Bertemu Nova

Zafira kini sudah berada di sebuah cafe untuk menunggu sahabatnya. Satu-satunya sahabat yang tahu ia telah menikah dan memiliki 2 orang anak dan satu-satunya sahabat yang tahu bagaimana perjalanan rumah tangga Zafira selama ini.

"Fira," pekik Nova girang saat melihat keberadaan sang sahabat.

"Nova," pekik Zafira tak kalah lantang. Ia lantas merentangkan kedua tangannya lalu mereka pun saling berpelukan. "Kangen banget sama kamu," ucap Zafira sambil melakukan cipika-cipiki.

Nova menyipitkan matanya, "salah siapa susah bener diajak ketemuan," delik Nova sebal.

"Yah, mau gimana lagi Nov, kamu kan tahu permasalahannya," desah Zafira sambil mempersilahkan Nova duduk.

"Hmmm ... tapi ini tumben jam makan siang bisa ngajakin ketemuan? Apa nggak masalah? Entar tuh Mak lampir semprot kamu lagi," tukas Nova sedikit khawatir.

"Tenang aja, mulai sekarang dia udah nggak punya hak buat marah-marah atau ngomelin aku lagi."

"Hah! Kok bisa? Kamu udah berhasil menaklukkan ibu mertua kamu yang resek itu?" tanya Nova penasaran.

Zafira terkekeh, "nggak. Kayaknya sampai kapanpun dia bakal terus begitu ke aku deh, Nov."

"Lah, terus, kok dia nggak bisa ngomelin kamu lagi, gimana bisa gitu?"

"Entar aku cerita. Kamu pesan dulu aja, aku udah," tukas Zafira seraya memanggil waiters. Nova pun mengangguk kemudian segera memesan makan siangnya sebab jarum jam sudah menunjukkan jam makan siang.

Sebelum menceritakan permasalahannya, mereka pun menyantap makan siang mereka sambil bercerita.

Setelah selesai, barulah Zafira membuka pembicaraannya.

"Nov, aku udah diusir oleh Refano dan orang tuanya," tukas Zafira membuka pembicaraannya sambil tersenyum getir.

Nova yang baru saja hendak meminum cappuccinonya, lantas meletakkan kembali cangkirnya. Ia benar-benar terkejut dengan apa yang barusan Zafira tuturkan.

"Kenapa? Kenapa mereka mengusir kamu? Lalu anak-anak ... bagaimana?"

Kemudian Zafira pun mulai menceritakan segalanya tanpa ada yang ditutupi. Nova menyeka air matanya kasar. Ia tak menyangka nasib sahabatnya semiris itu. Sudah dinikahi tanpa cinta, tak diakui sebagai seorang istri dan menantu, diabaikan, tak dipedulikan, anak-anaknya tak diakui, lalu kini diusir, suaminya juga ternyata diketahui telah menghamili perempuan lain dan hari ini akan menikah, dan ayahnya pun meninggal di hari pengusiran dirinya.

Nova tak sanggup menahan derai air matanya. Nova mengutuk perbuatan Refano dan keluarganya yang sungguh-sungguh keterlaluan. Nova sampai berdoa semoga Refano dan keluarganya mendapatkan ganjaran yang lebih menyakitkan.

"Ra, kamu yang kuat ya! Kalau kamu butuh sesuatu, bilang aku ya, insya Allah, aku pasti akan bantu sebisa aku," ujar Nova sambil menggenggam tangan Zafira.

Zafira pun membalas genggaman tangan itu.

"Karena itulah aku nemuin kamu, Nov. Aku butuh kerjaan. Sekarang aku adalah tulang punggung ibu dan anak-anakku. Aku butuh pekerjaan sesegera mungkin. Ibu emang nyaranin aku cari kerjaan setelah melahirkan, tapi itu nggak mungkin. Tabunganku nggak banyak, sedangkan segalanya membutuhkan uang. Ini aja tadi aku habis ke sekolah Regina, aku mau mindahin dia karena uang sekolah di sana cukup mahal. Tapi untung saja, sekolah menawarkan beasiswa untuk Regina agar ia tetap bersekolah di sana asal ia bisa mempertahankan prestasinya. Jadi beban ku sedikit berkurang," ujar Zafira menceritakan kegelisahan hatinya.

Nova tersenyum, "aku pasti akan bantu kamu. Basic kamu kan sekretaris, sama kayak aku. Kebetulan 2 Minggu lagi aku akan resign karena suami aku pindah tugas ke Bali. Kamu mau gantiin aku?" ujar Nova menawarkan.

"Hah! Tapi Nov, aku kan udah 7 tahun lebih nggak berkecimpung di dunia persekretarisan, gimana kalo aku nggak bisa? Lagian, apa atasan kamu mengizinkan? Apalagi lewat jalur nepotisme kayak gini, pasti atasan kamu nggak setuju. Orang mau jadi sekretaris aja mesti melewati berbagai seleksi, lah masa' aku tiba-tiba jadi sekretaris. Kerja yang lain aja deh, Nov." Zafira menolak ide sahabatnya itu. Bukan tanpa alasan, ia telah vakum bekerja selama 7 tahun, ia khawatir tidak bisa melakukan pekerjaannya dengan baik.

"Itu masalah gampang. Kamu itu kan pinter, pasti nggak butuh waktu lama untuk belajar. Sebelum resign, aku pasti bakal bimbing kamu terlebih dahulu. Masalah si bos, gampang. Biar jutek dan garang, tapi sebenarnya orangnya baik kok. Entar aku ngomong sama dia."

"Tapi kalau dia tetap nggak ngizinin gimana?"

"Jangan pesimis dulu. Yakin deh sama aku."

"Tapi kamu jangan coba-coba cerita permasalahan hidupku, ya! Aku nggak mau dikira jual simpati. Kau mau diterima kerja karena kemampuanku, bukan karena jual rasa simpati apalagi minta dikasihani. Aku janji, kalau diterima nanti aku akan bekerja sebaik mungkin." Ucap Zafira sungguh-sungguh.

"Hmmm ... Oke deh. Padahal sebenarnya nggak papa kali cerita, tapi kalau kamu nggak mau, Yo wes lah. Berdoa aja, semoga kalian berjodoh."

"Hah! Berjodoh? Maksudnya?" beo Zafira yang tak paham dengan perkataan Nova.

Nova terkekeh, "Maksudnya, semoga kamu berjodoh dengan pekerjaan itu. Tapi kalau kamu berjodoh sama atasanku juga nggak masalah. He's single, masih muda juga alias berondong," bisik Nova sambil terkekeh.

Zafira yang mendengar bisikan itu lantas menepuk pundak Nova dengan mata mendelik, "ingat, aku ini masih jadi istri orang. Nggak etis rasanya ngomongin hal kayak gitu."

"Secara hukum iya, tapi secara agama kalo nggak salah kamu udah talak 1 lho," ujar Nova.

"Aku kurang tau hal kayak gituan. Udahlah, nggak usah bahas. Kamu udah mau balik kerja kan?"

"Eh, iya, hampir lupa! Bisa-bisa aku disemprot kalo terlambat. Apalagi setelah ini akan ada meeting. Aku duluan ya, Ra. Nggak perlu bayar, aku yang traktir," seru Nova sambil meraih tasnya dan mencium pipi kiri dan kanan Zafira.

...***...

Sedangkan di tempat lain, tampak sepasang pengantin yang baru saja melangsungkan akad nikahnya pagi tadi sedang bersantai di dalam kamar sebuah hotel. Resepsi pernikahan mereka akan dilakukan malam nanti, jadi mereka mengisi waktu mereka dengan bersantai.

Dengan wajah datarnya, Refano mengambil sebatang rokok kemudian membakarnya. Ia menghisap batangan tembakau itu di balkon kamar hotel sambil memperhatikan lalu lintas yang terlihat jelas dari atas sana.

Saat sedang menghembuskan asap rokoknya, sepasang lengan memeluk tubuhnya dari belakang membuat tubuh laki-laki itu menegang.

"Lagi liatin apa?" tanya perempuan yang baru beberapa jam lalu sah menjadi istrinya.

"Nggak ada."

"Fan, kok kamu jadi makin dingin gitu ke aku sih?"

"Tak perlu aku jelaskan kan alasannya."

"Ya aku tahu, kamu nggak cinta sama aku, tapi setidaknya belajarlah. Apalagi aku sedang hamil anak kamu. Kamu tahu, semenjak hamil, aku tuh makin pingin deket sama kamu, tapi kamu malah kayak jaga jarak gitu," rajuk Saskia sambil mencebikkan bibirnya.

"Aku butuh waktu, aku harap kau mengerti." Ucap Refano datar.

Saskia menghela nafasnya, "ya udah. Tapi ... apa kamu nggak mau jengukin anak kamu?"

Refano mengerutkan keningnya bingung, bagaimana caranya menemui anaknya sedangkan anaknya saja masih di dalam perut.

'Apa yang dimaksud Saskia itu anak-anak Zafira?'

"Fan, kok ngelamun sih?" cetus Saskia dengan wajah masam. Kemudian ia berpindah tempat ke depan Refano dan melingkarkan tangannya di leher Refano.

"Fan, kayaknya anakmu pingin dijenguk kamu deh, mau ya,” bisik Saskia sambil mengusap-usap rahang Refano, tapi Refano justru menahan tangan Saskia dan menurunkannya.

"Hentikan! Seperti yang aku bilang tadi, aku butuh waktu."

Setelah mengatakan itu, Refano pun segera keluar dari kamar hotel mereka, meninggalkan Saskia yang berdecak kesal karena Refano meninggalkannya begitu saja.

...HAPPY READING 🥰🥰🥰...

Terpopuler

Comments

mumu

mumu

aku agak ngeleg sedikit, tadi fano bilang dia tidak zina, tapi ini udah hamil aja si saskia. hamilnya gimana? dihamilin jin??

2024-04-07

0

tehNci

tehNci

Bukan kamu aja Nova, yg mengutuk perbuatan Refano dan keluarganya, pasti para readers pun semuanya mengutuk. Doa orang teraniaya bakalan dikabulkan author. Lihat saja nanti 🤭😄🤣

2024-04-06

1

💖⃟🌹Ʃеᷟʀͥᴎᷤᴀᷤ🌹💖

💖⃟🌹Ʃеᷟʀͥᴎᷤᴀᷤ🌹💖

Kayaknya Zafira bakal dapat jodoh nih, ditempat kerja yg baru

2024-04-09

0

lihat semua
Episodes
1 Anak perempuan yang tak dianggap
2 Rencana Liliana
3 Kegaduhan di pagi hari
4 Buah hati pelipur lara
5 Saskia
6 Kecamuk batin Zafira
7 You Raise Me Up
8 Ke dokter Kandungan
9 Pengusiran
10 Pengusiran II
11 Duka dan Lunas
12 Si kecil yang bijak dan sakit hati sang ibu
13 Bertemu Nova
14 Sekretaris vs Bos
15 Menepis rasa
16 Bertemu Bos Baru
17 Drama Kopi
18 Baik tapi nyebelin
19 Tantangan
20 Tamu Perusahaan
21 Kagum?
22 Gejala Sakit Jantung?
23 Periksa ke dokter
24 Bos Galak
25 Singa Lapar
26 Ray Adams
27 Ray dan Zafira
28 Apa mungkin ...
29 Kutukan Bunda
30 Perdebatan
31 Regina ...
32 Rumah Sakit
33 Apakah itu ...
34 Mengobati penasaran
35 Lampu hijau
36 Rasa penasaran Zafira
37 Sikap Alvian
38 Di bawah atap yang sama
39 Pertengkaran dan obrolan dua bocah
40 Zafira dan Bu Ayu
41 Masa lalu Ayu (1)
42 Masa lalu Ayu (II)
43 Suami siaga?
44 Kekhawatiran
45 Kesempatan terakhir yang tersiakan
46 Tangisan terakhir
47 Jawaban Zafira
48 Muhammad Zafran Altakendra
49 Batal khitbah?
50 Kerja sama
51 Aku menyesal
52 Maling teriak maling
53 Di dalam mobil
54 Jadi bahan perbincangan
55 Menjadi pusat perbincangan
56 SHOCK
57 Kebiasaan baru Alvian
58 Genggaman tangan
59 Otw ...
60 Histerektomi
61 Lamaran
62 Undangan
63 Perasaan Refano
64 Judulin sendiri. Hehehe ...
65 Pertama
66 Luapan emosi
67 Sore Pertama
68 Papa
69 Baju dinas
70 Kedatangan Liliana
71 Kedatangan Refano menemui Alvian
72 Kedatangan Refano menemui Alvian II
73 Kedatangan Refano menemui Alvian III
74 Pencarian
75 75
76 Batu Moisanit
77 77
78 Menemukan keberadaan Refani
79 79
80 Siang di ruang kerja
81 Kecelakaan
82 Cerita 1
83 Cerita 2
84 Panik
85 Shock
86 Hancur
87 Pelangi setelah badai
88 Bonus
89 Kelegaan dan sang mantan
90 Bicara
91 Makan malam
92 Kritis
93 Operasi
94 Dorrr 1
95 Dorrr 2
96 Prison
97 97
98 Ya, semoga saja.
99 Kejutan
100 Merlyn
101 Salah paham?
102 Mas hot daddy
103 103
104 104
105 Sehari bersama Regina dan Refina
106 106
107 107
108 Karena kau memang pantas mendapatkannya
109 Cafe
110 Perubahan Merlyn
111 Story of Merlyn 1
112 Story of Merlyn 2
113 Heart to heart
114 Ungkapan perasaan
115 Akhir bahagia
116 Alohaaa para readers othor
117 Rahim Tebusan
Episodes

Updated 117 Episodes

1
Anak perempuan yang tak dianggap
2
Rencana Liliana
3
Kegaduhan di pagi hari
4
Buah hati pelipur lara
5
Saskia
6
Kecamuk batin Zafira
7
You Raise Me Up
8
Ke dokter Kandungan
9
Pengusiran
10
Pengusiran II
11
Duka dan Lunas
12
Si kecil yang bijak dan sakit hati sang ibu
13
Bertemu Nova
14
Sekretaris vs Bos
15
Menepis rasa
16
Bertemu Bos Baru
17
Drama Kopi
18
Baik tapi nyebelin
19
Tantangan
20
Tamu Perusahaan
21
Kagum?
22
Gejala Sakit Jantung?
23
Periksa ke dokter
24
Bos Galak
25
Singa Lapar
26
Ray Adams
27
Ray dan Zafira
28
Apa mungkin ...
29
Kutukan Bunda
30
Perdebatan
31
Regina ...
32
Rumah Sakit
33
Apakah itu ...
34
Mengobati penasaran
35
Lampu hijau
36
Rasa penasaran Zafira
37
Sikap Alvian
38
Di bawah atap yang sama
39
Pertengkaran dan obrolan dua bocah
40
Zafira dan Bu Ayu
41
Masa lalu Ayu (1)
42
Masa lalu Ayu (II)
43
Suami siaga?
44
Kekhawatiran
45
Kesempatan terakhir yang tersiakan
46
Tangisan terakhir
47
Jawaban Zafira
48
Muhammad Zafran Altakendra
49
Batal khitbah?
50
Kerja sama
51
Aku menyesal
52
Maling teriak maling
53
Di dalam mobil
54
Jadi bahan perbincangan
55
Menjadi pusat perbincangan
56
SHOCK
57
Kebiasaan baru Alvian
58
Genggaman tangan
59
Otw ...
60
Histerektomi
61
Lamaran
62
Undangan
63
Perasaan Refano
64
Judulin sendiri. Hehehe ...
65
Pertama
66
Luapan emosi
67
Sore Pertama
68
Papa
69
Baju dinas
70
Kedatangan Liliana
71
Kedatangan Refano menemui Alvian
72
Kedatangan Refano menemui Alvian II
73
Kedatangan Refano menemui Alvian III
74
Pencarian
75
75
76
Batu Moisanit
77
77
78
Menemukan keberadaan Refani
79
79
80
Siang di ruang kerja
81
Kecelakaan
82
Cerita 1
83
Cerita 2
84
Panik
85
Shock
86
Hancur
87
Pelangi setelah badai
88
Bonus
89
Kelegaan dan sang mantan
90
Bicara
91
Makan malam
92
Kritis
93
Operasi
94
Dorrr 1
95
Dorrr 2
96
Prison
97
97
98
Ya, semoga saja.
99
Kejutan
100
Merlyn
101
Salah paham?
102
Mas hot daddy
103
103
104
104
105
Sehari bersama Regina dan Refina
106
106
107
107
108
Karena kau memang pantas mendapatkannya
109
Cafe
110
Perubahan Merlyn
111
Story of Merlyn 1
112
Story of Merlyn 2
113
Heart to heart
114
Ungkapan perasaan
115
Akhir bahagia
116
Alohaaa para readers othor
117
Rahim Tebusan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!