Sore ini Aina tengah berada di ruang tengah bersama Amih dan Abi nya. Aina tiba-tiba ndusel-ndusel di ketiak Abinya.
"Pasti ada maunya, mau apa?" Tanya Abi sambil terkekeh. Aina memang akan selalu menjadi gadis kecil di mata Abi.
"Abi, Abi kan kemarin udah janji mau beri Aina kesempatan buat kenalin laki-laki mana yang Aina suka dan suka Aina, Aina nggak pacaran lhoo Bi, cuma kita dekat ya namanya juga mahasiswa ketemu setiap hari, kita juga kan sudah dewasa Bi," ucap Alaina.
"Suka bandel ih, dibilang jangan suka main-main asmara Na." Amih protes. Biasa lah emak-emak memang lebih protektif dengan anak gadisnya.
"Aina nggak pacaran Mih, kan tadi Aina bilang nggak pacaran, Amih ih, kaya nggak pernah muda aja."
Amih menghela nafasnya, anak gadisnya memang terkadang sulit diberi tahu. Aina anak bungsu, anak perempuan satu-satunya memang sangat dimanja tapi juga terkadang harus keras dalam mendidiknya.
"Okeh, Abi tunggu, malam ini kan?" Abi menerima tantangan putrinya, walaupun sebenarnya Abi sudah mantap ingin menjodohkan anaknya dengan laki-laki pilihannya, tapi Aina juga berhak memperjuangkan asamaranya. Abi memang begitu sangat mencintai Aina.
"Abi memang baik, Aina lope lope pull sama Abi." Aina mengeratkan pelukannya di perut Abi. Sementara Amih memasang wajah cemberut karena suaminya memberikan kesempatan pada Aina untuk bernegosiasi dengan laki-laki pilihan Aina.
"Amih, kenapa? Cemburu ya Aina peluk Abi." Aina terkekeh, sedangkan Amih malah melengos. Aina lalu menghampiri Amihnya, kini Aina bergantian memeluk Amihnya.
"Aina cinta banget sama Amih sama Abi, Aina nggak bakalan kecewain kalian kok." Amih memang tidak bisa marah dengan Aina, Amih akhirnya luluh, tersenyum dan mengelus kepala Aina dengan penuh kasih sayang.
***
Adzan magrib sudah berkumandang, Aina salat di rumah dengan Amihnya di mushola rumahnya. Sementara Abinya salat di masjid. Selesai salat Aina kembali ke kamarnya, ia melihat ponselnya, menunggu balasan dari Kak Rasyid jam berapa akan ke rumahnya.
Hampir mendekati Isya, tidak ada balasan dari Kak Rasyid, bahkan saat nomer ponselnya ditelfon malah tidak aktif, Aina mulai gusar.
Amih mengetuk pintu kamar Aina, mengajak Aina makan malam. Ah rasanya Aina sudah tidak ada selera makan malam ini. Tapi kalau nggak makan pasti Amih ngomel-ngomel. Sudah dimasakin nggak di makan, nggak boleh buang-buang makanan. Dan panjang lagi.
Aina duduk di meja makan. Abi dan Amih ternyata sudah mulai makan. Aina menyendok sedikit nasi dan lauk pauk. Amih mulai memperhatikan Aina.
"Tumben makan sedikit?" Tanya Amih, karena biasanya anak gadisnya memang makannya banyak, tapi walaupun makannya banyak, tubuh Aina tergolong tidak mudah melebar.
"Diet Mih,"ucapnya berdusta, padahal lagi deg-degan karena Kak Rasyid tidak ada kabar.
"Hemm, nggak usah bohong deh, kamu lagi mikirin cowo itu kan, kenapa nggak datang-datang kan?" Dih Amih udah kaya cenayang, bisa nebak pikiran Aina, Amih itu memang sakti.😆
"Tadi pagi dia janji kok mau kesini, mau minta Aina sama Abi."
Abi tersenyum, "Jangan berucap janji yang tidak bisa ditepati karena pria sejati adalah dia yang bisa memegang janjinya, bukan mengumbar janji."
Jleb, Abi nih kalau ngomong jleb banget. Aina bingung mau jawab apa. Nyatanya hingga jam 9 malam Rasyid tidak datang, nomor ponselnya pun mendadak tidak aktif.
Gusti, Aina nggak mau jadi suami Om Om. Teriak Aina dalam hati.
☘️ Bersambung ☘️
.
.
.
.
Intermezzoo:
(Ada sih sebagian lelaki yang benar-benar ingin mapan dulu baru menikahi gadis pujaan hatinya. Ya hanya 1% lah🤣 selebihnya modal nekad semua, yang penting KAWIN dah, eh nikah maksudnya, sebagai orangtua kita harus mengedukasi anak-anak kita ya mak ketika mereka sudah dewasa, kehidupan pernikahan itu yang banyak duit aja masih banyak masalah, apalagi yang nggak ada duit🤣 duit lagi duit lagi, tapi nyatanya emang gitu sih🤣 jadi harus banyak belajar dulu secara finansial, emosional, mental dan agama tentunya, dah wassalamu'alaikum🤭)
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 51 Episodes
Comments
Siti Mujimah
bener banget mak..semua harus pake duit emang realistis az deh
2023-07-04
0
Ririe Handay
om om itu kan yg kamu tembak dulu na
2023-03-29
0
Nanda Lelo
duit bukan segalanya ❎
segalanya butuh duit ☑️
2023-01-22
0