Bella sangat bersyukur mendapatkan uang dalam jumlah yang sangat banyak.
Ingin segera dia pergunakan uang lima juta itu untuk membeli obat bapaknya, dan membawa ibunya ke Dokter ahli Orthopedi agar kaki bu Rini bisa mendapat penanganan lebih lanjut.
Sisanya dari uang itu mereka gunakan untuk membayar hutang yang selama ini sudah menumpuk. Kalau ngomongin urusan sekolah, Anga Anggi dan juga Bella mereka semua sekolah berkat bantuan dari pemerintah karena mereka termasuk dalam data siswa kurang mampu.
Untung saja mereka termasuk anak anak yang giat , cerdas , dan bersemangat. Sehingga keadaan tidak menghalangi mereka untuk mengejar cita cita. Dan cita cita tertinggi Bella adalah menjadi designer hebat, itulah sebab mengapa di sekolah nya sekarang Bella mengambil jurusan Tata Busana.
Enam minggu sudah berlalu, kebutuhan semakin bertambah mengingat bapak Ismail yang merupakan nama dari bapak Bella , selalu membutuhkan obat untuk bertahan hidup.
Uang lima juta yang kemaren mereka terima tidak mampu bertahan lama mencukupi kebutuhan mereka, hutang yang kemaren sempat mereka lunasi kini sudah menumpuk lagi.
Malam hari di gubuk kusam milik Bella,
"Bu, Anggi masih lapar... apa sudah tidak ada nasi lagi...?? nggak pakai lauk nggak apa apa bu.. yang penting bisa di makan...", kata Anggi kepada ibunya.
"Angga juga bu, nasi sebungkus yang Angga makan bareng Anggi dan kakak membuat perut ku belum merasa kenyang...", Angga juga mengatakan hal sama seperti saudara kembarnya.
Malam itu mereka memang hanya mampu membeli nasi dua bungkus, yang mereka makan berlima. Itu pun cuma pakai lauk tahu dan tempe.
Ibu Bella tak kuasa menitikkan air mata. Beliau tidak bisa menjawab pertanyaan anak anaknya karena dirinya memang benar benar sudah tidak pegang uang lagi. Beras dan LPG juga sudah habis, mereka tidak berani berhutang ke toko sebelah karena hutang mereka sudah banyak.
Sebenarnya malam itu bu Rini bisa saja menahan diri untuk tidak makan demi anak anak nya, tetapi dia juga perlu asupan makanan sebelum mengkonsumsi obat.
Apalagi seluruh keluarga mereka terakhir menikmati makan adalah tadi pagi, itu pun nasi sisa kemaren yang hanya di beri lauk kerupuk. Menu itulah yang mengantar Angga , Anggi dan Bella berangkat ke sekolah.
Hati Bella juga ikut tersayat mendengar ucapan adik adiknya. Meski perutnya sendiri juga masih keroncongan, tapi Bella masih bisa menahan dan mengerti keadaan. Berbeda dengan kedua adiknya yang masih terlalu kecil untuk memahami arti kehidupan.
"Sabar ya nak, kalian tidur saja... besok pagi pagi sekali ibu akan minta kakak Bella pergi ke Pak Kamal untuk menjual besi bekas..nanti uangnya buat beli makan kita besok pagi..", jawab bu Rini sambil menyeka air mata.
"Tapi Angga masih lapar sekali bu....hi hi hi..", kedua saudara kembar itu mulai menangis menahan lapar di perut.
"Biar sekarang aja aku pergi ke rumah pak Kamal bu, mana besi tua yang bisa aku jual..??", kata Bella yang sudah tidak tahan mendengar tangis kedua adik kembarnya.
Sebagai saudara tertua Bella merasa juga punya tanggung jawab untuk mengenyangkan perut kedua adiknya, mengingat kondisi kedua orang tuanya yang memprihatinkan.
"Mesin jahit itu Bella, bawalah ke rumah pak Kamal... hanya itu yang bisa kita jual meski harganya tidak seberapa...", jawab ibu Bella .
Memang hampir seluruh perabot rumah sudah tidak ada, semua sudah terjual demi mencukupi kebutuhan.
"Kenapa masih berdiri di situ Bella... katanya kamu mau ke rumah pak Kamal...?", tanya bu Rini yang menyaksikan putri sulungnya masih mematung memandangi mesin jahit usang tersebut.
"Jangan bu.... jangan mesin jahit ini...", jawab Bella lirih sambil mengelus bagian atas mesin itu.
"Kenapa nak...???", tanya ibu Bella.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 71 Episodes
Comments
Ani Ani
kesian nya hidup nya
2024-02-07
0