Berdasarkan data dari dokumen yang di periksa oleh jendral militer sebelumnya, setelah Jessica melahirkan putrinya, putrinya mengikuti
marganya.
Bermarga Kruger dan Bernama Ellah, Ellah Kruger!
Jadi, saat ini juga, anak perempuan yang sedang menangis karena dikerumuni dan dihina oleh para anak laki-laki adalah putri kesayangan Tyler.
Duaaaar!
Tubuh Tyler seperti di sambar petir dan amarahnya tidak bisa terbendung lagi. Dengan Tyler sebagai pusatnya, dalam jarak sepuluh meter semua
benda-benda berterbangan, tanah yang dipijak bergemuruh , kaca pada pintu hotel muncul retakan. Raut wajah dua Wanita yamg bertugas sebagai penerima tamu, meraka merasa kedinginan dan bulu kuduk berdiri.
Begitu Tyler melangkah, tubuhnya langsung menghilang secepat kilat dan berubah menjadi seperti bayangan. Jarak sepuluh meter hanya membutuhkan waktu beberapa detik saja langsung sampai di hadapan para anak laki-laki itu.
“Kalian yang anak haram!”
“Aku punya ayah! Aku punya ayah! Ibu bilang kalua ayahku adalah seorang pahlawan hebat! Dia sedang berada di tempat yang jauh dan suatu
hari nanti dia pasti akan Kembali dan memukul orang jahat seperti kalian!"
Tyler tiba-tiba muncul di hadapan para anak laki-laki
tersebut dan mendengar suara Ella.
Ellah sedang berjongkok di atas tanah, air matanya terus membasahi pipinya yang menggemaskan.
“Cihh!”
Para anak laki-laki itu berhenti. Salah satu di antaranya, dengan raut wajah penuh kebencian membuang ludah pada Ellah dan memutar bola
matanya, lalu berkata.
“Hanya kamu si bodoh yang percaya akan bualan yang digunakan untuk menipu anak kecil.”
Yang lain seperti menganggapnya sebagai ketua. Mendengar perkataanya, mereka juga mengikutinya.
“Benar! Ibuku pernah mengatakan, kalau kamu dikirim di dalam paket.”
“pasti ayahmu sudah lama meninggal”
“Pahlawan hebat? Kamu kira ayahmu itu ultraman yang bisa berkelahi dengan monster?”
“HAHAHAHAHA ….”
Para anak laki-laki masing-masing menyumbang hinaan, terus secara berulang-ulang.
“Tidak perlu omong kosong lagi! Lepaskan celana kalian! Kita kencingi dia!”
Anak kecil yang menjadi ketua itu langsung melepaskan celananya. Dengan puas berkata.
“Bukankah kamu bilang kamu punya ayah? Bukankah ayahmu seorang pahlawan hebat? Coba panggil dia, apakah dia berani menjawabnya?”
“Kalau tidak bisa, aku bisa menjawabnya. Bagaimana kalua aku menjadi ayahmu?”
“Aku juga!”
Dalam suara tawa, mereka semua berlomba-lomba melepaskan celana mereka.
Tapi, saat mereka baru mau melepaskan celana, tiba-tiba di hadapan mereka muncul aura yang sangat dingin. Saat itu juga, seakan-akan musim
panas ini telah merubah menjadi musim dingin. Hanya Ellah yang tidak bisa merasakannya.
Tyler mengontrol kekuatan khususnya, jadi tentu saja dia tidak akan melukai putri kesayangannya.
“Dingin sekali!”
“Apa yang terjadi!”
Karena terkejut, mereka semua langsung memakai Kembali celana mereka, lalu mendongak kepala mereka keatas dan melihat Tyler tiba-tiba sudah
ada di hadapan mereka.
“Wah!”
Bagaimana mungkin sekelompok anak usia di bawa sepuluh tahun sanggup menahan tatapan dingin dari Tyler? Hanya sebuah tatapan, Tyler bahkan tidak perlu membuka mulut, sudah ada dua orang anak laki-laki yang menangis karena takut. Tiga anak laki-laki lainnya ingin kabur, tapi langsung terjatuh di tanah.
“Ka-kamu”
Ketua dari anak-anak itu diam-diam menelan ludah dan mengumpulkan keberanian lalu bertanya.
“Paman, siapa kamu? Apakah kamu adalah bala bantuan yang dipanggil oleh anak haram itu?"
Plak!
Begitu dia menyelesaikan perkataannya, di wajah anak kecil itu sudah ada bekas tamparan.
"Beraninya kamu memukul ku?"
Anak itu memegang wajahnya, dengan marah dia berkata.
"Apakah kamu tahu siapa aku? Apakah kamu tahu siapa ayahku?"
Plak!
Satu tamparan lagi. Di sisi lain wajahnya juga muncul bekas tamparan.
"Kamu!"
Anak kecil itu memegang kedua belah pipinya yang sudah memerah, karena bekas tamparan dari Tyler. Dia ingin mengatakan sesuatu, Tapi ia tidak berani mengatakannya, dia tidak berani berlagak sombong di depan Tyler.
Air matanya bercucuran .....
Awalanya Tyler tidak berniat untuk memukul anak kecil itu. Namun, berbeda dengan ketua dari anak-anak itu. Dari awal Tyler sudah tahu, Kalau dia adalah Eric. Dalam dokumen yang di sediakan oleh jenderal militer tadi sudah tertera nama dan fotonya.
Bob Kruger berumur sembilan tahun.
Sebenarnya, Ellah adalah sepupunya, seharusnya Ellah memanggilnya kakak. Tapi dia sama sekali tidak berprilaku seperti seorang kakak.
"Mulai sekarang tidak ada lagi yang boleh menganggu Ellah lagi. Apakah kalian mendengarnya?"
Tyler memandang sekitar, suaranya tajam dan penuh dengan penegasan. Para anak laki-laki itu saling memandang, tidak ada yang berani untuk berbicara karena takut. Beberapa yang memang penakut, sudah kencing di celana.
"Jangan menyia-nyiakan kencing kalian. Bukankah kalian ingin mengencingi orang? Baiklah, tahan dia dan kencingi dia. Siapa yang kencing banyak dan tepat, maka akan mendapatkan uang seratus ribu...."
Tyler mengeluarkan uang seratus ribu dari dalam saku celananya dan sembarangan menunjuk. orang yang dia tunjuk adalah Bob Yang sedang mengusap-usap air matanya.
"Siapa yang tidak berani kencing, berarti adalah temannya. Jadi jangan salah kan aku kalau tidak sungkan!"
Melihat tidak ada yang merespon ucapannya, Tyler menambahkan satu kalimat lagi.
"Biar aku saja."Biar
Tidak tahu, apakah memang dia menginginkan uangnya atau karena takut pada Tyler, salah satu di antara mereka, anak kecil yang sedikit gendut itu maju ke depan dan berjalan ke arah Bob.
"Aku juga!"
"Aku juga ingin kencing ...."
Begitu ada yang buka suara, susahnya juga tidak ingin ketinggalan . Mereka semua pergi ke arah Bob dan dalam sekejap mata, Bob sudah di kerumuni oleh mereka. Raut wajah Bob langsung berubah pucat. Dia ingin kabur, tapi bagaimana caranya untuk dia bisa kabur?.
Bob di tekan oleh teman-temannya di atas tana. Keadaan nya persis seperti keadaan Ellah tadi.
Orang yang melakukan penghinaan terhadap orang lain, maka akan mendapatkan balasannya.
Tyler melempar kan uang seratus ribu ke arah kerumunan itu. Lalu, ia menghampiri Ellah dan memeluk Ellah yang masih dalam keadaan ketakutan. Raut wajah Tyler yang awalnya terlihat sangat dingin, kini terlihat menjadi hangat bagaikan musim semi. Dia dengan lembut bertanya.
"Ellah, apakah kamu baik-baik saja?"
"Paman, apakah kamu mengenal ku?"
"Kenapa kamu bisa tahu namaku?"
Ellah sangat patuh, dia tidak memberontak, malah terlihat sangat kebingungan. Matanya berkelap-kelip sambil menatap Tyler.
Tyler tersenyum hangat, lalu berkata.
"Aku mengenal ayahmu."
"Sungguh?"
Ellah terdiam, raut wajahnya terlihat senang, lalu dia tiba-tiba dia cemberut dan mengatakan.
"Kamu bohong! Ibu bilang, kalau ayah ku pergi ke tempat yang sangat jauh! Tidak mungkin kamu bisa mengenalinya! Aku bukan anak umur tiga tahun yang bisa kamu bohongi!"
" Kalau begitu berapa umurmu?"
"Aku sudah berumur empat tahun! Aku sudah tidak muda untuk bohongi."
Ellah mendongakkan kepalanya, raut wajahnya terlihat sangat bangga.
"Anak umur empat tahun yang sungguh pintar."
Tyler menggunakan jarinya untuk mengelus pipi Ellah, hatinya terasa sangat hangat. Dia tersenyum.
"Bagaimana kalau aku menggendong mu mencari ibumu?"
"Baiklah!"
Ellah mengangguk, Lalu ia berkata.
"Nenek tidak mengizinkanku masuk. Aku dengar dari kakak sepupu ada orang jahat yang ingin menjadi ayahku. Paman kamu sangat hebat, tadi kamu bisa membantuku memukul penjahat kecil itu."
Mendengar ucapan Ellah, tiba-tiba wajah Tyler menggelap. Dalam hati dia berkata.
"Selain ayahmu, aku bisa membantumu memukul siapapun!"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 42 Episodes
Comments