>>>
Tubuh mungil yang kini ada didepan rias kaca terlihat pucat bagaimana tidak semalaman ia menangis dan juga terngiang-ngiang dengan kata-kata yang dilontarkan oleh sang suami.
" Allysa" gumam Yuki.
Sungguh dadanya terasa sesak saat mengetahui kebenaran bahwa sang suami masih terus mencari kekasihnya tersebut.
" Kheh sayang" remeh yuki saat mendengar Al menyebut mesra sang kekasih didepannya.
" Jalang?" lirih yuki dan mengamati setiap inci di wajahnya yang pucat.
" Ya Tuhan berilah kekuatan untuku yang lemah ini" batin Yuki.
Saat tengah selesai dengan pikirannya Yuki beranjak dari kamarnya dan ketika melewati kamar sang suami Yuki melihat di balik sela pintu tersebut bahwa sang suami masih tertidur.
" Apa mas Al nggak ke kantor?" pikir Yuki
" Aku bangunin nggak ya?"
" Nanti kalau aku bangunin marah"
" Tapi kalau nggak di bangunin takutnya ada yang penting di kantor"
Gumaman Yuki mengisyaratkan kebingungan di hatinya ia bimbang ia hanya ingin mengurangi sedikit kemungkinan sang suami yang emosi .
Dengan ragu akhirnya Yuki masuk ke dalam kamar sang suami.
Tap
Tap
Tap
Yuki kini ada disamping sang suami yang masih tertidur pulas dan menampakkan kelelahan diwajahnya.
" E e emasss" ragu yuki
" Masss"
" Mas bangun, mas Al"
" Mas bangun ini sudah jam 8 lewat kamu nggak ke kantor?"
" Enghhh" Al berbalik memunggungi Yuki
" Mas Al bangun kamu ngantor nggak?" sabar Yuki
" Mas" kali ini Yuki sambil menggoyangkan pundak Al
" Mas Al"
Srettt
Al berbalik dan langsung menatap tajam Yuki karena tidurnya terganggu.
Yuki terkesiap saat Al kini berdiri di hadapannya seakan-akan mengintimidasinya.
" Berapa kali gue bilang lo jangan pernah masuk kamar ini jalang" tekan Al
" Ta ta tapi aku hanya membangunkanmu mas untuk ke kantor" gidik Yuki
" Persetan dengan alasan itu gue harap ini yang terakhir lo masuk ke kamar gue".
Bruk
Al keluar dan mendorong Yuki sampai terhempas ke king sizenya.
Bragggg
Al membanting pintunya dan segera turun untuk berenang mungkin.
" Hufttt salah lagi, kapan kamu akan benar di matanya Yuk" miris Yuki
Saat Al berenang Yuki membuatkan teh hangat dan mengambilkan beberapa cemilan di dekat kolam tak lupa juga handuk untuk sang suami brengsek nya.
"Mas aku buatin teh hangat dan ada cemilan di sini ya" teriak Yuki namun tak ada jawaban dari sang suami dan Yuki segera pergi sebelum suaminya kembali mengamuk.
Hap
Yuki duduk di sofa ruang keluarga dan berfikir.
" Apa aku cari kerja aja ya?"
" Tapi kalau aku kerja rumah tanggaku terbengkalai dong?"
" Tapi itu kan tergantung kita yang mengatur waktu"
"Iyah mungkin aku cari kerja aja"
" Tapi aku takutnya mas Al tersinggung"
Yuki beragumen sendiri dalam keheningannya dan akhirnya memutuskan untuk tidak bekerja karena takut menyinggung sang suami.
_____
Al menepi ke pinggir kolam dan melihat ada secangkir teh, beberapa dan juga handuk untuk nya, sekilas Al nampak sendu memikirkan ini semua mengapa hidupnya begitu menyedihkan? Mengapa ia harus menyakiti gadis yang polos seperti Yuki? Entahlah hatinya berkata ini salah tapi otaknya bekerja tak demikian.
Al meminum sedikit teh nya untuk sekedar memberi kehangatan pada tubuhnya.
"Gue harus secepatnya menemukan Allysa, sebelum gue benar-benar akan kehilangan dia" gumam Al dan sibuk dengan cemilannya.
_____
Yuki bersiap-siap untuk menjenguk anak-anak asuhnya di rumah kebanggaan mereka karena hanya dengan mereka Yuki dapat melupakan sejenak beban didadanya.
Saat menuruni anak tangga yang terakhir Yuki berpas-pasan dengan Al yang baru saja selesai berenang.
" Mas aku pergi sebentar ya, semua makanan udah aku siapkan" pamit Yuki
Tanpa menoleh ataupun menjawab Al langsung naik kelantai atas.
" Gusti! " lirih yuki
_____
Yuki tiba di tempat yang ditujunya ia dapat melihat beberapa anak-anak asuhnya tengah belajar dengan guru yang di tunjuknya.
" Bagas lihat bunda datang" girang Andre
" Iyah bundaaaaa" sapa beberapa anak yang lainnya
Anak-anak yang bisa dihitung dengan jari tersebut langsung berhambur memeluk Yuki sedangkan sang guru hanya dapat tersenyum ramah.
" Hai sayang apa kabar? Gimana belajarnya? Senang?"
" Senang dong bun"
' Yaudah terusin dulu ya belajarnya bunda lihat dari sini"
' Oke bunda" kompak anak-anak
>>>
Axel menelisik setiap tempat yang ada di kafe tersebut namun nihil apa yang dicarinya tidak ada, yah beberapa hari ini Axel memang sengaja mampir ke kafe Kasih Sayang berharap gadis yang menggetarkan hatinya dapat di jumpa kembali namun sayang mungkin dewi fortuna belum berpihak kepadanya.
" Kemana ya gadis itu? Kenapa susah banget ketemu dengannya?' gumam Axel
Saat Axel sibuk dengan pikirannya tiba-tiba ada yang membuyarkannya.
" Woy" teriak seseorang yang di ketahui sebagai sahabatnya itu
" Apasi lo Gib?" kesal Axel
" Lo kenapa? Terus ngapain disini?"
" Lo juga ngapain disini?"
" Biasa ketemuan sama Al"
" Kok nggak ngajak gue?"
" Gue udah datang ke kantor lo tapi lo nya nggak ada"
" Oh"
" Asem lo" kesal Gibran
" Hai" sapa Al kepada dua sahabatnya
" Hem"
" Gib gimana? Ada perkembangan nggak?"
Gibran sempat berfikir dan memandang Axel namun yang dipandang justru melengos.
" Gue akan kasih tahu lo tapi gue minta Alamat rumah lo" jawab Gibran
" Lo cari perkara sama gue Gib?"
' Bukan gitu Al gue cuma berjaga-jaga aja kalau lo mabok berat"
" Bukan urusan lo, sekarang lo mau kasih tahu atau nggak? Kalau nggak gue cabut"
" Oke oke puas!!" kesal Gibran
" Buruan"
" Allysa sekarang ada di Paris tempatnya di apartement ibukota block flamboyan, Allysa kesana meneruskan kuliahnya dan juga menghindar dari lo" lancar Gibran
" Menghindar?" heran Al
" Iya Allysa tau tentang perjodohan kalian"
" Sial" desis al
Axel hanya tersenyum kecut sungguh ingin rasanya dia menghajar Al yang tidak tau malu tersebut bagaimana bisa dia mencari informasi kekasihnya sedangkan dia sudah beristri? Bukankan nanti bukan hanya mereka berdua yang tersakiti? Tapi ada pihak yang lebih tersakiti? Yaitu Istri Al.
" Udah pesen belum?" tanya Al
" Belum, gue baru datang"
" Yaudah kita makan bareng aja sebelum kembali kekantor"
Al, Axel dan Gibran sibuk dengan pikiran masing-masing sampai akhirnya pesanan datang.
Ketika ingin menyentuh makanan Al melihat Yuki dari arah pintu masuk anehnya disini Yuki tidak sendirian melainkan bersama dengan beberapa anak. Mereka anak siapa? Pikir Al
Pandangan Axel dan Gibran reflek ikut ke arah pandang Al.
Senyum rupawan Axel seketika terlukis saat menemukan gadis yang di carinya.
Tepat meja yang ditempati Yuki dan yang lainnya berseberangan dengan Al dan Al dapat melihat senyum tulus yang terlukis di bibir indah Yuki.
" Bunda kenapa kita kesini?"
" Bunda?" kernyit Al dan Axel bersamaan
" Iya sayang soalnya tadi makanannya habis oleh ayah jadi kita kesini deh" manyun Yuki
Axel tersenyum melihat tingkah yuki yang seperti menyesal itu.
" Baiklah bunda nggak apa-apa kok kita kesini, tapi besok bunda masakin kita ya? Kita kan kangen sama masakan bunda"
" Siap boss" senyum Yuki
Hati Al bergetar dadanya sesak dan seketika kelakuan kasarnya terngiang di otaknya.
"Lo brengsek Al"
" Itu cuma topeng Al lo jangan terpengaruh"
Bisikan demi bisikan jahanamnya kembali terdengar ditelinga kiri Al
" Gue cabut" datar al
" Pesenan lo ?"
" Gue ada kerjaan"
"Serah lo deh"
Axel beranjak dari duduknya
" Eh eh Xel lo mau kemana? Lo pergi juga? Elah punya sohib gini amat yak'' gerutu Gibran
" Gue mau nyamperin gadis coklat itu" jawab Axel dan berlalu
" Jadi Axel beneran suka sama dia?" heran Gibran dan melihat usaha Axel.
Gibran kembali sibuk dengan makanannya yang sempat terabaikan itu
" Hai" sapa Axel dengan senyum mautnya
" Hai ayah ganteng" kompak anak-anak
Yuki menutupi wajahnya karena malu.
" Hai anak-anak manis kalian memanggilku ayah?" senang Axel
" Em em maaf mas mereka memang rada ngaco" salting Yuki
" nggak apa-apa mbak aku seneng kok"
" Tuh bun ayah aja seneng kenapa bunda malu?"
" Bukan begitu Ndre cuma ayah kalian kan bu..."
" Nggak apa-apa mbak aku nggak keberatan kok"
" Tapi??"
" Ayah mau makan sekalian?"
" Boleh?" kerling Axel ke Yuki dan mendapat anggukan dari Yuki
' Yess" batin Axel hehehe
Gibran manyun pasalnya dia di tinggal sendiri sedangkan kedua sahabatnya raib kemana.
Pesanan sudah datang dan semua bersorak gembira saat melihat makanan yang sepertinya enak.
" Yeyyyyy" heboh anak-anak
" Ayah, bunda selamat makan" polos Agni yang paling kecil
" Selamat makan" kompak Axel dan Yuki
" Silahkan makan mas"
" Axel aja mbak" lembut Axel
" kalau begitu Yuki aja"
" Oke"
Setelah percakapan tersebut tidak ada obrolan apapun karena mereka sibuk dengan makanan masing-masing.
_____
Jam menunjukkan 20.00 Yuki baru saja pulang dan buru-buru dia memasuki rumah dan menyiapkan hidangan untuk sang suami namun saat masuk Yuki melihat Al tengah menonton tv. Tumben sudah pulang pikir Yuki.
Mata Yuki nanar melihat hidangan yang dari pagi belum tersentuh.
Dengan cekatan Yuki membereskan masakkannya dan menghampiri sang suami.
" Mas mau di masakin apa?" tanya yuki namun tidak ada jawaban
" Mas pasti belum makan kan? Mas mau aku masakin apa?" sabar Yuki
Prangggg
Sebuah remote hancur berkeping keping karena di banting oleh Al dengan angkuh Al melewati yuki yang menunduk.
''Bertahan selagi kamu masih bisa bertahan Yuk, jika kamu harus melepaskan setidaknya kamu pernah menjalani berjuang untuk rumah tanggamu" semangat Yuki
" Setidaknya dia nggak mabuk seperti biasanya" lega Yuki
Al berdiri di balkonnya dan melihat beberapa photo yang ada di galeri ponselnya ada banyak photo kekasihnya dan juga dirinya sungguh saat-saat itu adalah saat yang membahagiakan sampai akhirnya si wanita jalang itu menghancurkannya pikir Al.
Skip
Gibran kini ada di kantor Al dan Axel malas untuk membahas kekasih nya Al sungguh dia tidak suka dengan cara Al yang tidak lebih dari seorang pecundang.
"Lo yakin akan nyusul Allysa Al?"
" Iya gue akan beberapa hari kesana dan gue akan bawa dia ke Indonesia"
" Terus istri lo?"
" Persetan dengan si jalang itu"
" Lo nggak boleh gitu Al, biar bagaimanapun lo udah punya tanggung jawab"
'' Udah berapa kali gue bilang jangan sebut wanita jalang itu istri gue"
" Nyatanya dia istri lo Al"
" Tapi gue nggak merasa punya istri"
" Lo coba deh terima kenyataan"
" Sampai kapanpun gue nggak akan pernah terima kenyataan keparat ini"
" Lo keterlaluan Al"
" Terserah apa kata lo"
" Yaudah kalau sahabat lo aja nggak lo dengar gue bisa apa? Paling menunggu saat-saat dimana lo akan menangis batin mengingat kebrengsekan lo terhadap istri lo" datar Gibran kemudian pergi dari kantor Al.
" Sial kenapa sahabat gue nggak ada yang dukung gue? Tapi persetan gue akan tetap mempertahankan Allysa demi kebahagiaan gue" tekad al
Pagi hari>>>
Yuki mengepel lantai saat sudah selesai menyiapkan sarapan untuk suaminya.
Saat Yuki fokus dengan lantainya ia tersadarkan dengan suara langkah kaki yang sudah dapat dipastikan adalah sang suami namun yang ditanyakan kenapa sang suami sepagi ini sudah siap dan yang membuatnya bingung adalah koper kecil yang kini ada ditangannya.
Dengan langkah santai dan muka datar al melewati Yuki begitu saja.
" Mas mau kemana? Kenapa bawa koper?" takut takut yuki
Namun tak ada jawaban dari Al karena Al terus saja berjalan tanpa mempedulikan sang istri yang bertanya.
Cukup kali ini Yuki tidak bisa berdiam diri ini masalah koper sialan tersebut apa Al akan pergi meningalkannya, apa Al akan angkat kaki dari rumahnya?? Semua membuatnya bertekat bertanya kepada Al entah itu akan berujung emosi ataupun pertengkaran.
" Mas" teriak yuki
Dan seketika al berhenti namun tidak berbalik.
" Aku mohon sekali saja jawab pertanyaan aku"
" aku ini manusia, aku bukan seonggok patung" serak Yuki
" Aku mohon jawab pertanyaanku"
Al berbalik dan mendekati Yuki jangan lupakan tatapan elangnya yang membuat nyali Yuki menciut.
" Siapa lo berani membentakku?"
" Aku ini istrimu mas"
Rettt
Al menarik rambut Yuki dan menatap nya tajam
" Ahh sakit mas"
" Jangan pernah lo menganggap gue ini suami, cukup sekali lo nyebut sebagai istri gue" tekan Al dan melepaskan tarikannya.
" Setidaknya kamu menjawab mas aku nggak menuntut lebih"
" Bukan urusan mu"
" Tapi aku ini istrimu mas" tekan Yuki
Plakkk
Al menampar pipi chubby Yuki tentu saja Yuki merasakan perih teramat ini bukan masalah tamparan namun masalah hatinya. Hatinya lebih perih daripada pipinya.
Al sendiripun tak menyangka akan sekejam itu namun apa boleh buat sudah terlanjur.
" Baru aja gue bilang jangan pernah ngaku lo sebagai istri gue, dan itu adalah hasil dari kelancanganmu" datar Al.
" Aku akan pergi ke Perancis beberapa hari, itu udah gue jawab" datar Al lalu pergi meninggalka Yuki yang masih memegangi pipi merahnya dan juga dadanya.
" Hoh hohhh, sabar Yuk sabar semua ada waktunya lo masih punya Tuhan untuk mu bersandar" isak Yuki.
Semua akan datang tepat pada waktunya itulah yang selalu di pegang teguh oleh seorang Yuki Rayana Kato suatu pernyataan yang sederhana namun mempunyai makna yang begitu besar dan mampu menenangkan hati yang hancur tak bersisa.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 44 Episodes
Comments