali melanjutkan acara menata wadah dagangan Ibunya, tak lama kemudian sebuah bus metromini yang ditunggu-tunggu pun akhirnya datang,

Cika cepat meraih wadah donat dan risolesnya, lalu cepat Cika bersiap naik bus metromini tersebut,

Bus metromini berhenti tepat di depan halte, Cika pun cepat naik ke bus tersebut,

Di dalam bus tersebut tampak dua bangku kosong yang tersisa, Cika pun tentu saja lega karena ia mendapatkan bangku kosong yang itu berarti ia tak perlu lelah berdiri di dalam bus,

Cika duduk di bangku kosong yang bisa untuk duduk dua orang,

Setelah Cika duduk dan memilih yang ada di dekat kaca jendela bus metromini,

Tampak bus pun mulai melaju, namun baru saja berjalan sekitar beberapa meter, bus kembali berhenti dan naik seorang penumpang baru,

Cika yang tak mau ambil pusing siapa yang naik, tampak memilih tetap melemparkan pandangannya keluar kaca jendela bus metromini,

Lalu...

...****************...

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***