Sifatnya yang telah berubah

Happy Reading😁

Pagi ini Ara berangkat dengan Cerin,ia meminta Ara untuk tetap menunggu didepan rumahnya dan sebenarnya Cerin ingin mengatakan sesuatu pada Ara

Sekitar 15 menit Ara menunggu didepan rumah terlihat sebuah mobil berwarna silver yang merupakan milik Cerin

"Ra ayo masuk"ucap Cerin mengajak Ara

"iya bentar"balas Ara

Saat Ara sudah duduk di samping,Cerin langsung memeluknya dengan raut wajah gembira.

"Eh lo kenapa Rin,kan perasaan gue dah gak enak nih"heran melihat tingkah laku Cerin yang tiba tiba keluar aura gesreknya

"hwa gue seneng banget Ra aaa"balas Cerin dengan girang

"duh pak ini Cerin kesambet apa sih pak,Bapak lewat jalan mana tadi"tanya Ara kepada pak Bagus supir Cerin

"eh sembarangan lo Ra,gue gak kesambet apa apa kok gue seneng tu sebenarnya gue kemarin ngobrol lama sama Leon aaaaa"ucap Cerin sambil cengengesan

"hah beneran Rin kok bisa cerita dong"tutur Ara yang penasaran

"kemarin gue ketaman deket rumah terus gak sengaja ketemu sama dia,eh dianya ngajak dduk sambil cerita cerita,ya gue kira dia gak care kayak yang gue pikir tapi ternyata hwaaa seneng banget gue bisa deket deket dia lagi,terus lo tau ngak dia nganterin gue pulang kerumah"

.

.

.

Skip kelas

Jam pelajaran yang telah dimulai dan konsentrasi Ara yang seperti biasa.Sesaat setelah Buk Riri menjelaskan materinya Ara tiba tiba telah hanyut dalam lamunannya,Cerin yang melihat ada perubahan pada Ara dan menepuk pundaknya

"Ra lo kenapa tumben ngelamun,ada masalah ya mau cerita gak?"celetuk Cerin yang menyadarkan Ara

"Hm nanti istirahat gue ceritain,nanti kena omel Buk Riri"balas Ara yang melanjutkan pandangannya ke papan tulis

3 jam pelajaran telah berlalu,bunyi bel istirahat yang telah benyanyi 5 menit yang lalu membuat para siswa berhamburan kesebuah tempat favorite bagi mereka untuk menenangkan cacing diperutnya.

"Ra lo jadi cerita sama gue kan,nih udah istirahat"ucap Cerin yang penasaran dengan sahabatnya

"huftt jadi gini Rin..................."Ara menceritakan kejadian kemarin dan membuat Cerin yamg mendengarnya merasa kesal,bagaimana tidak sahabatnya yang bahkan telah ia anggap sebagai saudara diperlakukan dengan sikap seperti itu.

Selama ini juga banyak para lelaki yang menyukai Ara,bahkan sebagian dari mereka ada yang mengutarakan cinta langsung kepada Ara,namun Ara yang memang tidak pernah memiliki rasa kepada mereka menolak dengan ramah.Tapi ntah kenapa saat Ara bertemu dengan Vian perasaannya jadi berbeda.

"Ra gue ngak tega liat sahabat gue digituin,mending lo cari cowok yang lain aja deh Ra gue gak mau lo nanti sakit hati"bujuk Cerin

"Santay aja lah Rin gue gak papa kok,lagian gue dah sayang banget sama dia dan selama ini gue gak pernah punya perasaan kayak gini sama cowok"balas Ara

.

.

.

.

Vian yang saat ini berada dirumanya dengan duduk disebuah taman yang berada dihalaman belakang tumahnya.Sudah 3 hari ia tidak masuk sekolah karena kondisinya yang masih harus sedikit istirahat.

"bang kamu kenapa,ada masalah ya kalo ada cerita sama mama jangan dipikirin sendiri"ucap bu citra mamanya Vian

"abang gak papa kok ma,cuman mau cari udara segar aja disini"ucap Vian

"bang kamu kapan nih bawa calon menantu mama ke sini,kan mama juga pengen bisa kemall bareng,masak bareng"ucap mamanya seraya mengusap kening Vian yang tengah berbaring dipangkuannya

"mah boleh ngak Vian minta mama jangan nanya itu terus,abang kan udah bilang gak mau cari cewek ma"ucap Vian dengan sedikit kesal

"mama tau kamu masih trauma sama kejadian beberapa tahun lalu tapi mama gak mau sampai kamu benci sama perempuan bang,mereka gak semuanya memiliki sifat yang sama dengan wanita licik itu "ucap mamanya

"perempuan diluar sana sama aja ma suka merebut kebahagian wanita lain yang sudah memiliki suami,mereka gak ada yang bisa dipercaya ma"Vian yang kembali sedih saat mengingat kejadian waktu itu

"bang mama tau abang perhatian sama mama,abang juga satu satunya putra kesayangan mama tapi abang gak boleh melupakan masa depan abang karena masa lalu bang,kita sama sama sakit hati karena wanita licik itu bang tapi mama akan lebih sedih lagi jika abang seperti ini"ucap mamanya

Mama Vian yang tau akan trauma yang selama ini menghantui pikiran putranya,jika saja Vian yang waktu itu tidak melihat kejadian dimana ia benar benar tersiksa mungkin putranya tidak akan sebenci ini kepada perempuan.Vian yang dulunya seorang yang periang diluar sana dan mudah bergaul dengan teman temannya baik laki laki atau perempuan tapi sekarang Vian berubah drastis yang terkadang hanya mau tersenyum kepada mamanya saja.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!