"Ini kurang spasi. Kata pengantarnya juga agak kaku, coba kamu betulkan."
Drak,
Map hijau lumayan tebal dihempaskan di meja Lana. Si empunya map langsung berbalik kembali ke biliknya tanpa menoleh lagi.
Lana menghela nafas, mencoba sabar.
Tangannya yg sedang sibuk mengetik di laptop mengecek file perincian biaya distribusi tower, berhenti dan mengambil map hijau itu. membuka dan membolak-balikkan halamannya, sial, lembur lagi ini mah, ruwet gini, batinnya.
Belum selesai otaknya memproses apa yang harus dikerjakannya dulu, suara Drak itu muncul lagi, membuatnya terlonjak.
"Ini harus selesai besok pagi, bahan buat rapat."
Tanpa minta maaf karena sudah mengagetkan Lana, tanpa ada kata tolong, map merah itu dihempaskan ke tangan Lana yg melongo.
"Tau kan Pak Koijima orangnya killer setengah mati, awas kalau ada satu aja salah titik koma." ancam pria gemuk itu dengan wajah serius.
Lana hanya bisa mengangguk pasrah. Pria gemuk itu, yg adalah Pak Marcel, atasannya, berlalu sambil bersenandung.
Gawat, benar-benar lembur ini, batin Lana nelangsa.
Detik berganti menit, menit berganti jam. Tangan dan punggung Lana sudah kebas, pegal sekali. Dipandanginya ruangan itu yg sudah nyaris kosong.
Lana melirik kesal jam tangannya, pukul 10 malam. Huuft, pulang jam berapa akuu, jeritnya dalam hati.
Terdengar bunyi kursi mundur dan gedubrak suara memberesi meja. Hati Lana semakin meradang.
"Kau belum selesai? Duluan ya."
Pertanyaan basa-basi yg tidak perlu dijawab.
Wajah yg sama-sama lelah, tapi mungkin Lana lebih lelah.
Pria itu mencangklong tas selempang berisi laptop dan membuka pintu kantor, keluar.
Anwar, babu kedua setelah Lana di ruangan PPIC ini, akhirnya lebih memilih menyerah dan pulang ke rumah.
Lana tahu, tugas Anwar juga melimpah ruah karena orang-orang sialan ini, terutama Pak Marcel, suka sekali menyuruh mengerjakan ini itu alih-alih itu adalah tugasnya sendiri.
Lana meregangkan kedua tangannya keatas, terdengar bunyi kretek tulang-tulangnya yg menjerit kecapaian, oh enak sekali.
Ngerjain sambil ngopi lah, pikirnya sambil memberesi laptop serta map map itu dan mendekapnya di dada.
Lana menyambar dompet nya yg bergambar beruang, warna dan corak yg terlalu imut untuk gadis seumuran dia sekarang.
Tapi Lana yg bahkan belum menerima gaji karena baru dua hari mulai bekerja di perusahaan setan ini, harus menahan nahan biaya sehari-hari nya.
Jadi selama dompet unyu ini masih bisa dipakai, tolong jaga uangku yang tidak seberapa ini ya.
Lana berjalan di lorong yg sepi, yg untungnya masih terang. Memang dia pernah mendengar, orang-orang yg bekerja di perusahaan ini adalah orang-orang yg gila kerja.
Malah di bagian departemen yg lain, bahkan ada yg sampai menginap di kantor demi menyelesaikan pekerjaannya.
Dan dengar-dengar juga, ritual gila ini dimulai oleh sang CEO MT Corporation itu sendiri.
Sang CEO bisa betah berada di kantor entah itu tengah malam atau weekend sekalipun.
Patut lah perusahaan ini menjadi nomor satu dan mengalahkan para pesaingnya.
Lana berhenti di mesin minuman, membeli kopi hazelnut dingin.
Satu tangan mendekap berkas, satu tangan memegang dompet dan botol kopinya.
Lana memutuskan untuk pergi ke kantin, tentu saja rolling door sudah memenuhi dinding tempat Lana mengambil jatah makannya tadi siang. Hampir tengah malam begini, tentu saja semua stand makanan sudah tutup. Apa yg ia harapkan?
Lana menghempaskan laptop dan berkas-berkasnya ke meja di pojok kantin, duduk dan menghirup kopi dinginnya.
Segar sekali, seketika semangat yg tadinya padam menyeruak memenuhi otaknya.
Penuh tekad untuk segera menyelesaikan semua ini, Lana membuka laptopnya dan mulai mengetik. Amat sangat serius, entah sudah berapa menit, Lana bahkan tidak menyadari sekitarnya.
"Astaga!!"
Lana terlonjak kaget, tangannya menyenggol botol kopi yg belum ditutup.
Tetapi ada tangan lain, berjari putih dan panjang dengan sigap menangkap botol itu sehingga terselamatkan.
...***...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 184 Episodes
Comments
Minata Yukari
Next ya
2022-11-13
1