Haaaahhh…
Apakah Tuan Muda akan marah terhadap saya?
Beliau telah membuat kesempatan emas untuk melarikan diri dari tempat ini, akan tetapi saya menyia-nyiakan kesempatan itu!
Huuuh…
Kira-kira hukuman apa yang akan saya terima dari beliau?!
““*Drap, drap, drap… (suara banyak langkah kaki)””
Hiiikkkhh! Ada yang akan datang!
“Ayo kita lari ke Penampungan!”
“Sial! Nggak disangka Anak Haram itu bisa pake Mana!”
“Artinya selama ini dia palsuin dunia dong kalo dia nggak bisa pake Mana?!”
Apa yang harus saya lakukan…
“…”
“Argh!”
Saya terkejut karena menginjak mayat seseorang!
“…”
Aha! Saya ada ide!
““*Drap, drap, drap… (suara banyak langkah berlari)””
“Stop!”
“Ada apaan, sih?!”
“Liat ini!”
“Lah iya! Kok ada mayat disini?!”
Pertahankan!
Pertahankan posisi anda, Meldek!
“Ini kan Norb!”
“Iya, ya! Artinya dia terlalu bego karena bisa dibunuh segampang itu!”
“Terus siapa nih orang yang ada di bawahnya?!”
Fuuh… saya sangat gugup!
“…”
Tolong lah, keringat! Jangan anda menetes! Jika anda menetes, ada kemungkinan saya diketahui masih hidup!
Tolong lah, hidung! Tahan bau tidak sedap dari mayat ini! Jika anda tidak tahan, maka saya akan tersedak dan diketahui masih hidup!
“…”
“Mungkin dia dibunuh Norb, kali?!”
“Bisa jadi, sih.”
“Yaudah deh, kita lari aja kesana! Kali aja Anak Haram itu kuat!”
“Haha! Gue juga mikir begitu!”
“Yaudah! Ayo kita lanjut ke sana!”
“*Drap, drap, drap… (suara banyak langkah berlari)”
“Uhuk, uhuk!”
Untung saja saya tidak ketahuan, walaupun harus sesak nafas karena menahan bau jasad yang saya hirup!
“…”
Maafkan saya, Tuan Muda Djinnardio!
Entah mengapa… saya terpanggil untuk menuju ke suatu tempat yang arahnya berlawanan dengan ruang tahanan di mana anda saat ini berada!
Saya berjanji akan kembali kepada anda secepatnya, Tuan Muda!
……………
Saya berlari terus, hingga melewati jalan yang mana tempat saya, Tuan Djinnardio, dan Tuan Phistria dipenjarakan sebelumnya berasal.
“Tuan Phistria, andai saja anda masih hidup, anda pasti terkejut melihat keajaiban dari Tuan Djinnardio.”
Semoga beliau dapat beristirahat dengan ten—
“AAAAARRRGGGHHH!!!”
Hah?! Suara apa itu?!
“…”
Sepertinya suara itu berasal dari tempat saya dipenjarakan sebelumnya bersama Tuan Muda!
“Brengsek! Kok kalian bisa mati sama Anak Haram itu?!”
Itu… sepertinya itu suara dari Viya, salah satu Kakak Besar!
“Dasar kalian semua gak berguna!”
“*Dhuk! Dhuk! Dhuk! (suara tendangan)”
Saya bisa mendengar suara tendangan yang sangat keras, bahkan menggema sampai sini!
“Ayo, Vast! Kita bunuh saja mereka semua yang mau lari dari tempat ini! KHUSUSNYA ANAK HARAM ITU!!!”
“…”
“Kamu gak perlu khawatir sama Kakak! Biar aku yang urus itu!”
Hiiikkhh! Sepertinya mereka akan menuju kemari!
Saya harus pergi ke tempat yang tadi memanggil saya!
…
Saya berlari secepat mungkin untuk menuju di tempat ini. Akan tetapi, pintu menuju ruangan ini terkunci!
“*Bruk! Bruk! (suara mendobrak)”
Sial! Keras sekali pintu ini!
“*Bruk! Bruk! (suara mendobrak)”
Aaahhh! Mengapa saya lemah sekali?!
“*Bruk! (suara pintu terdobrak)”
Ah! Berhasil!
“…”
Saat saya berhasil memasuki ruangan ini, saya melihat seorang wanita berambut ungu, yang berlumuran darah dan sebuah pasak yang menancap di kedua tangannya!
“Wa… Wanita ini… seorang Mistyx?”
Mistyx, Klan Pembunuh yang konon katanya melakukan kontrak dengan Iblis, sehingga setiap orang yang berdarah Klan Mistyx pasti memiliki darah terkutuk karena mengandung kekuatan Iblis!
Oleh karena itu, wanita ini ditusuk dengan pasak yang dialiri dengan Divine Power, yang menjadi lawan dari Curse Spell!
“…”
Mau tidak mau, saya harus membebaskan wanita ini!
“Pe-Permisi. Saya akan membebaskan anda!”
“…”
Wanita ini hanya diam saja ketika saya menarik pasak di tangannya. Sesuai dugaan saya, bahwa pasak ini membuatnya tidak bisa bergerak sama sekali!
“Urgh!”
Pasak ini… keras sekali!
Anda pasti bisa menariknya, Mel—
“Sial! Jangan bilang Anak Haram itu mau coba bebasin “Si Iblis” itu!”
Hiieeekh!!!
M-Mereka sudah dekaaat!!!
“Humph!”
L-Lebih baik… saya mencabut pasak ini… secepatnya!
“Vast! Kamu bunuh semua tahanan yang lari dari tempat ini! Biar aku yang bunuh Anak Haram itu!”
“…”
“Kenapa?! Kamu mau lepas Anak Haram itu?! Hah?!”
“…”
“Aku tau identitas kamu, Vast! Kalo kamu biarin anak itu mati sama aku, aku berani jamin kalo nyawa kamu pasti aman sama Kakak! Paham?!”
“…”
“Cih! Emang ngeselin perempuan satu itu!”
Ti-Tidak! Sepertinya suara mereka semakin dekat!
Ayo! Sedikit lagi pasak ini akan—
“*Jlub! (suara tertancap pisau)”
“Argh!”
“Keterlaluan! Ternyata cuma budaknya aja!”
“Uhuk! Uhuk!”
A-A-A…. Ada darah yang keluar dari batuk saya…
“…”
Pisau yang menancap di punggung saya terasa sakit sekali, bahkan saya tidak bisa berbuat apa-apa—
“*Dhuk! (suara tendangan)”
“Urgh…”
“Hey, budak! Cepet jelasin dimana Anak Haram itu!”
Tendangannya… keras sekali…! Bahkan saya semakin sulit untuk bernapas…!
“*Phak, phak, phak…(suara tamparan tanpa henti)”
“Hey! Aku ngomong sama kamu! Kamu gak bisa bisu kayak Vast, kan?! Cepet jawab!”
Sakit… Sakit sekali…!
Akan tetapi…
“*Chrang, chrang, chrang… (suara pasak jatuh)”
…saya bersyukur… karena pasak ini… sudah saya… lepas…!
“Hah…? Pa-Pasak itu—”
“*Zhum! (suara aura mengerikan)”
“Haagghh… k-kenapa aku tiba-tiba sesek napas?”
Aura menakutkan ini… jangan-jangan berasal dari…
“Oh, kirain Myllo atau yang lainnya yang buka pasak ini. Ternyata orang lain, ya? Bagus deh! Seenggaknya
gue nggak ketemu bocah sialan itu!”
“Si-Sialan! Berani-beraninya budak satu ini bebasin dia!”
“…”
Luar biasa…!
Auranya luar biasa menakutkan…!
Seakan… saya bertemu langsung dengan seorang Iblis…!
Tetapi…
“…”
…mengapa saya merasa familiar dengan wajahnya…?
“Mati kamu, Iblis!”
“*Hup! (suara menangkap)”
“Arkh!”
Luar biasa! Gerakannya cepat sekali!
Wanita ini dengan cepat mencekik leher Viya yang hendak menyerang dengan pisaunya.
“Akkhu mazih phunyha banyhak pizhau! (Aku masih punya banyak pisau!)”
Tangan Viya masih terlihat bebas! Ia masih bisa menusuk wanita ini!
“W-Waspadalah…! Masih ada… pisau yang—”
“Oh, tau kok.”
“*Hup! (suara menangkap)”
“*Shruk! (suara menusuk)”
“…”
Luar biasa!
Sebelum Viya menusuk kepalanya, ia menangkap tangannya dan memaksakan tangannya untuk menusuk kepalanya sendiri!
A-Akan tetapi…
“Hu…Huek!”
…i-itu terlalu keji! Bahkan saya tidak sanggup menahan mual saya melihat kejadian itu!
“Hmm… Ternyata cewek ini demen koleksi pisau, ya? Bagus deh, kalo gitu!”
“…”
S-Sepertinya… saya masih bisa selamat—
“Oh, ya. Nama gue Styx. Makasih ya udah nolong gue.”
Styx…?
Sepertinya aku benar-benar mengetahui nama itu…!
“Y-Ya… N-Nama saya Meldek… Nyonya Styx…”
“Oh iya! Lo luka-luka demi gue, ya?! Ayo kita cari tempat pengobatan secepetnya! Jangan pingsan dulu ya sebelum kita keluar dari tempat ini!”
“Y-Ya… Saya… usahakan…”
“…”
Mengapa wanita ini terdiam, seakan melihat sesuatu dari ruangan ini…?
“Keliatannya tempat ini lagi rusuh, nih!”
“Y-Ya. Tuan Muda… yang saya layani… sedang berusaha keluar… ke-ketika ia melepaskan… ta-tahanan di
tempat ini…”
“Waw! Ayo kita bantu dia!”
Setelah itu, Nyonya Styx mengangkat saya dan kami pun menuju tempat Tuan Djinnardio.
T-Tetapi…
“N-Nyonya Styx…”
“Eh?! K-Kenapa harus panggil gue nyo—”
“M-Maafkan saya sebelumnya, tetapi… masih ada satu perempuan… yang berbaha—”
“Tenang, Meldek! Gue pasti jagain lo, kok!”
“B-Baiklah…”
Saya percaya, bahwa Nyonya Styx adalah wanita yang kuat! Alangkah baiknya jika saya percayakan semua kepadanya!
Tunggu kami, Tuan Muda!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 516 Episodes
Comments
Zerald Ahza
kta2 dri critanya susah dipahami susah dimengerti,baca2 g taunya udh beda krakter,kdang2 bingung sypa j yg ngomong kbnykn suara dak dik duk suara pukuln/apa lah...
kdang2 bacanya g bsa mncerna krakter lgi ngmong sma sypa sypa yg ngmong...
2023-10-29
1