Kedua pengantin baru itu tidak ikut makan. Mereka memisahkan diri dari tamu undangan dan keluarganya. Keduanya terlibat adu mulut yang sangat sengit.
"Puas Lo sekarang, hah?" teriak Rena dengan tatapan nyalang penuh amarah.
"Sebenarnya apa sih mau Lo? Pakai acara ngaku-ngaku pacar gue! Lo itu jauh dari kriteria pacar gue, tahu nggak?" lanjut Rena dengan kesal. Air matanya tiba-tiba menetes begitu saja.
Antara marah, kesal dan benci menjadi satu. Dia tidak pernah membayangkan akan menikah dengan musuh bebuyutannya. Menikah dengan laki-laki yang selalu membuat keributan dengan dia.
"G-gue nggak nyangka kalau mereka akan menikahkan kita. Ya, gue pikir bokap Lo akan menjauhkan kita, kalau tahu kita pacaran. Nggak tahunya malah dinikahkan," sahut Ricky sembari menyugar rambutnya dengan kasar.
"Heh, dengar ya! Pokoknya gue nggak mau Lo deket-deket gue. Gue anggap pernikahan ini tidak pernah ada. Satu lagi, jangan pernah sentuh gue!"
"Dianggap nggak ada bagaimana? Kita itu sudah sah, Reren!" jerit Ricky frustasi.
"Nikah sama Lo, gue yang rugi tahu! Ada cowok gue yang baik hati, sedang menunggu gue buat dijadiin istrinya. Tiba-tiba saja Lo ngaku jadi pacar gue dan nikahi gue. Enak di Lo, sesak di gue!"
"Bukan Lo aja yang rugi, gue juga! Bagaimana nanti kalau cewek gue nanya ini?" jawab Ricky tidak kalah sengit.
Keduanya terus adu mulut, sampai akhirnya suara dering telepon menghentikan percekcokan mereka berdua. Ternyata suara itu berasal dari suara ponsel Ricky. Ricky pun segera menggeser tombol hijau di layar, begitu nama Aldi muncul.
"Kamvret Lo! Anjeeng memang Lo!" maki Ricky begitu menggeser layar, tidak peduli bagaimana lawan bicaranya di seberang telepon.
"Woiy! Sabar, Bro! Lo kenapa?" sahut Aldi.
Hening ... hanya ada suara deru napas memburu keluar dari hidung Ricky. Saat ini Ricky benar-benar kacau emosinya.
"Lo sekarang dimana? Kenapa kamar gue masih gelap?" berondong Aldi heran.
"Gue diii... kos Mami Sora. Lo dimana?"
"Lo di sebelah mananya, gue di kamar ini?"
"Di parkiran. Cepet lo ke sini! Gara-gara lo gue jadi apes,'' perintah Ricky.
"Tunggu! Kenapa gara-gara gue?"
"Udah, jangan bacot lo! Cepetan ke sini!"
Aldi pun berjalan ke tempat parkir tetapi tidak mendapati sahabatnya. Kemudian, dia pun kembali menghubungi sang sahabat.
"Lo di parkiran mana? Gue sudah di parkiran ini," berondong Aldi begitu Ricky menjawab panggilannya.
"Parkiran lurusan pintu pagar!"
"Eeh, busyet! Kenapa lo terdampar di kos cewek sih?"
Aldi masih terus ngobrol dengan Ricky melalui telepon. Tak lama kemudian dia melihat sang sahabat yang tampak frustasi.
"Hai, Bro! Kenapa lo bisa di sini? Jangan bilang lo kecantol ma penghuni kos sini!"
"Ceritanya panjang, Al!" sahut Ricky lesu.
"Mau cerita di sini atau di kamar? Gue siap mendengar semua keluh kesah Lo," tanya Aldi sembari menyimpan ponselnya di saku celana.
"Di sini aja, nanti kalau Mak Lampir atau keluarganya cari gue biar gampang," jawab Ricky pelan tetapi masih bisa didengar oleh Aldi.
"Mak Lampir?" Aldi menaikkan alisnya hingga bertaut menjadi satu. Dia penasaran dengan orang yang disebut Mak Lampir oleh Ricky.
"Si Renata! Usah ngebacot lo, kalau masih mau dengar cerita gue!
"Iyaa, gue diem!" teriak Aldi sembari membuat pergerakan tangan mengunci mulutnya.
Mengalirlah cerita dari bibir tebal Ricky. Dimulai dari sampai di kos-kosan itu sampai acara pernikahannya dengan Renata. Semua diceritakan Ricky tanpa tersisa satu pun.
"Buahahaha ... makanya kalau bertandang ke rumah orang itu permisi dulu sama tuan rumah! Jangan asal nyelonong aja! Hahaha ...." Aldi tertawa lebar setelah mendengar cerita sang sahabat.
"Seneng lo ya, lihat gue menderita? Tega banget. Dasar teman nggak punya akhlak!" tuduh Ricky dengan wajah sendu.
Pengantin baru itu tidak tampak bahagia sama sekali. Seandainya wanita yang dinikahinya adalah sang kekasih, mungkin senyumnya akan terus mengembang sepanjang acara.
"Senyum napa, Bos! Masak habis nikah cemberut aja," ledek Aldi di sela tawanya.
"Eh, ini si Wenny nggak tahu 'kan kalau lo udah nikah?" imbuh Aldi dengan pertanyaan.
"Ya, enggaklah! Mana tega gue lihat dia nangis. Biarin aja dulu jangan sampai dia tahu. Lo jangan ember, cukup penghuni kos sini aja yang tahu!" jawab Ricky cepat.
Saat mereka berdua asik ngobrol, tante Soraya mendatangi Aldi dan Ricky.
"Nak Ricky ajak temannya masuk, kalian makan malam dulu sana!" ucap tante Soraya menghentikan percakapan dua bersahabat itu.
"I-iya, Tan. Sebentar lagi kami masuk," jawab Ricky canggung.
Keduanya langsung masuk ke rumah Pak Gunadi. Mereka langsung menuju ke ruang makan, untuk menikmati makan malam yang tertunda.
Ricky dan Rena adalah mahasiswa dengan tingkat dan fakultas yang berbeda. Keduanya dipertemukan oleh Sang Pemilik Alam. Saat itu, Rena yang baru saja masuk kampus sebagai mahasiswa baru.
Banyak barang yang harus dibawa oleh Rena sebagai mahasiswa baru. Sehingga dia kerepotan membawa semua barang itu sendiri. Barang yang dibawanya menghalangi pandangan, dan tidak sengaja menabrak seseorang yang berjalan di depan.
Orang yang Rena tabrak adalah Ricky, kakak tingkat, yang sedang membawa oli bekas untuk dibawa ke bengkel. Terjadilah adu mulut diantara keduanya. Mereka tidak ada yang mau mengalah, padahal keduanya sudah sama-sama kotor.
Tabrakan badan yang tidak disengaja itu akhirnya, membuat baju Ricky dan barang bawaan Rena menjadi kotor oleh oli bekas. Tidak hanya itu saja, Rena pun harus menjalani hukuman.
Semenjak kejadian itu, selalu saja ada momen dimana keduanya dipertemukan dalam keadaan terburu-buru. Selalu bertabrakan secara tidak sengaja dan berakhir dengan adu mulut. Hal itu sudah bukan rahasia umum lagi di kampus.
Rena dan Ricky bak Tom dan Jerry yang tidak pernah akur dalam setiap kesempatan. Selalu saja alasan untuk keduanya bertengkar dan saling menyerang. Teman-teman mereka tidak ada yang bisa melerai.
Ricky melajukan motornya dengan kecepatan tinggi karena takut terlambat sampai di kampus. Di persimpangan jalan, tiba-tiba ada seorang gadis berlari hendak menyeberang jalan.
Ckiiitt...
Suara bunyi rem yang tiba-tiba ditarik dengan sepenuh tenaga, sehingga bunyinya sangat berisik.
Ricky menabrak gadis itu hingga barang yang dibawanya terlempar jauh. Akan tetapi keadaan gadis itu tidaklah parah, hanya lecet pada siku tangannya.
"Lo lagi! Lo lagi! Emang cowok pembawa sial!" teriak Renata kesal.
Di manapun dia bertemu Ricky, dia selalu apes. Sehingga gadis cantik itu sangat membenci Ricky.
"Heh, Lo yang pembawa sial! Setiap gue ketemu Lo pasti ada saja kejadian yang bikin gue celaka!" bantah Ricky tidak mau kalah.
***
Maaf baru bisa up, semoga kalian tetap setia dengan karya receh othor 🤲🤲🤲
Terima kasih 🥰🥰😘😘😘
Lop lop sekebun durian buat para readers semua 😍😍😘😘😘😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 67 Episodes
Comments
Qaisaa Nazarudin
Tapi menurut ku disini dari awal Rena lah yg Ceroboh,Mandi gak kunciin pintu,Nyebrang jalan main nyelonong aja,Bawak bawak saking banyaknya sampe ketabrak orang karna gak liat orang di depannya..Yg apesnya tentu Ricky..😂😂
2024-06-27
0
Qaisaa Nazarudin
Nah kan, Ricky yg salah masuk kosan cewek..🤣🤣🤣
2024-06-26
0
🟡Kⁱᵃⁿᵈ⏤͟͟͞Rą 🈂️irka
wkwkwwkkk...emang jodoh nih...selalu dipertemukan oleh Takdir...🤭🤭
Jangan terlalu benci lahh....benci dan cinta beda tipis lhoo...hehehe
2022-12-04
3