Episode 2

Karena kebetulan kekasih nya tidak jauh dari rumah nya akhirnya mereka memutuskan untuk bertemu.

"Alan kamu mau kemana lagi?" tanya Mamah nya.

"Aku mau ketemu pacar ku mau." ucap Alan.

"Loh bukannya mereka LDR?" ucap Mamah nya Heran namun Alan sudah terlanjur pergi.

Tidak beberapa lama sampai di cafe yang tidak terlalu ramai. Alan menelpon kekasih nya ternyata ada di lantai atas, Alan naik ke lantai atas.

"Sayang..."Alan langsung memeluk kekasihnya. Mereka berpeluang.

"Sudah lama kita tidak bertemu, aku sangat merindukan kamu, kenapa kamu tidak bilang kalau akan pulang ke Jakarta?" tanya Alan.

Ternyata Kekasih nya adalah Mutiara kakak perempuan Adeline.

"Maafin aku sayang, aku pulang mendadak karena permintaan orang tua ku." ucap Mutiara.

"Oohh begitu." ucap Alan.

"Seperti nya kamu mau membicarakan hal yang sangat serius sekali, ada apa?" tanya Mutiara.

"Aku ingin mengajak kamu menikah." ucap Alan.

"Menikah?" tanya Mutiara kaget.

"Iyah.." jawab Alan.

"Kenapa mendadak? Kita baru pacaran satu tahun, kamu tau sendiri kan kalau aku tidak akan menikah sebelum aku selesai kuliah dan mencapai cita-cita ku." ucap Mutiara.

"Iyah aku tau sayang, tapi aku terpaksa melakukan ini karena orang tua ku memaksa aku untuk menikah. Kalau kamu tidak mau menikah dan memberikan anak untuk ku, mereka akan menjodohkan aku dengan orang lain." ucap Alan.

"Kok masalah Alan sama seperti aku sih?" batin Mutiara.

"Kenapa kamu Diam? Kamu mau kan menikah dengan ku? Aku mohon. Aku tidak mau menikah dengan perempuan yang tidak aku cinta." ucap Alan.

Mutiara memegang tangan Alan.

"Aku juga mencintai kamu, tapi aku ingin mengejar cita-cita ku, aku mau membuktikan kepada semua orang yang sudah merendahkan aku kalau aku bisa mencapai cita-cita ku." ucap Mutiara.

"Lalu bagaimana dengan aku?" tanya Alan.

"Tidak ada pilihan lain selain kamu menuruti keinginan orang tua kamu." ucap Mutiara.

"segampang itu kamu melepaskan aku? Kamu tidak benar-benar mencintai aku?" tanya Alan.

"Aku tidak mungkin menahan kamu. Kamu adalah anak orang tua kamu, mereka lebih berhak." ucap Mutiara.

"Mutiara jangan berbicara seperti itu, aku tidak ingin kita berpisah." ucap Alan.

"Kita tidak akan pernah berpisah, untuk sementara kamu menuruti keinginan orang tua kamu dulu, aku akan mengejar cita-cita ku." ucap mutiara.

Alan menggeleng kan kepala nya. "Aku tidak menyangka kalau jawabann kamu akan seperti ini Mutiara." ucap Alan.

"Maafin ku, aku minta maaf." ucap Mutiara.

Alan langsung pergi dia meninggal kan Cafe itu. Mutiara tidak mengejar dia membiarkan Alan pergi begitu saja.

"Mungkin ini adalah jalan yang terbaik untuk kita. Kalau aku menerima lamaran kamu, aku akan ribut dengan orang tua ku, tapi kalau aku menolak aku bisa memilih kehidupan ku selanjutnya dan semua resiko sudah aku tanggung sendiri." ucap Mutiara.

Alan berjalan cepat keluar dari Cafe sampai semua orang melihat kepada nya.

"Aaaaa!!!!!!" Alan sampai di pinggir pantai dan berteriak.

"Aku benci semua ini..." ucap nya.

Lama Alan di pinggir pantai. Karena sudah mulai tenang dia memilih untuk pulang. Namun saat kembali ke mobil tiba-tiba seseorang memanggil nya.

"Kak! Kak!" panggil perempuan.

Alan berbalik.

"Handphone kakak tadi jatuh di pasir." ucap perempuan itu memberikan ponsel Alan.

Alan melihat wajah perempuan itu dan ternyata itu adalah Adel.

"Terimakasih." ucap Alan. Adel tersenyum.

"Kamu ngapain di sini malam-malam? Di sini sangat Sepi apa kamu tidak takut?" tanya Alan kepada Adel.

"Ini saya sudah mau pulang." ucap Adel.

"Humm bagaimana kalau saya antar pulang? Sebagai tanda terimakasih saya sudah mendapatkan handphone saya." ucap Alan.

"Tidak perlu kak, rumah ku tidak jauh dari sini." ucap Adel.

Akhirnya mereka berpisah.

Keesokan harinya...

"Adel duduk dulu, Bunda sama Ayah mau ngomong." ucap Bunda nya.

"Iyah bunda." Adel duduk di kursi meja makan bersama mereka.

"Ada apa bunda?" tanya Adel.

"Kamu harus mengganti kan kakak kamu mutiara untuk menikah dengan anak Pak Daniel." ucap Bunda nya.

"kenapa Bunda? Bukan nya kak Mutiara? aku juga masih sekolah." ucap Adel.

"Kamu jangan banyak Membantah! Ikut saja kata-kata orang tua." ucap bunda.

"Kamu harus cepat pulang sekolah, karena hari ini akan datang berkunjung." ucap bunda nya. Adel tidak bisa mengatakan apapun dia hanya bisa menuruti keinginan orang tua nya walaupun hati nya terkejut, badan nya bergemetar.

Dia pergi ke sekolah. Selama jam pelajaran dia tidak fokus belajar. Guru mengira dia sakit sampai di suruh istirahat di UKS.

Setelah Selesai sekolah dia pulang ke rumah. Sampai di depan rumah dia melihat mobil yang asing terparkir di depan rumah nya.

"Adel. Buruan masuk." ucap Bunda nya..Adel masuk. Dia melihat pasangan yang sudah tua melihat nya.

"Kenalin pak ini adalah anak kami nama nya Adel." ucap bunda Adel. Adel bersifat Sopan. Tersenyum dan menyalim tangan kedua nya.

"Kamu masih sekolah?" ucap teman orang tua nya.

"Iyah Bu. Adel masih sekolah.. Sebentar lagi Tamat kok, dia sudah selesai ujian dan mau naik kelas tiga SMA." jawab bunda nya langsung.

"Wahhh ibu dengar kamu pintar yah, kamu juga banyak mendapat kan penghargaan." ucap pasangan tua itu.

Adel hanya bisa tersenyum.

"Kenalin nama Bapak adalah pak Daniel, dan ini Adalah Bu Yani. Kita adalah calon mertua kamu." Adel terkejut namun dia berusaha untuk memasang wajah senang karena kalau tidak orang tua nya akan menghukum dia.

"Calon suami kamu akan datang besok, kalian bisa saling kenal dulu. Dua Minggu setelah kalian saling kenal baru langsung tunangan dan menikah." ucap Bu Yani.

"Kak Mutiara mana yah? Kenapa dia tidak ada dari kemarin." batin Adel. dia tidak betah lama-lama di sana, akhirnya dia ijin ke kamar untuk menukar pakaian nya.

"Anak Ibu sangat cantik yah, pasti anak kami langsung suka kepada Adel." ucap Bu Yani.

"Siapa dulu dong Bapak ibu nya." ucap Bunda Adel.. Mereka tertawa.

"kami jadi tidak sabar mau besanan dengan bapak dan Ibu." ucap Pak Daniel.

"Jadi kerja sama perusahaan kita sudah bisa di tandatangani Pak?" tanya Ayah nya Adel.

"Sudah pak, bapak tenang saja." ucap Pak Daniel. Ayahnya Adel dan bunda nya terlihat sangat senang sekali.

Di kamar Adel sangat sedih setelah kakak nya membalas pesan nya.. Ternyata Mutiara sudah kembali ke provinsi tempat nya mengejar cita-cita.

Dia sangat lesu, dia bingung dan juga sangat sedih sekali.

Adel membuka ponsel nya dan mendengarkan radio.. Kata-kata penyemangat, kata-kata yang bisa membuat suasana hati nya membaik.

Episodes
Episodes

Updated 82 Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!