Sekuat tenaga Jelena berusaha membuat dirinya kuat saat ia berusaha mencium tengkuk Adras. Ia tak tahu bagaimana ekspresi Adras karena gadis itu memejamkan matanya.
Saat Jelena merasa tak ada perlawanan dari Adras, ia memberanikan diri duduk di pangkuan Adras, melingkarkan tangannya di leher sang suami dan dengan berani menempelkan bibirnya di bibir Adras. Jelena tak tahu harus bagaimana karena sesungguhnya ia tak pernah berciuman dengan siapapun. Adegan ciuman ini hanya diikutinya dari serial drama Korea.
Adras tiba-tiba mendorong tubuh Jelena. "Jangan!"
"Kenapa?" tanya Jelena dengan suara yang dibuat manja dan menggoda. Ia tetap duduk di pangkuan Adras dan membelai bagian belakang kepala pria itu. "Aku istrimu, mas. Masa sih kita tak bisa lebih intim lagi?"
"Ka...., kamu masih kuliah!"
"Apa hubungannya? Banyak kok teman-teman aku yang belum menikah tapi sudah sering begituan sama pacarnya. Kenapa kita tak bisa padahal kita adalah suami dan istri?" tanya Jelena sambil mencium pipi Adras.
"Jelena sebaiknya kau tidur." Adras mendorong tubuh Jelena agar gadisnya itu turun dari pangkuannya.
Jelena terlihat sangat kecewa. Ia pura-pura cemberut. Namun hatinya senang karena Adras tak merespons sentuhannya.
"Aku mau ke ruang kerjaku sebentar." Adras langsung keluar kamar.
"Dia memang seorang gay....!" Ujar Jelena saat Adras menutup pintu kamar. "Aku sudah harum, memakai minyak wangi yang katanya bisa membangkitkan gairah seorang pria namun dia sama sekali tak tergoda." Jelena segera naik ke atas ranjang. "Tidur ah..., capek seharian jalan." Gadis itu pun memejamkan matanya setelah lebih dulu mengambil remote untuk membuat beberapa lampu di kamar itu mati.
Adras kembali ke kamar saat Jelena sudah terlelap. Ia sengaja menunggu sampai gadis itu tertidur. Ia tahu Jelena jika sudah ada di atas ranjang, akan sangat cepat tertidur.
Di pandangannya Jelena yang sudah terlelap. Ia menutupi tubuhnya dengan selimut yang tebal. Sepertinya gadis ini memang tak biasa dengan AC yang terlalu dingin. Pada hal Adras menyetelnya hanya diangka 23. Jika Adras yang tidur sendiri di kamar ini, AC biasanya akan disetel diangka 18.
Ia pun masuk ke dalam walk in closet dan mengganti pakaiannya dengan piyama. Setelah itu ia ke kamar mandi untuk menggosok giginya dan mencuci wajahnya. Adras sangat menjaga kebersihan wajahnya karena ia memang tak suka dengan wajah yang berjerawat.
Setelah itu Adras pun berbaring di sebelah Jelena. Ranjang ini sangat luas sehingga mereka tak akan saling bersentuhan. Adras juga tahu kalau Jelena tidur tak pernah aneh-aneh. Agaknya gadis itu terbiasa tidur di tempat yang sempit sehingga ia tak memanfaatkan ranjang yang besar ini dengan membuat dirinya merasa nyaman.
Adras menarik napas panjang sambil memandang langit-langit kamarnya. Ia tak tahu sampai kapan harus menjalani pernikahan seperti ini. Adras tahu kalau ia sudah sangat berdosa. Namun perasaan adalah sesuatu yang tak bisa dibohongi. Adras tak mendustai perasaan nya tentang sesuatu yang ia tahu salah untuk tetap dimilikinya.
Adras menatap Jelena. Ia tahu kemiskinan telah membuat gadis ini bekerja keras di masa mudanya. Tangannya saja sedikit kasar. Tak seperti tangan anak gadis pada umumnya yang agak halus.
Adras tak mungkin mengahiri pernikahan ini karena menjaga perasaan Santi dan Sofia. Makanya Adras akan membuat agar Jelena saja yang meminta cerai darinya. Dan Adras berharap agar ini tak lama agar ia bisa melepaskan semua beban ini. Jujur, jauh di lubuk hatinya, Adras tak mau menyakiti gadis baik seperti Jelena. Adras berjanji dalam hatinya, jika mereka bercerai, Adras akan memberikan rumah dan uang yang cukup untuk Jelena agar gadis itu tak hidup miskin lagi.
**********
Marlisa masuk ke dapur pagi ini dan langsung cemberut melihat Jelena yang hampir menyiapkan sarapan buatannya. Entah jam berapa gadis itu bangun. Yang pasti, sekarang baru jam 6 pagi dan pekerjaan Jelena hampir selesai.
"Aku mau buat sarapan sendiri." ujar Marlisa.
"Silahkan aunty." ujar Jelena.
"Apa katamu?" Marlisa nampak kesal.
"Aku panggil uncle Jeff jadi istrinya harus aku panggil aunty."
"Sejak kapan aku menikah dengan pamanmu?"
"Sejak aku menikah dengan mas Adras, maka otomatis aunty jadi bibi aku juga."
Suni memalingkan wajahnya karena tak bisa menahan tawa melihat bagaimana beraninya Jelena menghadapi sikap Marlisa yang sombong dan arogan.
"Kamu....!" Marlisa terlihat begitu emosi.
"Santai saja aunty nanti kelihatan tua."
"Ah....kesal aku sama kamu, Jelena!" Marlisa langsung pergi meninggalkan dapur membuat Jelena dan bi Suni saling berhadapan lalu tertawa bersama.
"Syukurlah nyonya nggak kalah sama nyonya Marlisa. Kalau Santi dan Sofia nggak berani melawan karena mereka menghormati tuan Jeff.
Jelena melihat kalau Adras sudah ada di taman belakang. Lelaki itu sedang berolahraga. Dan dia melihat sekarang Marlisa ikut bergabung bersama Adras. Sesekali ia nampak berinteraksi dengan Adras namun pria itu tetap terlihat cool dan hanya membalas dengan anggukan atau menggelengkan kepalanya.
Mereka kembali sarapan bersama. Semua memuji nasi goreng buatan Jelena. Adras sendiri sempat menikmatinya walaupun sangat sedikit karena Adras memang tak suka makan nasi saat pagi hari.
Selesai sarapan, Adras kembali ke kamar dan Jelena mengikutinya.
"Mas, mau keluar?" tanya Jelena melihat Adras yang sudah mandi.
"Iya. Aku akan ke kantor."
"Aku siapkan pakaian ya? Mas biasa memakai pakaian seperti apa?"
"Aku bisa menyiapkan sendiri."
"Jangan, mas. Biar aku saja." Jelena langsung masuk ke dalam walk in closet. Ia mengambil sebuah kemeja berwarna biru dengan lengan pendek dan celana kain berwarna hitam.
Adras pun ganti pakaian sesuai yang dipilih oleh Jelena setelah itu ia langsung pergi.
"Mas ... mas.....tunggu!" Jelena mengejarnya sampai di teras depan.
"Ada apa?" tanya Adras.
Jelena mendekat. Ia meraih tangan kanan Adras lalu menciumnya. "Selamat bekerja suamiku, sayang."
Adras hanya mengangguk tanpa ekspresi lalu segera masuk ke dalam mobilnya.
Ia sampai ke kantor maskapai tempatnya bekerja. Adras akan meminta jadwal penerbangan karena masa cutinya akan berakhir besok.
Begitu ia tiba di kantor, beberapa temannya langsung menyapa Adras sambil sesekali berkelakar dengan menggodanya sebagai pengantin baru. Namun begitulah Adras. Super cuek dan selalu terlihat dingin.
Adras menuju ke ruangan wakil kepala bagian penerbangan. Saat ia membuka pintu, seseorang tiba-tiba memeluknya dari belakang. Ada tangan yang mengusap perutnya dan membuat Adras harus menelan salivanya.
"Jangan.....! Nanti ada yang lihat." ujar Adras. Namun tangan itu justru semakin nakal karena kali ini tangan itu sudah membuka ikat pinggang Adras.
"I want you, baby!"
*********
Ayo......
siapa ini?
Berikan komentar terbaikmu, sayang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 100 Episodes
Comments
Idku Nursaman
aq penasaran... siapa y....
2023-01-25
0
"lazygirl"
ternyata adras udh punya pacar toh..
drmh j jelena d tolak mentah2 eh malah bkin skandal d tpt kerja..
ampun bang jago.. 🤦♀️
2023-01-06
0
gia gigin
Adras memang sdh berbelok karena klau lelaki normal mana bisa mengabaikan yg sdh tersaji di depan mata 😂
2022-12-23
1