"Astaga!!"
Lana terlonjak kaget, tangannya menyenggol botol kopi yg belum ditutup.
Tetapi ada tangan lain, berjari putih dan panjang dengan sigap menangkap botol itu sehingga terselamatkan.
"Maaf, aku tidak bermaksud membuatmu sekaget itu."
Suara yg merdu dan lembut, Lana memperhatikan bibir orang didepannya setengah dikulum.
Apa dia berusaha menahan tawa?
"A-ah saya yg minta maaf, saya terlalu serius jadi tidak tahu anda ada disini."
Lana mengingat-ingat, siapa ya orang ini. Sepertinya Lana belum pernah bertemu dengannya selama dua hari perdana nya di kantor ini.
Orang itu tersenyum. Ya Tuhan, tampan sekali.
"Its ok. Tadi saya sudah bertanya padamu apakah boleh duduk disini. Tapi kamu tidak dengar. Jadi saya duduk saja dan memperhatikan kamu yg sangat serius. Dan tiba-tiba kamu berteriak."
Ada logat tak biasa ketika orang ini berbicara, semacam orang asing yg sudah lama berada di negara ini, nada bawaan dari negara asalnya belum hilang.
Orang itu adalah pria tertampan yg pernah dilihat Lana seumur hidupnya.
Kulitnya putih bersih, hidung mancung, bibir tipis dan mata tajam yg seperti sedang menelisik hati dan pikiran Lana tapi entah kenapa bersinar ramah.
Pria itu memakai kemeja putih yg lengannya digulung sampai siku dan satu kancing atasnya dibuka. Rambutnya hitam rapi, tercium samar-samar aroma aftershave dan parfum yg lembut.
Apakah orang ini real, atau hantu penunggu kantin?
Seingat Lana, ia tidak pernah mendengar ada rumor hantu tampan.
"Apakah anda lembur juga? Kenapa anda belum pulang?"
Demi menghilangkan rasa malunya karena sudah mengabaikan hantu tampan ini, Lana melirik jam. Astaga hampir pukul 11.
Mata itu masih menatap seakan sedang menunggu sesuatu, atau menginginkan sebuah jawaban.
"Aku suka lembur saat weekend seperti ini. Tidak begitu banyak orang jadi aku bisa mengerjakan dengan santai dan kadang bisa berpikir dengan tenang."
Lalu tidak ada percakapan lagi.
Lana yg salah tingkah ditatap seperti itu, buru-buru menyambar satu berkas dan berpura-pura membacanya.
"Ini proyek tower daerah Trans, kenapa kamu yg mengerjakannya?"
Tiba-tiba pria itu menarik lembar kerja Lana yg lainnya dan mengeceknya.
Dengan sekali lihat, pria itu bisa langsung tahu apa yg dipegangnya.
"Ah umm karena yg lain sibuk. Tapi tidak apa-apa, ini juga untuk pembelajaran saya karena saya baru training." jawab Lana.
"Sudah berapa hari kamu disini?" tukas pria itu.
"Baru dua hari." Lana merasa dia sedang diinterogasi.
"Pegawai training dua hari sudah mengerjakan proyek ini? Dan aku tebak kertas yg kamu pegang itu data review properti cabang K yg bermasalah, benar?" todong pria itu.
Lana mengangguk takjub. Siapa orang ini, kenapa bisa tahu?
"Apa anda dari Departemen QA?" tanya Lana.
"Siapa namamu?" Alih-alih menjawab, pria itu malah bertanya.
"Lana. Mikaela Nastya." jawab Lana takut-takut.
Alis pria itu mengernyit.
"Mikae-la Na-stya jadi Lana?"
Sekali lagi senyum dikulum itu terukir di wajah tampannya.
Lana menunduk malu. Memang namanya agak unik. Tapi dia belum pernah melihat seseorang setampan ini bereaksi seperti itu ketika mendengar namanya.
"Oh sorry Lana. Aku bukan sedang menginspeksimu. Hanya sedikit kagum trainer pemula seperti kamu bisa mengerjakannya."
Pria itu menyodorkan kembali berkas itu ke arah Lana.
"Bagian ini salah, seharusnya x ke y, bukan terbalik."
Jari telunjuk panjang putih itu menunjuk bagian yg perlu Lana perbaiki.
"Ah anda benar."
Lana segera mengambil bolpoin dan menghitung ulang.
"Kamu harus fokus dan teliti Lana, perusahaan ini bergerak di bidang properti berskala besar. Kita mendesain, memproduksi, mendistribusikan dan memasangnya juga."
"Jika kamu salah, walau hanya sedikit saja, bayangkan bagaimana jika tower ini ambruk dan mengenai warga sekitar? Tower dengan tinggi ratusan meter ini."
Lana mengangkat wajah dari kesibukannya menulis, mendapati wajah pria itu menatapnya seperti seorang ayah sedang menasehati anaknya.
Sambil melanjutkan menulis, Lana bergidik membayangkan seandainya tower itu roboh akibat kelalaiannya.
"Terimakasih, saya akan berhati-hati."
Lana menutup bolpoin nya dan mulai fokus lagi ke laptopnya.
"Dan apa lagi yg sedang kamu kerjakan itu?"
Pria itu menunjuk laptop Lana.
"Ini ... bahan rapat untuk besok."
Lana meringis, agak terkejut melihat ekspresi pria itu yg tampak kesal.
"Cih dasar Marcel, si tupai tua gemuk."
Lana masih bisa mendengar makian itu tapi memilih untuk berpura-pura tidak mendengarnya.
"Apa kamu tidak ada rencana pulang ke rumah? Sebentar lagi tengah malam."
Pria itu beranjak dari kursi, menatap Lana yg masih berkutat dengan laptop.
"Tinggal sedikit lagi. Tower dan properti cabang K akan saya lanjutkan nanti. Ini mengejar untuk bahan rapat besok."
Lana cepat-cepat membenahi ketikannya.
"Ok, saya duluan ya."
Pria itu tersenyum dan pergi.
Meninggalkan Lana sendirian yg mendadak diterpa kesunyian.
...***...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 184 Episodes
Comments
Minata Yukari
Masih lanjut
2022-11-13
1