putus ?

"Kamu itu Salah ngitung nya, padahal kita baru 5 bulan pacaran. emang cowok mana nih yang pernah dan udah pacaran sama kamu selama 6 bulan?" Tanya Kenan.

"Hah... "Aku kaget.

Merasa bodoh karena ternyata benar apa yang ia katakan, kita memang baru pacaran 5 bulan, dan aku malah menghitung bersama dengan waktu dimana kita masih pendekatan.

Dia berjalan kedepan, aku mengikutinya.

"Ken.. Aku cuma pacaran sama kamu doang" Ungkap ku jujur.

Dia masih berjalan tak merespon ucapanku.

"Ken..." Panggilku kepadanya.

"Aku salah ngitung, aku malah gabungin dengan waktu kita masa pdkt dulu" Ungkap ku menjelaskan.

Dia masih terus berjalan di depanku. Tiba-tiba dia berbalik.

"Kamu mau kado apa?" Tanyanya.

Dia begitu random menurutku, aku pikir dia marah padaku, tapi dia malah bertanya padaku apa hadiah yang kuinginkan.

"Kado? Bentar deh aku bingung, kamu gak marah kan sama aku?" Tanyaku.

Keiki menggeleng sambil tersenyum, lalu ia berkata

"Aku pengen dikejar aja sama kamu, kan biasanya aku yang ngejar kamu" ucapnya random

"Apaan sih gak jelas banget" Jawabku.

Kami kini berjalan bersama sambil bergandengan tangan lalu aku bertanya kembali.

"Jadi bulan depan, apa yang akan kamu lakukan?" Tanyaku.

"Aku mau ngasih kamu kado, kamu mau apa? Biar bisa aku siapkan dari sekarang" Jawabnya.

Setiap Kenan putus dengan pacarnya, Ken akan selalu memberi hadiah dihari terakhir mereka berkencan sebagai kado perpisahan. Dan rupanya aku jadi salah satu dari wanita itu, aku akan jadi mantan kekasihnya.

Aku harus mulai bersiap dari sekarang. Ingin sekali ku katakan kita putus sekarang saja daripada harus menunggu satu bulan lagi yang dimana malah lebih menyiksaku, namun aku tak sanggup mengatakannya.

Aku putuskan menjalani hari-hari bersamanya, setidaknya satu bulan lagi aku bisa bahagia. Aku ingin menikmati setiap momen bersamanya.

...#####...

Sampai tiba dimana hari yang tak pernah kuinginkan terjadi. Satu jam sebelum 6 bulan kita pacaran dia menelponku, dia bilang ada di depan rumahku. Dia memintaku keluar rumah untuk bicara dengannya.

Aku benar-benar terkejut, bagaimana dia bisa melakukan ini, apa harus berpisah tepat di jam 12 malam?

Aku mempersiapkan diri, setidaknya aku tak ingin terlihat menyedihkan dengan hanya mengenakan piyama saat ia ingin menyatakan perpisahan. Aku mengganti bajuku, juga menggunakan lip tint agar bibirku tak tampak pucat.

Aku keluar dari kamarku di lantai atas, turun dari tangga perlahan-lahan, terasa berat untuk melangkahkan kaki namun ku tetap berjalan hingga tiba di depan pintu. Aku ragu untuk membuka pintu, aku ingin menelponnya untuk pulang saja, setidaknya aku ingin menunda perpisahan ini.

Ku urungkan menelponnya, ku beranikan diri membuka pintu, kini ia tepat ada dihadapanku, menatap wajahku dengan senyuman khasnya.

Dia menggandeng tanganku, memintaku untuk ikut dengannya. Ia membawaku masuk kedalam mobilnya. Aku hanya mengikutinya.

la menyalakan mesin mobil, bersiap untuk berkendara, tak lupa memasangkanku sabuk pengaman, juga memasang untuk dirinya sendiri.

"Kita mau kemana?" Tanyaku.

Dia terlihat bersemangat untuk pergi ke tempat yang ia tuju, namun ia tak memberitahuku kami akan pergi kemana.

"Bentar lagi sampai kok, nanti kamu juga tau" Ungkapnya, kembali dengan senyuman.

Senyuman khasnya itu lah yang membuatku selalu berdebar, membuatku luluh. Hingga membuatku tak sanggup jika harus kehilangan momen saat ia tersenyum sambil menatapku. Momen yang tak bisa kudapatkan lagi jika aku putus dengannya.

Tiba di tempat yang di tuju ia membuka pintu, turun dari mobil. la juga membukakan pintu mobilnya untukku, dan memintaku untuk turun.

Kebun bunga seindah ini harusnya bukan tempat kami untuk berpisah, kenapa ia harus repot-repot melakukan ini. Ia mengajakku berbincang ringan, sesekali melihat jam di tangannya.

Belum jam 12 malam tepat, makanya ia terus melihat jam di tangannya.

Sebelum jam 12 malam aku berinisiatif untuk

membahas perpisahan itu.

"Aku tak ingin putus darimu, bisakah kau pertimbangkan lagi?" Ungkapku sendu.

Dia mengerutkan dahinya.

"Kenapa kamu tiba-tiba ngomong kayak gitu?" Tanya Keiki heran.

"Aku cinta sama kamu, aku gak mau kehilangan kamu" Ungkapku lirih sampai air mataku menetes.

"Kenapa, kok kamu nangis" Tanyanya dengan penuh kelembutan sambil mengusap air mata dipipiku dengan kedua tangannya.

Pembicaraan terhenti saat terdengar letusan kembang api yang muncul tepat di jam 00.00, kami berdua melihat ke atas tempat dimana ledakan itu berasal.

"Happy Birthday, Erata Carata

Kembang api itu bertuliskan ucapan ulang tahun untukku, aku terkejut melihat itu. Dia mengajakku kemari untuk memberikan kejutan indah ini.

Aku baru menyadari bahwa hari ini adalah tanggal 12 Desember, hari ulang tahunku. Betapa bodohnya diriku. Memikirkan hal yang tidak-tidak sampai lupa ulang tahunku sendiri. Sementara laki-laki yang ada tepat di depanku mengingatnya bahkan sejak sebulan lalu. Teringat waktu itu ia sempat menanyai kado apa yang kuinginkan, ternyata bukan untuk perpisahan, tapi untuk ulang tahunku.

Aku menangis terharu, lalu aku menjelaskan alasanku membahas soal perpisahan barusan, karena julukan si enam bulan itu.

Keiki menenangkanku dengan penuh kelembutan. la lalu mengucapkan selamat ulang tahun padaku. Ia juga meminta untuk tidak menangis di hari ulang tahunku, karena ini hari bahagiaku.

Kemudian ia pergi menuju kearah mobil untuk mengambil sesuatu. Ia memberikan kado untukku.

Hari itu ternyata bukan hari menyedihkan bagiku tetapi, hari terbahagia dalam hidupku.

Aku mematahkan rekor si enam bulan, kami tak putus di hari itu.

Setelah saling berbincang sejenak, menikmati cahaya bintang, kebun bunga indah bersama sinar lilin yang ia buat untuk kejutan ulang tahunku, kamipun pulang sebelum jam 3 subuh, dia mengantarkan ku pulang dengan selamat. Dia tak mampir masuk ke rumahku karena malam sudah benar-benar larut. Ia pulang dan ku bilang hati-hati padanya.

Tiba di rumah, aku langsung masuk ke kamar,membuka hadiah yang dia berikan. Dia memberikanku hadiah kalung inisial nama kami yang digabungkan menyatu dilingkari matahari. Dalam kartu ucapannya la mengatakan harapannya untukku agar selalu bahagia ia juga berharap agar hubungan kami tetap cerah dan hangat seperti matahari.

-

-

-

TBC

Semangat dan semoga kalian tertidur dengan cerita kali ini

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!