Part 5

Di sinilah mereka berdua saat ini, setelah tadi diantarkan oleh Om Bimo. Di apartemen milik Ricky, hadiah ulang tahunnya yang ke dua puluh.

Rena langsung melangkah masuk, melihat ada berapa kamar. Dia tidak mau jika harus satu kamar dengan Ricky. Semua pintu yang dilihat dibukanya dengan kasar, tanda tidak sabar.

"Lo itu cewek, bukan cowok! Apa pantas kelakuan seorang cewek kasar kek Lo?" cibir Ricky dengan senyum mengejek menghiasi bibirnya.

"Bukan urusan Lo!"

"Sekarang jadi urusan gue, karena Lo sekarang tanggung jawab gue. Lo tinggal sama gue, di tempat gue pula. Kalau Lo bertingkah yang bikin malu gue, sama saja Lo nggak menghargai gue sebagai suami Lo," jelas Ricky panjang lebar, tetapi hanya diacuhkan oleh Rena.

Ricky hanya bisa menghela napas berat melihat kelakuan istri barunya.

"Begini ternyata rasanya menikahi musuh. Dianggap ada pun tidak. Benar-benar menguji kesabaran. Hufftt!" batin Ricky.

Rena memasuki kamar utama, kamar yang lebih luas dibanding dua kamar lainnya. Apartemen itu sebenarnya milik kedua orang tuanya saat belum memiliki rumah. Dari pada kosong, maka Tuan Kurniawan memberikannya pada Ricky.

"Gue mau kamar yang ini, barang-barang Lo pindahin dari sini," ujar Rena menunjukkan sikap bossy.

"Hahaha ... apa Lo bilang? Ini tempat tinggal, tempat tinggal gue. Ini juga kamar gue, kenapa Lo yang ngusir gue? Kalau Lo mau kamar ini, ya tempati aja. Gue nggak keberatan kok berbagi kamar sama Lo. Apalagi berbagi ranjang," ejek Ricky dengan tawa renyahnya.

"Apa berbagi kamar dan ranjang? Sama Lo?" tanya Renata pura-pura terkejut. "Helloo ... bangun woiy! Tidur anda kesiangan. Jangan mimpi di siang bolong, Bung!"

"Kalau tidak mau, silakan pilih kamar lain! " usir Ricky dengan terpaksa.

Rena kembali membawa keluar kopernya dari kamar utama dengan bersungut-sungut.

"Mentang-mentang ini rumah milik dia suka-sukanya sendiri. Awas saja nanti, gue balas Lo!"

Ricky hanya menggedikkan bahunya dan berlalu menuju kamar mandi. Dia butuh guyuran air dingin, untuk meredam emosinya. Belum genap dua puluh empat jam menikah, sudah membuatnya pusing tujuh keliling.

Bagi Ricky, menikah sekali seumur hidup. Dengan siapa pun itu, karena jodoh adalah rahasia Illahi. Seandainya bisa memilih tentu semua orang akan memilih sesuai kemauan dan keinginan.

Allah memberikan kita sesuai kebutuhan dan tentunya baik menurut Dia. Sedangkan kita meminta hanya untuk menuruti keinginan dan baik menurut kita. Sejatinya yang baik menurut kita, belum tentu baik menurut Allah, begitu juga sebaliknya. Baik menurut Allah tidak sesuai dengan keinginan kita.

Apapun itu, apa yang sudah menjadi jalan hidup kita. Nikmati dan jalani, Allah tahu dengan kemampuan kita. Tak akan Dia memberikan sesuatu yang tidak sanggup untuk kita melewatinya.

Ricky meninggalkan Rena di apartemen sendiri. Dia sengaja tidak memberikan kartu akses pada Rena, jika tidak diminta. Ricky sudah terlanjur kesal pada istri barunya yang tidak pengertian itu.

Ricky kembali ke bengkel seperti biasanya. Dia selalu menghabiskan waktunya di bengkel dari pada di apartemen. Hal ini dikarenakan letak apartemen yang jauh dari kampusnya.

Ricky biasanya akan menginap di bengkel. Dikarenakan beberapa hari terakhir bengkel selalu penuh, Ricky pun terpaksa tidur di sembarang tempat. Bahkan dia pernah tidur di emperan bengkel karena saking penuhnya.

Di bengkel, Ricky sudah memiliki tiga montir termasuk Aldi. Bengkel itu tidak hanya menangani mesin ataupun spare part lainnya. Bengkel Ricky juga melayani modifikasi body dan pengecatan body motor.

"Bos, dengar-dengar ruko sebelah disewakan. Bos tidak ada minat untuk menyewa atau membeli gitu?" tanya karyawan Ricky yang bernama Roni.

"Berapa harga sewanya? Kalau terjangkau dananya dibeli sekalian saja. Kalau tidak cukup sementara kita sewa dulu," sahut Ricky seraya menghisap rokok dalam-dalam lalu membuang asap rokok dari mulutnya.

"Hubungi saja langsung, Bos! Ini saya dapat nomor telepon pemilik ruko itu," jawab Roni sembari menyerahkan ponselnya dengan layar menunjukkan kontak dengan nama Pemilik Ruko Sebelah.

Ricky pun meletakkan rokoknya ke asbak, lalu mengambil ponsel tersebut. Ricky menghubungi nomor pemilik ruko memakai ponselnya sendiri. Tak lama kemudian terjadilah percakapan antara Ricky dan pemilik ruko.

Sementara itu, Rena mengamuk di apartemen Ricky karena tidak bisa keluar. Niat hati ingin pergi kuliah lalu jalan-jalan bersama temannya, gagal karena lupa meminta kartu akses apartemen.

"Bang*sat emang si Korek Api! Minggat diem-diem, gue ditinggal begitu saja. Dasar suami lucknut!" sumpah serapah tidak berhenti dari mulut pedas Rena.

"Kenapa juga gue nggak simpan nomor telepon dia sih? Be*o!" gerutu Rena kesal.

Akhirnya Rena ketiduran setelah lelah mengumpat dan menyumpahi Ricky. Dia tertidur hingga sore hari. Gadis cantik yang kini berstatus istri itu terbangun saat kamarnya gelap.

Ricky pulang ke apartemen sore hari, setelah bertemu dengan pemilik ruko. Dia ingin memperbesar usaha bengkelnya. Kebetulan ada ruko yang bersebelahan dengan bengkelnya, sehingga memudahkan usahanya.

Ricky masuk ke dalam apartemen yang masih gelap seperti tak berpenghuni. Dia menghidupkan lampu di ruang tamu dan terus berjalan masuk. Menghidupkan lampu ruang makan yang menyatu dengan dapur.

Setelah hidup semua lampu, dia masuk ke kamarnya dan merebahkan tubuhnya di kasur empuknya. Dia meregangkan otot-otot tubuhnya yang kaku karena seharian ini sibuk ke sana kemari.

Rena yang sudah selesai mandi pun keluar dari kamarnya. Dia mengintip kamar utama yang terletak di sebelahnya. Tampak olehnya Ricky memejamkan mata.

"Dasar blo'on! Jam segini tidur, bukannya mandi," gumam Rena seraya berjalan menuju dapur hendak mencari makanan.

Semua lemari dan kulkas dibukanya, mencari bahan makanan yang bisa diolah atau dimakan langsung. Ternyata hanya ada beras dan telur dua butir. Di kulkas hanya ada buah dan minuman kaleng, tidak ada sayur maupun bahan makanan lainnya.

"Hufftt! Masak gue cuma makan pakai telur ma garam aja, sih!" gerutu Rena.

Dia masih berdiri di antara kitchen set dengan kulkas. Memikirkan menu makan malamnya. Di saat dia sedang berpikir menu makan malam, Ricky sudah berdiri di dekatnya.

"Lo bisa masak?" tanya Ricky yang hanya diacuhkan oleh Rena. Rena hanya memutar bola matanya malas.

"Kalau ditanya itu dijawab! Kalau Lo bisa masak, mending kita belanja bahan makanan sekarang. Keburu malam!" kata Ricky dengan emosi yang kembali meluap.

"Gue lupa minta duit sama bokap tadi!" jawab Renata pelan.

"Lo itu sekarang tanggung jawab gue. Kalau butuh duit tinggal bilang aja sama gue. Ayo buruan, udah laper banget gue!" sahut Ricky kemudian menarik tangan Renata.

Ricky mengajak Renata ke supermarket yang masih dalam lingkungan apartemennya. Mereka berdua cukup berjalan kaki saja ke sana.

"Makan dulu, yuk! Laper gue," ajak Ricky setelah membayar belanjaan mereka.

Terpopuler

Comments

Qaisaa Nazarudin

Qaisaa Nazarudin

Manggilnya Istri aja thor,Kalo istri baru kayak Rena istri ke dua aja..😂

2024-06-27

0

Mujiyanti

Mujiyanti

renata terlalu kasar omonganya, dia wanita lho

2023-09-26

1

Fitriyani

Fitriyani

laah,msh mnding Ricky yg suka2,lah emang itu apartemen Dy,dr pd elo,istri yg g ngrsa istri,tp gaya nya bossy bgt...

2023-03-06

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!