Bersinar Di atas Panggung

Di lobby Hotel Nagari.

Begitu tiga orang Keluarga Jessica muncul, mereka langsung menjadi pusat perhatian semua orang. ada yang memberikan tatapan simpati, menyesal, namun kebanyakan dari mereka menatap dengan sombong.

Ternyata, Eric telah diam-diam menyebarkan identitas Tyler kepada para tamu.

Jadi, semua tamu yang hadir sudah mengetahui pria seperti apa yang akan bertunangan dengan Jessica. Meskipun begitu, mereka tetap memberikan selamat kepada Jessica.

"Selamat Tuan Kruger!"

"Nona Jessica sangat cantik hari ini dan Tyler adalah seorang pria yang bertalenta. Sepertinya mereka berdua bersatu karena takdir."

Perkataannya penuh dengan omong kosong!

Ben, merupakan tetua dari Keluarga Kruger duduk di Kursi utama mengenakan setelan Dinasti yang dan tangannya membawa tongkat kepala naga. Dia tersenyum kecil dan terlihat sangat tenang.

"Ayah, orangnya sudah datang."

Ferdianto, berbisik kepada Ben.

"Sudah bisa dimulai."

"Hmm."

Ben mengangguk dan langsung berdiri lalu dia mengangkat tangannya. Dalam sekejap, lobi yang awalnya ramai menjadi sunyi. Ben tertawa dengan keras.

"Hari ini adalah acara pertunangan cucu perempuanku, Jessica. Ini merupakan suatu kehormatan bagi kami bagi para tamu yang sudah datang untuk menghadiri pertunangan ini."

"Seperti yang kalian semua ketahui, cucuku tidak hanya terlihat seperti seorang peri, tetapi dia juga memiliki bakat bisnis yang hebat dan langkah. Oleh karena itu, aku sangat berhati-hati ...."

"Pada akhirnya , dari banyaknya kandidat, seorang pemuda bernama Tyler-lah yang terpilih menjadi calon suami cucuku. Aku harap mulai sekarang ini dia dapat merawat Jessica dengan baik, menjadi pasangan muda yang harmonis dan segera mendapatkan keturunan."

Serangkaian kata-kata indah di lontarkan oleh Ben. Orang-orang yang tidak tahu berfikir bahwa kakek tua itu benar-benar memikirkan Jessica dan mencarikannya calon suami yang baik

Setelah pidato itu selesai, tepuk tangan meriah memenuhi ruangan. Akan tetapi tepuk tangan meriah itu, bagaikan tamparan bagi Jessica.

Jessica mendongakkan kepalanya untuk menatap Ben yang berseri-seri seperti bunga mekar. Jessica menggigit bibirnya sampai hampir berdarah.

Benar-benar seorang kakek yang baik!.

Sejak kecil, Ben sangat menyayangi Eric. Dia memandangnya rendah hanya karena dia adalah seorang perempuan dan tidak dapat mewarisi warisan Keluarga Kruger.

Apalagi saat kejadian lima tahun yang lalu ketika dua melahirkan anak di luar nikah. Saat itu keluarga Kruger menjadi bahan candaan seluruh Kota Neo. Jika bukan karena kasihan kepada Boby, mungkin saat itu Ben sudah membereskan mereka semua.

"Tua Bangka, mati saja kamu!"

Angelina yang masih merasa marah, mengutuk Ben secara diam-diam. Saat dia ingin beranjak berdiri untuk mengucapkan sesuatu kepada Jessica. Dia menatapnya dengan tatapan hampir memohon dan memberikan isyarat agar dia tidak melakukan hal yang bodoh.

"Tidak berguna!"

Angelina menggerakkan giginya dan menahan emosinya.

"Semuanya, tolong lihat ke sini."

Pada saat ini, Ferdianto yang berdiri di belakang Ben mengulurkan tangannya dan menuju pintu belakang hotel dengan sangat tidak sabar, lalu berteriak dengan lantang.

"Selanjutnya, tolong sambut pria yang beruntung itu untuk naik ke atas panggung!"

Akhirnya, dia datang juga!

Setelah diam-diam merencanakan pernikahan adiknya selama hampir dua bulan, satu-satunya tujuan Ferdianto adalah menghancurkan Jessica diam-diam dan mencegah keturunannya untuk berkembang di Keluarga Kruger.

Menikah dengan pemerkosa dan penggila kekerasan. Hidup suram apa yang nantinya akan di hadapi Jessica di masa depan?

Apa dia masih punya niat untuk bekerja?

Memikirkan akhir tragis Jessica membuat Ferdianto sangat bahagia.

Klak!

Pintu belakang hotel terbuka perlahan. Tyler menggendong Ellah di tangannya mulai melangkah masuk. Ini membuat para tamu tercengang untuk sesaat.

"Apa yang terjadi?"

"Dia datang dengan seorang anak?"

Beberapa orang mengenali identitas Ellah mulai berbisik-bisik seraya memandang Tyler. Terlihat dari sorot mata Tyler bahwa dia sangat menyukai anak-anak.

Benar-benar seorang pria sejati?

Boby dan Angelina memalingkan wajah mereka sambil diam-diam menyeka air mata mereka. Mereka tidak sanggup melihatnya. tetap, Jessica tidak menghindar. Tatapannya yang putus asa langsung menghadap ke pintu belakang hotel.

Dia ingin melihat seperti apa suaminya itu.

"Ellah!?"

Begitu melihatnya, raut wajah Jessica berubah drastis. Dia tidak bisa berkata apa-apa dan tanpa sadar bergegas mendekati Tyler.

"Ibu!"

Seru Ellah dengan riang dan menyambut Jessica dengan kedua tangan terbuka lebar.

Jessica mengambil Ellah dari pelukan Tyler dan memeluknya erat-erat. Kemudian, dia mengalihkan tatapannya ke Tyler, lalu berkata.

"Kamu....kamu Tyler, bukan?"

"Kenapa Ellah bisa bersamamu?" Tanyanya dengan bingung.

"Aku kebetulan bertemu dengannya di lantai bawah"

Tyler mengangguk dan tersenyum menatap Jessica untuk beberapa saat. Kemudian, dia mengulurkan tangannya.

"Halo Nona Jessica!"

"Ini aku. Aku harap kita bisa saling menjaga dimasa depan."

Sejujurnya saat ini Tyler merasa sangat gugup berhadapan langsung dengan Jessica.

Dulu saat masih aktif di ketentaraan, Tyler tidak pernah gugup, bahkan di depan ribuan musuhnya yang ingin mengambil nyawanya. Tetapi, sekarang saat menghadapi seorang wanita, entah mengapa nyalinya menciut. Jika para pasukan di ketentaraan mengetahuinya, pasti mereka sudah tercengang.

"Halo."

Jessica menjawab dengan sopan, tetapi dia sama sekali tidak bermaksud untuk berjabat tangan dengan Tyler. Dia mundur beberapa langkah, bersikap sangat waspada terhadap Tyler.

Tyler merasa sangat canggung.

Ellah tiba-tiba berseru dengan sangat riang sambil menunjuk Tyler. Lalu berkata.

"Ibu tahu tidak, paman ini sangat luar biasa? Dia berkata bahwa dia mengenal ayah ku. Dia tadi mengajariku untuk bertarung melawan penjahat kecil. Dia juga mengatakan akan melindungi ku dari penjahat."

"Eh, dimana penjahat nya?"

Ellah mengedipkan matanya dan menatap sekelilingnya.

Jessica terkejut mendengar ucapan Ellah dan menatap Tyler dengan curiga.

"Kamu bilang, kamu mengenal ayah Ellah? Pembohong! Bahkan aku saja yang ibunya tidak tahu siapa ayahnya."

"......"

Di tatap seperti itu, Tyler merasa semakin canggung. Dia berpura-pura batuk untuk menghindari tatapan Jessica dan tertawa kecil menatap Ellah.

"Ellah, aku di percayakan oleh ayahmu untuk selalu melindungi mu dan ibumu. Mulai sekarang paman akan menjadi Ultraman kamu."

"Hah!"

Ellah terdiam sejenak.

"Jadi, Penjahat besar yang ingin menjadi ayahku itu kamu?"

"Apakah paman orang jahat.?"

Ellah berfikir, kemudian menggelengkan kepalanya.

"Tapi, ayahku itu adalah pahlawan yang tidak terkalahkan, kala kamu menjadi ayahku, aku tidak akan memanggilmu penjahat."

Tyler terpana. Dia dikalahkan oleh putrinya sendiri di hadapannya.

Tamu-tamu yang mendengar ucapnya lebih pusing.

Adegan dramatis ini diluar dugaan. Seperti sedang menonton sinetron Romantis.

Plak. Plak. Plak

Tiba-tiba Eric bertepuk tangan dan mencibir.

"Bukan hanya kakek yang menyukai cicitnya, sepertinya saudara ipar ku juga menyukainya. dia tahu sepupuku sudah di lecehkan dan masih bermurah hati untuk melindunginya dan anak haramnya. Aku sebagai sepupumu sungguh malu ...."

Suara Eric menggelegar sampai ke penjuru hotel.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!