Semalaman Fandi menghubungiku melalui BBM, dia selalu bertanya, aku lagi apa? Udah makan belum? Udah mandi belum? Udah ngapain aja? Yaa percakapan yang penuh basa - basi. Aku berusaha mengenal Fandi lebih dalam dan mungkin saja dia adalah lelaki yang tepat untukku. Dan aku tidak mau menerka - nerka bagaimana akhirnya nanti hubunganku dengan Fandi, apakah jadian atau tidak jadian dan jika jadian apakah jadi hubungan yang serius atauh putus. Aku hanya ingin menikmati masa - masa usahaku untuk tidak selalu terbayang dengan masa lalu. Ya aku sedang berusaha itu.
"Ri, pulang bareng yuk." Ajak Fandi setelah kegiatan ospek hari ketiga selesai.
"Gue di jemput Fan. Next time yaa.."
"Oh gitu.. di jemput sama siapa?"
"Sama Bokap Nyokap gue Fan."
"Ohhhh sama camer, yaudah gapapa. Salam yaa.."
"Camer?"
"Iyaaa Calon mertua hahahaha...."
Aku hanya tertawa mendengar ucapannya yang selalu gombal.
"Iyaa nanti gue salamin yaa Fan. Kalo inget."
"Ih kok gitu sih Ri...."
"Hahahah.. udah ahh.. Gue udah di jemput di depan. Gue duluan yaa Fan."
"Yaudah hati - hati yaa cantik.."
Aku berjalan jauh pergi meninggalkan Fandi tanpa menengok lagi ke belakang. Aku tidak tau Fandi masih menungguku benar - benar hilang dari penglihatannya atau dia sudah pergi sejak aku pamit pergi pulang. Aku tidak berharap apapun itu dengan Fandi.
"Assalamualaikum Ma, Pak." Aku masuk ke mobil dan memberi salam.
"Walaikumsalam.." Jawab Mama dan Bapak serentak.
"Gimana nak? Lancar Ospek terakhir hari ini?" Tanya Mama sambil menoleh kearahku.
"Alhamdulillah lancar Ma. Akhirnyaa selesai juga Ospek campuran. Besok sampe sabtu Ospek FK."
"Banyak sekali yaa ospeknyaa..." Ledek Mama.
"Kedokterannya ngapain emangnya di ospeknya? Masuk kamar mayat?" Ledek Bapak.
"Ihhh serem amat.. Ya gaktau Pak, katanya sih besok kita disuruh kumpul aja di gedung aula FK."
"Hahahaha.... Dulu pas angkatan bapak kayak gitu loh Ri." Kata Bapak sambil meledekku lagi.
"Ihhh apasih gak laah beda jaman Bapak sama jaman aku. Jaman aku udah modern, udah gak ada tuh ngerjain junior masuk kamar mayat lagi."
"Hahahahaha... Bapak nih iseng aja cerita gitu ke anaknya." Jawab Mama sambil ikut menertawakanku yang ketakutan.
"Yaudah nanti kan kalo kamu masuk Koas juga bakal ke kamar mayat Ri." Kata Bapak.
"Hmmm itu mah beda Pak."
Aku benar - benar tidak sabar menanti hari esok, berkumpul dengan semua teman - temanku. Semua calon dokter, pasti menyenangkan bisa berkenalan dengan mereka semua.
***
"Ma...Pak... Riri tidur duluan yaa..."
"Yaudah sana istirahat, besok pagi lagi kan?" Tanya Mama.
"Iyaaa.."
"Besok jangan kesiangan ya Ri." Jawab Bapak sambil menonton berita di TV.
"Iyaa Pak, Riri kan udah beberapa harii ini gak bangun siang lagi."
"Iyaaaa yaudah sana." Jawab Bapak lagi.
Aku masuk ke kamar dan mengecek Handphoneku. Ternyata ada pesan masuk dari Fandi.
"Halo Riri.. Udah di salamin ke camer aku belum?"
"Ih Fandi nih, udah camer camer aja..."
"Hehehehe... Gak boleh ya Ri?"
"Belum boleh, lo kan masih temen gue."
"Iya deh, nanti kalo udah pacar baru boleh ya Ri?"
"Iyadeh."
"Kamu gak tidur?"
"Ini aku mau tidur Fan, besok pagi lagi soalnya."
"Yah besok gak ketemu deh, udah beda gedung."
"Kan masih bisa ketemu diluar gedung. Kita kan satu kampus Fan, tenang ajah."
"Asikk.. Berarti masih boleh ketemu Riri dong?"
"Boleh kok."
Entah kenapa Aku terus nyaman merespoon Fandi, awalnya aku memang punya niat baik dengannya untuk menghargai perasaannya kepadaku. Mungkin saja, semakin lama kita akan semakin nyambung untuk ngobrol.
"Ri... Besok Aku main ke gedung FK boleh?"
"Boleh dong..."
"Okeee.. Sampai ketemu besok yaa Ri, nanti aku telpon kamu atau chat kamu yaa."
"Iyaa Fandi. Gue tidur duluan yahh.."
"Siap cantik.. Mimpi indah yaaa..."
"Iyaa Fandi... Mimpi indah juga yaa.."
Setelah itu aku menutup pembicaraanku dengan Fandi, dan aku berusaha untuk tidur karna besok pagi - pagi aku harus sudah bangun.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 53 Episodes
Comments