Permainan Cinta
Aku adalah Riri Saputri. Seorang gadis berusia 18 tahun yang akan memasuki perkuliahan. Ini masih Riri Saputri yang gemar sepi dan juga keramaian, bisa mengikuti alur kehidupan. Riri si anak malas bangun pagi kini sudah tidak boleh lagi. Riri yang mempunyai cita - cita menjadi dokter seperti ayahnya. Itu suatu keinginan terbesar dari kecil. Hmmmm tidak sih, bukan dari kecil yaaa kira - kira waktu aku mulai masuk SMA keinginanku benar - benar yakin untuk menjadi dokter. Masa kecil hanya sering main dokter - dokteran saja dengan boneka - boneka kesayangannya. Berharap jadi dokter hewan, tapi tidak menjadi kenyataan. Saat pertama kali namaku ada di dalam pengumuman hasil kelulusan masuk kedokteran di salah satu universitas swasta di jakarta, kedua orang tuaku benar - benar tidak menyangka. Karna tau bagaimana putri satu - satunya ini tidak rajin, tidak disiplin dan mageran. Banyak sekali masalah yang terjadi saat sekolah. Dari sekolah dasar (SD), lalu masuk ke tingkat sekolah menengah pertama (SMP) dan terakhir masuk ke sekolah menengah atas (SMA). Semua itu akhirnya bisa aku lewati, mama yang berjuang untuk mempertahankan anaknya untuk tidak malas belajar dan bapak yang selalu menasehatiku dengan wejangan yang sangat menyentuh hati.
"Inget yaa Ri, kamu udah jadi anak kuliah mulai hari ini. Harus tambah rajin yaa nak.."Pagi itu mama menasehatiku di dalam perjalanan ke kampus.
"Iyaa maa Riri nanti berusaha yaa..."
"Kamu ada uang pegangan?" Seperti biasa, bapak pasti selalu memberikan uang jajan.
"Hehehe gak ada Pak.." Aku menjawab sambil terkekeh pelan.
"Kamu tuh kebiasaan, kalo gak ada uang bilang. Kalo ditanya baru jawab. Nih bapak kasih 50 ribu cukup?"
"InsyaAllah cukup pak, kan aku udah bawa bekal." Mau dikasih berapapun aku selalu menjawab cukup, karna aku adalah orang yang hemat. Sebisa mungkin sisa uang jajan akan ku tabung jika suatu saat butuh tanpa harus bilang mama atau bapak uang tabunganku pasti terpakai.
"Yaudah nih udah sampe, sana turun. Nanti telat loh... duh dandanannya rame banget kalo udah ospek gini deh." Kata mama sambil menatap meledekku.
"Ih iya nih rempong banget sebel, untung cuma 3 hari."
"Terus baru mulai belajar kapan?" Yaampun mama baru hari pertama udah ditanya kapan mulai belajar, belom siap loh huh.
"Maaaa.. cepet banget udah pengen belajar ajaa, nantiiilaah minggu depan mulai belajarnya."
"Hahahhaha capek ya nak belajar terus, alhamdulillah masuk kedokteran." Mama meledek lagi deh.
"Iyaa aku kayaknya lucky deh bisa masuk FK. Padahal otak pas - passan gini."
"Bersyukur, diluar sana banyak yang mau jadi dokter tapi gak bisa. Udah sana turun." Yap Pastinya itu kata Bapak.
***
Di cerita sebelumnya, Aku menceritakan bagaimana kisah cinta pertamaku dengan Yori. Kali ini aku akan menceritakan kekasihku di kuliah ini. Bagaimana aku bisa mengenalnya dan berpacaran dengannya. Dia sangat berbeda dengan Yori, dan lebih gombal. Tapi sayangnya kami hanya berpacaran sebentar, tapi banyak kenangan yang selalu ku ingat. Lebih tepatnya dia memberikanku banyak kenangan indah walaupun hubungan kami singkat, tidak sampai bertahun - tahun. Untuk kali ini Fandi berbeda dengan Yori, mereka adalah orang yang benar - benar bertolak belakang. Terkadang aku merasa bersalah sering membanding - bandingkannya dengan Yori. Tapi dia selalu sabar walaupun aku masih selalu melihat masa lalu. Tapi dia berbeda jika di depanku maupun di belakangku. Jadi inilah ceritanya:
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 53 Episodes
Comments