"Assalammu'alaikum, hallo?, dengan siapa ini?", dari sebrang telpon terdengar suara lembut seorang wanita.
"Bun ini aku!, aku mau minta tolong bunda kesini bisa sekalian bawa dua handphone yang masih tersegel di kamar, bawa kartu kredit aku juga, aku simpan di laci", leonard to the poin pada inti pembicaraannya, karena bila dia tidak langsung memberi tahu ibunya pasti kejadiannya akan semakin panjang.
"Eh leo!, bukannya jawab salam malah memerintah seenaknya ke orang tua!, dimana kamu?, tadi nathan bilang kamu putus cinta dan bawa mobilnya!", bunda elvie merasa lega namun dia juga tetap merasa khawatir pada putra sulungnya.
"Aku di RS 45 bun!, dah ya leo sibuk!", tut..tuut tuut..
Sambungan telpon terputus, perawat yang melihat kelakuan leonard mengangkat alisnya sebelah, merasa heran dengan tingkah laku pria di hadapannya.
Leonard menghapus panggilan terakhir dari ponsel tersebut dan mengembalikannya pada sang empu, "terima kasih, untuk masalah jenazah almarhumah saya akan menunggu raisa siuman, tidak pantas rasanya bila saya melakukan sesuatu tanpa sepengetahuannya".
Perawat itu mengangguk setuju, "namun alangkah lebih baiknya bila jenazah di semayamkan secepatnya".
Leonard tidak menanggapi dia memijit pelipisnya yang terasa berdenyut niat hati akan memakan pil setan malam inipun gagal.
Kepala leonard terasa berdenyit, dirinya yang di tinggalkan kekasihnya, dan disisi lain raisa yang di tinggalkan sang ibu untuk selamanya.
Seorang dokter dengan jas kebanggaannya menghampiri leonard, "eh leo?, kamu yang bawa raisa kesini?", dokter itu menyapa leonard yang memang sangat mengenalnya.
Leonard dengan posisi dirinya yang tengah duduk di kursi tunggu membuat leonard tidak dapat mengetahui pria di hadapannya hanya suaranya saja yang terdengar familiar, leonard mengangkat kepalanya.
"Eh ferry?, kamu yang tangani raisa?", tanya leonard bingung.
Sebuah jawaban berupa anggukan menerjemahkan kebenaran, ferry duduk di samping leonard dan menepuk lembut pundak temannya.
"Raisa akan baik baik saja meski sekarang kondisinya down tapi tidak mengancam keselamatannya, dan satu hal lagi aku sangat mengenalmu leo!, tapi aku berharap kamu sebaiknya jauhi raisa, dia gadis lugu yang baik, dunia kalian sangat berbeda", ucap dokter ferry yang merasa khawatir, selain karena dia sudah menganggap raisa seperti adiknya sendiri dokter ferry juga takut gadis polos itu akan terbawa pergaulan yang tidak baik.
"Heh.. Lo tu jadi teman gitu banget!, meski gue nakal gue juga gak bakal kali ngapa ngapain tu bocah!", ucap leonard menengadahkan wajahnya menatap langit langit.
"Syukur deh!, feet..kamu kan selalu di kelilingi wanita yang berpakaian kurang bahan", ferry menahan tawanya saat mengingat bagaimana kehidupan leonard.
"Ck, salah apa kalo gue mau tobat!", leonard berdecak tak suka, meski dunianya terbilang bebas dan tidak mengikuti aturan tapi dia juga tidak mungkin merusak gadis kecil seperti raisa.
"What?, tobat!, aku gak salah denger?, kamu bilang kamu mau tobat?", ferry bertanya beberapa kali memastikan kebenaran yang di ucapkan leonard.
"'Allohu akhbar allohuakbar..."', suara adzan berkumandang membuat leonard bangkit dari duduknya.
"Tolong tempatkan raisa di ruang VVIP biar aku yang urus pembayarannya!, satu lagi jangan lo lagi yang periksa dia, gua mau dokter cewek yang periksa!", leonard menunjukan jari telunjuknya ke arah ferry menegaskan ancamannya.
"Ck, aku dokter leo, aku punya aturan sendiri istriku saja tidak marah ngapa kamu sewot gitu!", ferry terhentak mendengar ancaman leonard dan menegaskan kembali perinsipnya.
Leonard menggaruk tengkuknya dia lupa bila ferry sudah menikah, "dah.. gua urus administrasi dulu", leonard membalikan badannya dan mengangkat tangannya menandakan perpisahan.
Ferry hanya menggeleng, dia bersyukur leonard akhirnya tersadar dan mencintai wanita yang baik, namun di sisi lain dia juga merasa kasihan dengan raisa yang mungkin akan risih dengan kedatangan leonard yang memang memiliki sifat manja meski dia juga dewasa pada saatnya.
"mudah mudahan lo bener bener tobat leo..!".
ferry menatap punggung yang perlahan meninggalakannya, dia menghembuskan nafasnya kasar dan beranjak dari tempat itu.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 66 Episodes
Comments