Episode 5

Bu Yani Tersenyum dia meminta Adel duduk di samping nya, Adel duduk di samping Bu Yani..

Bu Yani memegang tangan Adel.

"Tante sangat berharap kamu menikah dengan Alan anak Tante, Tante yakin kalau kalian jodoh, Tante harap kamu jangan berubah pikiran yah." ucap Bu Yani.

Adel terdiam sejenak. "Tante ingin sekali melihat anak Tante menikah. Dan juga Tante ingin memiliki Cucu." ucap Bu Yani.

"Iyah Tante." jawab Adel. Dia hanya bisa menginyakan karena dia juga tidak mungkin menentang kata-kata Bu Yani.

Cukup lama mereka berbincang-bincang Di kamar. Bu Yani tidak berhenti bercerita atau menanyakan sesuatu.

"Ini sudah jam sembilan malam Tante, sebaiknya aku pulang yah." ucap Adel.

"Oohh gitu yah, apa kamu tidak mau menginap saja di sini?" tanya Bu Yani.

"Tidak Bu, besok aku sekolah." ucap Adel.

Mereka keluar dari kamar..

"Pah.. Alan mana?" tanya Bu Yani kepada suami nya.

"Mungkin di kamar nya, panggil saja ke kamar nya mah." ucap Pak Daniel.

"Kamu tunggu di sini yah, Tante mau manggil Alan dulu."

Adel menganguk. Setelah Bu Yani pergi Adel di suruh duduk oleh pak Daniel.

"Kalau Alan macem-macem kepada kamu, atau sifat nya kurang baik langsung bilang saja kepada om dan. Tante." ucap Pa Daniel.

"Iyah Om." ucap Adel.

"Tok!!! Tok!! Tok!!" Bu Yani mengetuk pintu Berkali-kali namun pintu tak kunjung di buka oleh Alan.

Bu Yani memutuskan untuk masuk. Setelah masuk ternyata Alan sudah tidur. Bu Yani menghela nafas panjang.

"Huff Alan kenapa kamu tidur? Kamu belum mengantarkan Adel pulang ke rumah nya, orang tua nya pasti sudah menunggu dia." ucap Bu Yani membangun kan Alan.

Alan membuka mata nya. "Ada sih mah?" tanya Alan.

"Malah Nanya ada apa? Adel sudah mau pulang, kamu anterin gih." ucap Bu Yani.

"Dia sudah besar, suruh pulang sendiri saja Mah, aku ngantuk dan capek." ucap Alan.

"Bangun! Apa kata orang tua nya Kaka tau anak nya pulang sendiri malam-malam." ucap Bu Yani.

Di dalam mobil..

"Lain kali kalau datang ke sini sudah malam, tawar kan diri untuk pulang sendiri! Jangan selalu merepotkan saya." ucap Alan.

Adel yang baru saja duduk di samping Alan terdiam langsung mendengar perkataan Alan.

"Saya besok harus kerja, tadi saya seharian kerja dan harus menjemput kamu, dasar anak kecil! bisa nya merepotkan saja." ucap Alan.

"Maafin aku kak, aku janji tidak akan melakukan itu terjadi lagi. sekarang aku bisa pulang sendiri kok." ucap Adel.

"Kalau kamu bisa kenapa tidak dari tadi? setelah saya bangun kamu baru ngomong seperti itu." ucap Alan Terus membentak Adel.

Adel hanya menunduk kan kepala nya.

"Maaf Kak." ucap Adel.

"Keluar kamu dari mobil saya dan pulang sendirian sana." ucap Alan.

"Baiklah kak, aku pamit yah." ucap Adel membuka pintu. Alan hanya melihat saja, dia berfikir Adel hanya berpura-pura saja dia tidak Akan bisa pulang sendiri.

Adel berjalan keluar dari gerbang.

Tidak beberapa lama menghilang dari cermin yang dari tadi di lihat oleh Alan.

Alan jadi bingung kemana dia pergi. Dia mengeluarkan mobil nya dan melihat Adel yang Terus berjalan sampai menemukan Taksi atau apalah namun sudah lama berjalan dia juga tak kunjung dapat.

Hari mulai gelap dan juga mendung. Gerimis sudah mulai turun. Adel berlari mengejar mobil yang keluar dari Simpang namun tidak ada juga.

"Aaaa kaki ku sudah sangat sakit seketika." Adel tiba-tiba jatuh.

"Ayo naik!" ucap Alan yang berhenti di samping Adel. Adel menggeleng kan kepala nya.

"Cepat naik jangan keras kepala!" ucap Alan. Adel langsung naik.

Alan Menatap Adel.

"Kalau kamu bisa pulang sendiri bukan seperti ini, kamu seperti anak kecil yang di tinggal oleh ibu dan Ayah nya." ucap Alan.

Tidak beberapa lama akhirnya sampai di depan rumah Adel.

"Terimakasih banyak kak, aku minta maaf sudah merepotkan kakak." ucap Adel langsung keluar dari dalam mobil.

Alan tidak lagi singgah dia melihat Adel yang berjalan terseok-seok.

Satu Minggu kemudian...

"Adel..." Panggil salah satu laki-laki nya.

"Iyah." jawab Adel yang sedang belajar di samping nya.

"Aku melihat kamu akhir-akhir ini seperti banyak pikiran, kamu juga tidak pernah ikut bergabung main bersama kita." ucap Teman nya yang bernama Yoga.

Adel menoleh ke arah Yoga.

"Bukan nya aku tidak mau, hanya saja aku ingin lebih fokus belajar. Sebentar lagi ujian." ucap Adel.

Yoga tersenyum.

"Oohh gitu yah." ucap Yoga. Adel tersenyum.

"Kamu sibuk gak nanti sore? Aku mau ngajakin kamu jalan-jalan sore ke taman." ucap yoga.

"Enggak kok, aku bisa." ucap Adel, Yoga tersenyum.

Setelah beberapa lama akhirnya akhirnya mereka selesai belajar. Pulang sekolah Adel menunggu Yoga di parkiran motor.

"Maaf yah buat lama nunggu, aku pinjam helm Dulu, aku hanya punya satu." ucap Yoga. Adel tersenyum.

Mereka pun keluar kan motor Yoga.

"Adel..." panggil Bu Yani dari dalam mobil melihat Adel dan yoga berboncengan.

"Itu siapa Del?" tanya yoga.

"Itu Tante aku," ucap Adel, dia turun dari motor.

"Tante kok bisa ke sini?" tanya Adel.

"Tante mau jemput kamu lah. Ini teman kamu yah?" tanya Bu Yani.

"Iyah Tante ini teman aku nama nya Yoga." ucap Adel. "Yoga Tante." ucap Yoga dengan sopan menyalim tangan Bu Yani.

"Pinjam Adel nya sebentar yah Yoga." ucap Bu Yani langsung menarik tangan Adel.

Adel berusaha membuka helm.

"Aku harus pergi dengan Tante." ucap Adel. A

Yoga tetap tersenyum.

Adel kaget melihat di dalam mobil ternyata ada Calon suami dan juga Calon papah Mertua nya. Adel bingung mereka mau membawa Adel kemana.

"Maaf yah Tante ke sini gak bilang-bilang dulu. Satu Minggu lagi acara pernikahan kalian berdua. Jadi Tante sama Om mau membantu kalian memilih baju ." ucap Bu Yani.

Adel sedikit syok namun Adel hanya tersenyum.

Selama perjalanan tidak ada percakapan. Tidak beberapa lama akhirnya sampai.

"Nih tukar baju kamu dulu. Malu kalau pakai baju sekolah seperti ini." ucap Bu Yani. Adel mengambil Paper bag nya.

"Alan kamu anterin Adel ke ruang ganti." ucap Bu Yani.

"Dia sudah besar, dia tau sendiri." ucap Alan.

"Alan,.." ucap papah nya. Alan tidak bisa mengatakan apapun lagi dia langsung mengikuti perintah orang tua nya.

Adel mengikuti Alan ke arah ruang ganti baju.

"Jangan lama-lama." ucap Alan. Adel masuk ke ruangan itu dan menukar baju nya.

"Loh kenapa terlalu terbuka seperti ini sih?" ucap Adel karena dress ala Sabrina.

Episodes
Episodes

Updated 82 Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!