Pagi ini Adras tahu kalau ia tak ada jadwal penerbangan. Ia diberikan cuti oleh pihak maskapai selama 10 hari dan ini adalah hari pertama pernikahannya. Ia bangun dan melihat kalau tempat tidur disebelahnya sudah kosong.
Ponsel Adras berbunyi. Ia tersenyum saat melihat kalau Sofia yang menghubunginya.
"Good morning, uncle."
"Good morning sayang."
"Apakah aku tidak menganggu?"
"Tidak."
"Aku hanya mau mengingatkan uncle kalau pesawatnya akan berangkat jam 3 sore. Pakaian uncle dan aunty Nana sudah kami siapkan."
"Aunty Nana?"
"Iya. Istri uncle itu kami panggil aunty Nana. Kalau panggilnya Jelena nggak seru. Harus ada panggilan sayang."
"Kalian masih di hotel?"
"Nggak, kami sudah di rumah. Nanti ketemu di bandara ya?"
"Ok."
Adras meletakan kembali ponselnya. Ia masih bingung dengan apa yang harus dilakukannya. Menikahi Jelena bukankah keinginan hatinya namun untuk membuktikan pada kedua ponakannya kalau ia orang yang bertanggungjawab, makananya ia bersedia menikahi gadis yang sama sekali tak di kenalnya.
Pintu kamar mandi terbuka. Jelena keluar sambil menggunakan jubah mandi. Rambutnya basah dan dia terlihat segar.
"Selamat pagi suamiku." Sapa Jelena sambil tersenyum sangat manis. Sebenarnya ia merasa agak risih harus keluar dari kamar mandi hanya menggunakan jubah mandi. Namun pakaiannya belum diantar oleh Sofia dan tak mungkin ia menggunakan gaun tidur yang semalam.
Adras hanya sekilas menoleh ke arah Jelena. Ia kemudian berjalan menuju ke kamar mandi.
Gadis itu terkejut. "Cuek banget. Masa bodoh ah...." Ia pun melangkah ke arah pintu saat di dengarnya kalau bel pintu berbunyi. Ternyata seorang karyawan hotel.
"Selamat pagi nyonya. Ini pakaian yang dikirimkan untuk anda."
"Terima kasih." Jelena pun menutup pintu kembali. Karena Adras ada di kamar mandi, perempuan itu dengan cepat mengganti pakaiannya. Sebuah gaun santai yang sangat indah di tubuhnya. Gaun berwarna hijau mudah. Jelena sangat yakin kalau gaun ini harganya tak murah.
Tak lama kemudian, Adras keluar dari kamar mandi. Ia hanya menggunakan handuk yang melilit pinggangnya dan itu membuat Jelena harus membalikan badannya. Namun yang terjadi adalah dahi gadis itu menubruk dinding yang ada di belakangnya dan menimbulkan bunyi yang keras.
"Aow.....!" Jelena menjerit sambil memegang jidatnya sendiri.
"Kamu kenapa?" tanya Adras yang entah dari mana sudah berada di depan Jelena, sangat dekat dan membuat perempuan itu langsung bergerak cepat dengan mundur ke belakang namun akibatnya, kepala bagian belakang yang kembali menghantam dinding dan membuat gadis itu kembali berteriak.
"Kamu ceroboh sekali!" Adras nampak marah.
"Maaf." Jelena tersenyum sambil memasang wajah tanpa dosa. Adras pun langsung membalikan badannya. Ia membuka lemari, mengambil pakaiannya dan kembali masuk ke kamar mandi.
Selesai ganti pakaian, Adras mengambil daftar makanan yang ada di atas meja. "Pesanlah sarapan yang kau inginkan." katanya masih dengan sikap yang dingin.
"Mas Adras nggak pesan makanan juga?" tanya Jelena masih berusaha menahan senyum manisnya.
Adras menatap Jelena dengan dahi berkerut.
"Aku pikir, itu panggilan yang pas untuk mu karena kita sudah menikah. Kalau aku hanya panggil Adras, itu kan nggak sopan namanya." Seakan tahu apa yang ada dalam pikiran Adras, Jelena menjelaskan maksud ia memanggil nama itu.
"Terserah. Aku pesan kopi hitam tanpa gula. Itu saja."
"Nggak sarapan?"
"Cukup itu sarapanku." Lalu Adras segera meraih ponselnya dan melangkah ke arah balkon. Ia menutup pintu balkon dan terlihat menghubungi seseorang.
Pasti si Adam. Siapa sih Adam itu? Pasangan gay nya kah?
Jelena tak mau ambil pusing. Ia segera meraih telepon dan menghubungi bagian restoran. Mereka memang tamu khusus di hotel ini sehingga punya keistimewaan untuk sarapan dalam kamar. Perempuan itu memesan makanan yang lumayan banyak karena ia memang sangat lapar.
Satu jam menunggu akhirnya pesanan mereka tiba.
"Mas, sarapannya sudah datang." ujar Jelena sambil membuka pintu balkon. Adras memang masih duduk di sana sambil memainkan ponselnya.
Adras masuk dan langsung duduk di meja bulat tempat makanan itu di atur. Alisnya sedikit berkerut melihat banyaknya pesanan yang ada di sana. Ada nasi goreng, telur mata sapi 2, pancake, sup, teh manis, susu segar dan beberapa macam kue.
"Aku suka makan yang banyak." ujar Jelena tanpa merasa malu. "Aku tanya pada Sofia, mas Adras katanya nggak makan nasi di pagi hari. Jadi aku pesankan pancake dengan rasa original."
Adras hanya bisa menarik napas panjang. Ia pun menyesap kopinya sambil sesekali mengawasi Jelena yang makan dengan sangat lahap. Adras memang sudah menyelidiki latar belakang kehidupan Jelena melalui pengacara mereka yang Adras panggil paman Rian. Menurut Rian, Jelena dulunya adalah anak orang berada namun semenjak orang tuanya meninggal saat Jelena masih berusia 12 tahun, rumah dan aset pribadi mereka lainnya di ambil alih oleh keluarga ayahnya. Jelena tinggal dengan adik dari mamanya yang ternyata memperlakukan Jelena layaknya seperti budak.
Masa lalu Jelena memang cukup menyedihkan untuk didengar. Namun Adras juga merasa tersiksa dengan pernikahan ini. Apalagi ia sama sekali tak mengenal Jelena. Sesuatu yang terjadi di malam pernikahan mereka sebenarnya membuat Adras semakin tertekan. Ia tak tahu bagaimana harus melepaskan Jelena tanpa menyakiti hati kedua ponakannya.
Mencoba menghilangkan rasa gundah di hatinya, Adras pun memasukan pancake itu ke dalam mulutnya. Walaupun hanya beberapa potong dan ia sudah merasa kenyang. Jelena nampak masih menikmati kue yang ada setelah menghabiskan nasi gorengnya. Adras sedikit heran melihat selera makan Jelena mengingat badannya yang terbilang agak kurus.
Setelah menghabiskan kopinya, Adras berpindah tempat duduk di depan sofa sambil menyalahkan TV.
Jelena membereskan semua peralatan makan yang sudah kosong karena memang semua dihabiskannya. Ia mengeluarkannya dari kamar dan meletakan di samping pintu masuk.
Waktu masih menunjukan pukul 10 pagi dan Jelena juga bingung tak tahu harus berbuat apa sementara ponselnya sudah raib entah kemana.
"Mas, aku mau keluar sebentar ya? Mas nggak mau ikut keluar?" tanya Jelena.
"Tidak!" jawab Adras tanpa menoleh ke arah Jelena.
Gadis itu pun segera mengenakan sandal hotel karena memang yang ada di sana hanya sepatu hak tinggi. Ia keluar kamar dan segera menuju ke lift untuk ke bagian bawa hotel ini. Kemarin ia melihat kalau kolam renang ada di lantai bawah, dekat dengan restoran. Jelena memang sudah lama tak pernah masuk hotel. Yang terakhir saat orang tuanya masih hidup. Dan itu sudah hampir 9 tahun berlalu.
Hotel ini letaknya memang agak di pinggiran kota namun banyak dikunjungi wisatawan karena letaknya yang di dekat pantai.
Banyak para wisatawan asing yang ternyata menginap di sini.
Sambil duduk di sudut yang agak tersembunyi dari lobby, Jelena menonton acara gosip artis di salah satu stasiun TV swasta. Ia sendiri baru sadar kalau ia jarang menonton TV karena padatnya pekerjaan sebelum dan sesudah kuliah.
Acara gosip artis yang berdurasi hampir satu jam itu pun akhirnya habis. Jelena memutuskan untuk kembali saja ke kamar dan tidur sebentar sebelum akhirnya mereka akan berangkat ke tempat bukan madu mereka.
Namun, matanya yang tajam melihat kalau Adras ternyata ada juga di lobby hotel itu. Ia berjalan memasuki restoran yang ada di sudut Barat bagian lobby ini. Perlahan Jelena memperhatikan siapa yang akan ditemui oleh suaminya itu. Dan langkahnya terhenti melihat Adras yang menemui seorang pria tampan yang sudah menunggunya. Pria itu nampak tersenyum manis dan langsung memeluk Adras dengan mesra sambil mencium pipi Adras.
Jelena langsung terbelalak. Adras yang dingin dan kaku padanya, terlihat begitu baik dan akrab dengan pria itu. Siapa dia? Apa yang dia dan pria itu bicarakan?
Jelena akhirnya duduk agak menjauh dari mereka dan mengawasi kedua pria tampan itu yang berkomunikasi dengan cara yang tak wajar karena pria itu sering melingkarkan tangannya di bahu Adras. Mereka memang duduk bersisian.
********
Siapa pria itu?
Ada urusan apa dia dan Adras?
dukung emak terus ya guys
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 100 Episodes
Comments
gia nasgia
waktu Uncle masih tersesat 🥺
2025-02-10
0
ˢ⍣⃟ₛ 𝐀⃝🥀💜⃞⃟𝓛 Jibril Adinda
aku baru mampir mb, ceritamu mang selalu penuh dg misteri
2023-02-04
0
Ajusani Dei Yanti
lanjut thorrrr kuh
2023-01-11
0