Memilih untuk diam dan tak bertanya adalah keputusan yang dianggap tepat oleh Jelena karena Adras nampaknya masih lemah.
Pria itu kini tertidur lelap saat ia sudah makan dan meminum obat yang diresepkan dokter untuknya.
Jelena pun membuat makan malam untuk Adras. Marlisa hanya menatapnya dengan sinis saat Jelena mengatakan kalau Adras akan makan makanan yang ia buat.
Sofia dan Santi masuk ke kamar saat Adras sudah bangun dan bersandar di kepala ranjang.
"Uncle, bagaimana keadaannya?" tanya Santi sambil bergelut manja di lengan kiri Adras sedangkan Sofia di lengan kanannya.
"Sudah merasa agak baikkan. Demamnya juga sudah turun." jawab Adras lalu mencium puncak kepala Santi dan Sofia secara bergantian.
"Kok bisa sakit sih? Selama ini uncle nggak pernah aku lihat sakit. Uncle selalu bilang kalau menjaga kesehatan itu penting karena uncle seorang pilot yang harus menjaga penumpangnya agar selamat." kata Sofia.
"Uncle hanya kecapean saja."
Pintu kamar dibuka. Jelena masuk sambil membawa baki yang berisi makan malam untuk Adras.
"Duh, baunya sangat enak. Pasti rasanya juga enak." ujar Santi sambil menelan salivanya.
"Ayo makan di bawah. Aunty sudah selesai menyiapkan makan malam." Kata Jelena membuat Santi dan Sofia langsung turun dari tempat tidur dengan cepat.
"Makasi aunty Nana." ujar keduanya sebelum menghilang di balik pintu.
Jelena menatap Adras. "Mas, mau makan di sini atau duduk di sofa?" tanya Jelena.
"Di sofa saja." Jawab Adras. Jelena meletakan baki yang ada di tangannya di atas meja lalu ia membantu Adras untuk turun dari atas ranjang.
"Aku bisa sendiri." ujar Adras.
"Kenapa sih kalau aku pegang, mas? Kita kan halal saling bersentuhan." ujar Jelena tanpa melepaskan tangannya yang melingkar di pinggang Adras. Saat pria itu duduk di sofa, Jelena langsung meletakan baki makanan itu di pangkuan Adras.
"Mau aku suapi?" tanya Jelena. Ia menatap Adras dengan lembut.
"Aku bisa sendiri." Adras langsung mengambil sendok dan mulai memasukan makanan ke mulutnya. Ia memang sudah merasa agak sehat namun mulutnya masih sedikit terasa pahit. Hal pertama yang dimakan oleh Adras adalah sup jagung yang Jelena buat. Ia memadukannya dengan memberikan jahe sehingga sangat nyaman di lidah Adras yang terasa pahit.
"Enak?" tanya Jelena penasaran.
Adras hanya mengangguk.
"Makanlah. Aku mau mengganti sepreinya agar mas merasa nyaman. Tadi saat tidur mas kan berkeringat." Kata Jelena lalu segera melangkah ke walk in closet dan mengeluarkan seprei yang baru.
Ia tahu kalau Adras termasuk tipe orang yang sangat menjaga kebersihan. Makanya ia selalu mengganti sepreinya setiap 3 hari sekali.
Saat Jelena sudah selesai membereskan tempat tidur, Adras pun sudah selesai makan. Jelena tersenyum senang melihat Adras menghabiskan makanannya.
"Mas, aku letakan obatnya di sini ya? Tunggulah 15 menit lagi baru mas minum obatnya. Aku mau makan malam dulu." ujar Jelena lalu segera mengambil baki yang sudah diletakan Adras di atas meja dan pergi meninggalkan kamar.
Adras menyandarkan punggungnya di sandaran sofa. Selama ini ia memang selalu terlihat sehat di depan orang lain apalagi di depan kedua ponakannya. Adras tahu kalau kedua gadis itu sangat menyayangi Adras. Makanya Adras tak ingin membuat mereka khawatir.
Kali ini, Adras memang tak bisa menyembunyikan rasa sakitnya. Begitu banyak tekanan yang harus Adras hadapi termasuk pernikahannya dengan Jelena.
Jujur, Adras tak ingin menyakiti Jelena. Ia bahkan tak ingin Jelena memiliki perasaan untuknya. Makanya malam ini ia sudah mengambil keputusan penting yang akan dibicarakannya dengan Jelena.
Teringat kembali pembicaraannya dengan seseorang kemarin yang membuatnya sangat tertekan.
"Kau harus meninggalkan perempuan itu. Berikan dia uang yang cukup. Katakan kalau jika ia sudah selesai kuliah, ia dapat bekerja di salah satu perusahaan mu. Aku tidak ingin jika kalian lebih lama bersama."
"Apa yang kau takutkan? Kalau aku akan jatuh cinta padanya? Memangnya kau lupa siapa aku?" tanya Adras.
"Pokonya tinggalkan saja dia."
"Kedua ponakanku tak akan setuju. Mereka sangat menyayangi Jelena."
"Sampai kapan kedua ponakan mu itu akan menguasai kehidupan mu? Suatu saat mereka akan menikah dan punya kehidupan sendiri. Mereka akan meninggalkanmu."
"Mereka tak akan pernah membiarkan aku."
"Ceraikan Jelena. Perempuan itu juga hanya mengincar uangamu." Kata orang itu tegas lalu segera meninggalkan Adras sendiri.
*********
"Mas, kok belum tidur? Sudah minum obatnya?" tanya Jelena saat memasuki kamar dan Adras masih duduk di tempatnya yang semula. Jelena baru saja selesai belajar di ruang makan dan mandi di bawa karena ia tak ingin menganggu Adras yang dipikirnya sedang tidur.
"Aku ingin bicara." Kata Adras. Ia menatap Jelena. "Duduklah." katanya sambil menunjukan sofa yang ada di depannya.
Jelena pun duduk dengan wajah penuh tanda tanya. Adras tak pernah mengajaknya bicara serius.
"Jelena, kau tahu kalau kita tak saling mencintai. Aku juga tahu kalau kau tak mungkin mencintaiku. Gosip yang beredar itu benar. Aku seorang gay."
Jelena terkejut namun ia berusaha tersenyum seolah ia sudah tahu siapa Adras. "Aku tahu. Dan aku tak peduli. Aku akan membantumu untuk sembuh, mas."
"Aku tak mungkin sembuh. Karena itu, mari kita bercerai."
Hal ini pun sudah diingatkan oleh Sofia dan Santi, makanya Jelena sudah siap dengan jawabannya ketika Adras minta cerai.
"Aku tak bisa berpisah dengan mu. Karena sumpah yang ku ucapkan saat pernikahan kita bukanlah sebuah permainan. Kita akan bercerai, jika salah satu diantara kita sudah meninggal. Bukankah mas juga mengucapkan hal yang sama? Hanya maut yang bisa memisahkan kita." Kata Jelena tenang, tanpa emosi dan senyum tipis yang menghiasi wajah polosnya.
Adras terkejut mendengar perkataan Jelena. "Jelena, aku akan memberikan kamu uang yang cukup untuk masa depanmu. Aku juga akan memberikan kamu pekerjaan jika kuliahmu sudah selesai. Akan kuberikan kau rumah yang kayak untuk kau tempati."
"Mas, aku menikah denganmu bukan karena uangmu. Aku bahkan tak pernah membelanjakan uang bulanan darimu untuk keperluan ku sendiri. Mas mungkin bisa mengeceknya di pengeluaran kartu kredit. Semua belanjaku hanya untuk keperluan rumah ini." Jelena berdiri.
"Jangan biarkan sesuatu yang salah akan tetap menjadi bagian hidupmu. Karena hidup hanya sekali, jadi manfaatkan waktu yang ada untuk berbuat kebaikan. Belum ada kata terlambat untukmu kembali sebagai lelaki yang normal. Dan aku akan setia menunggunya." Jelena berjalan mendekat Adras. Ia berdiri di belakang sofa tempat Adras duduk. Ia memegang bahu Adras dengan kedua tangannya. Ia menunduk sedikit lalu berbisik.
"Mas, aku akan merahasiakan pengakuan mu ini dari Sofia dan Santi. Aku tak ingin mereka kecewa dan menjauh darimu. Aku juga akan merahasiakan tanda merah di lehermu ini." Jari Jelena menyentuh leher Adras. "Good night." Lalu Jelena mencium pipi Adras dan segera menuju ke ranjang. Malam ini ia hanya menggunakan sepasang piyama berlengan panjang. Baginya percuma saja berpakaian seksi jika Adras memang tak merasa tertarik pada perempuan.
********
Hari perayaan ulang tahun maskapai tempat Adras bekerja dilaksanakan di sebuah hotel terkenal di pinggir kota.
Adras sebenarnya enggan pergi karena alasan dirinya yang belum terlalu sehat. Namun Sofia dan Santi berhasil membujuknya dan di sinilah mereka berempat.
"Kapten Adras? Waw...ini istrimu kan?" Mike yang datang digandeng oleh Anita mendekati pasangan Adras dan Jelena. Di belakang mereka ada Santi dan Sofia.
Di belakang Mike dan Anita ada beberapa pramugari cantik dan juga Adam bersama Agung.
"Iya. Ini istriku." kata Adras sambil tersenyum tipis.
"Aku pikir kalian sudah berpisah. Soalnya kalian tak pernah terlihat bersama setelah pernikahan itu." ujar Mike.
"Kami tak mungkin berpisah, tuan Mike. Kami jarang terlihat bersama karena suamiku tak terlalu suka jika aku ketemu dengan banyak pria. Karena sesungguhnya suamiku ini adalah tipe yang pencemburu. Iya kan sayang?" Jelena menatap Adras mesra. Dan ia mengusap lengan Adras yang dipegangnya.
"Oh ya?" Mike terkejut mendengar perkataan Jelena sedangkan Adam terlihat mengeraskan rahangnya.
Sofia dan Santi pun ikut Senang melihat Adam yang nampak tegang.
Apa yang akan terjadi dalam pesta perayaan HUT maskapai kali ini?
Tunggu up berikut ya?
love you all
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 100 Episodes
Comments
sherly
inilah smuanya novelmu Thor ngk pasaran dan ngk bisa ketebak... mantulll
2023-05-02
1
fa_zhra
penasaran bgt
2023-04-01
0
Syarifah Kurniawati
Mike adalah pacarnya adras😀
2023-02-11
0