Si kecil yang bijak dan sakit hati sang ibu

Seminggu telah berlalu dan malam ini tampak Zafira dan ibunya dibantu beberapa tetangganya sedang membereskan rumah selepas melakukan tahlilan malam ke-tujuh. Setelah semuanya beres, para tetangga pun berpamitan pada Zafira dan Bu Mayang.

"Bu Mayang, Fira, kami pulang dulu ya!" pamit salah seorang tetangga.

"Bu, Fira, kami pamit juga ya!"

"Iya, Bu. Makasih sebelumnya sudah repot-repot bantu-bantu di sini," ujar Bu Mayang.

"Oh ya, Bu, ini masih ada kue, silahkan dibawa untuk adik-adik di rumah," timpal Zafira sambil menyerahkan kantong berisi kue ke beberapa tetangga yang membantu mereka beres-beres.

"Ya ampun nak Fira, malah jadi ngerepotin. Seharusnya nggak perlu. Kalian kan sedang berduka cita."

"Nggak papa kok Bu, masih banyak soalnya dari pada mubazir. Sekali lagi makasih ya, Bu."

"Ya udah, makasih ya nak Fira. Wassalamu'alaikum."

"Wa'alaikum salam wr.wb," jawab Zafira dan Bu Mayang berbarengan.

Setelah masuk kembali ke dalam rumah, Zafira pun menghampiri kedua putrinya yang sedang memainkan ponsel Zafira.

"Ma, Regi kapan sekolah lagi?" tanya Regina yang sudah beberapa hari tidak masuk sekolah.

Zafira gamang, ia pun bingung. Sekolah dimana Regina bersekolah termasuk sekolah elit yang biaya perbulannya cukup mahal, sedangkan sisa tabungannya tidak seberapa. Untung saja sang ayah mengikuti kegiatan amal kematian masjid jadi uangnya bisa dibelanjakan untuk keperluan biaya pemakaman dan tahlilan. Belum lagi bantuan dari para tetangga sebab semasa hidupnya, sang ayah memang selalu menjaga silaturahmi dengan para tetangga. Pak Ahmad juga kerap membantu para tetangga baik sehingga saat mereka tahu pak Ahmad meninggal dunia, para tetangga pun datang berduyun-duyun untuk melayat dan memberikan bantuan dari uang, sembako, hingga makanan sebab mereka tahu keluarga pak Ahmad tengah berduka jadi tak memungkinkan untuk memasak.

"Sayang, kayaknya nanti kamu bakal pindah sekolah, bagaimana? Kamu nggak papa kan?" tanya Zafira lembut agar putrinya tidak terlalu terkejut.

"Tapi kenapa ma? Kenapa Regi harus pindah?" tanya Regina polos.

Zafira menarik nafas panjang, ia tidak mau membohongi anaknya. Ada baiknya dia jujur agar anaknya perlahan mau mengerti kesulitan orang tuanya. Sekarang mereka sudah berbeda jadi ia tidak mungkin bisa bersekolah seperti biasanya.

"Sayang, kamu tahu kan kita udah nggak tinggal sama papa. Terus ... mama belum ada kerjaan. Sedangkan uang sekolah Regi di sana kan mahal. Mama memang ada tabungan, tapi ... tabungan mama nggak banyak. Jadi ... "

"Iya ma, Regi nggak papa. Asal Regi selalu sama mama, Regi nggak masalah sekolah di mana aja," ujar Regina bijak membuat mata Zafira berkaca-kaca.

'Lihat mas, anak kita ternyata sangat bijak. Kata siapa mereka nggak berguna? Lihat, padahal Regina baru berusia 6 tahun, tapi dia sudah sangat bijak dan mampu mengerti kesulitan orang tuanya. Aku yakin, kamu akan menyesali keputusanmu yang membuang anak-anakmu, darah dagingmu. Tidak semua anak bisa bersikap bijak seperti ini. Aku bersyukur memiliki anak-anak seperti Regina dan Refina. Mereka berdua adalah anugrah luar biasa dari Allah. Aku akan selalu menjaga mereka sebaik mungkin. Itu janjiku," batin Zafira bermonolog.

"Terima kasih, sayang sudah mengerti mama..Mama sayaaang banget sama Regi dan Refi," ujar Zafira seraya tersenyum lebar.

"Sayang adek juga, ma," celetuk Refina yang sudah menciumi perut Zafira membuat Zafira terkekeh karena kegelian.

Kini kedua putrinya telah tidur. Melihat sang ibu tampak melamun dengan pandangan ke arah televisi, Zafira pun segera menghampiri kemudian merebahkan kepalanya di pundak sang ibu.

Bu Mayang lantas melingkarkan tangannya di pundak Zafira sambil mengusapnya.

"Dia tidak ada menghubungimu sama sekali?" tanya Bu Mayang. Zafira yang paham siapa yang dimaksud pun menggeleng. Bu Mayang menghela nafasnya, sedikitpun tak ada itikad baik dari keluarga calon mantan besannya itu. Mereka seperti sudah benar-benar membuang putri dan cucu-cucunya. Bu Mayang tak mengerti, mengapa ada orang-orang yang sejahat itu. Kalau selama menjadi istri Zafira tidak pernah berbakti, mungkin Zafira pantas mendapatkan perlakuan seperti itu, tapi ia sangat tahu, putrinya adalah wanita yang penyabar dan patuh. Jadi apa pantas anaknya mendapatkan perlakuan seperti ini? Tidak.

Hanya karena putrinya terlahir dari orang-orang miskin seperti mereka, hanya karena putrinya bukanlah menantu idaman mereka, hanya karena anak mereka tidak mencintai putrinya, pantaskah putrinya diperlakukan seperti ini? Sungguh, Bu Mayang sangat sakit hati atas perbuatan mereka. Seandainya membunuh tidak berdosa, Bu Mayang ingin sekali menghabisi mereka semua yang sudah menyakiti anak dan cucu-cucunya.

Sebagai seorang ibu, ia sangat sakit hati. Ia yang hamil dan melahirkan putrinya dengan mempertaruhkan nyawanya, tapi orang lain yang menyakiti. Ia saja tak pernah berlaku kasar pada anaknya, tapi mereka ...

Sumpah demi Allah, ia sakit hati. Bu Mayang sampai membatin, tak rela rasanya bila mereka hidup berbahagia, sedangkan putrinya harus hidup nelangsa dengan anak-anaknya. Ia sangat-sangat sakit hati. Tapi biarlah, ia takkan membalas mereka dengan tangannya. Biarkan Allah yang membalaskan sakit hatinya. Ia yakin, hukum tabur tuai itu ada. Ia yakin, apa yang mereka tabur saat ini, akan mereka tuai balasannya dikemudian hari.

"Tapi ... "

"Tapi apa?" tanya Bu Mayang penasaran saat sang putri tiba-tiba terdiam. "Tadi Fira lihat di story' Saskia, mereka akan segera menikah besok pagi. Mereka mengadakan pesta yang begitu megah dan mewah, sangat berbanding terbalik dengan Fira yang ... hanya dinikahi di ruang emergency. Bolehkah Fira merasa sakit hati, Bu?" lirih Zafira dengan mata memerah.

Ya, Zafira memang mengikuti akun insta milik Saskia. Saat menidurkan Refina tadi, Zafira membuka akun instanya dan dia melihat persiapan pesta pernikahan Refano dan Saskia yang begitu megah dan mewah. Sangat-sangat berbanding terbalik dengan pernikahannya yang bukan hanya tidak digelar acara, tapi juga tak dipublikasikan. Hanya dinikahi di depan kakek Prambudi, di ruang emergency. Zafira merasa sakit hati. Ia yang menemani selama 7 tahun tidak pernah diakui sama sekali. Tidak pernah dianggap sama sekali. Ia benar-benar sakit hati.

Dada Bu Mayang terasa begitu sesak. Dia yang mendengarnya saja merasa amat sangat sakit hati, apalagi putrinya yang mengalami.

"Sabar ya, nak. Semua pasti ada hikmahnya. Kamu kuat. Kamu pasti bisa. Ibu yakin, kamu bisa melewati ini semua dan ibu yakin kamu akan mendapatkan kebahagiaanmu. Ada ibu, ibu akan selalu bersamamu," ucap Bu Mayang lirih mencoba menenangkan Zafira yang ia yakini pasti merasa amat sakit hati.

"Bu, sepertinya Fira harus kembali bekerja." Ujar Zafira setelah menyusut air matanya.

"Memangnya kamu udah tahu mau bekerja apa dan dimana?"

Zafira menggeleng dengan kepala masih bersandar di pundak sang ibu.

"Belum tahu. Tapi besok Fira ada janji temu sama Nova. Fira mau coba tanya ke Nova, semoga aja dia bisa bantu. Ibu doain Fira ya." Nova adalah sahabat Zafira saat masih sama-sama berkuliah.

"Tapi kamu lagi hamil nak, apa nggak sebaiknya nanti saja, setelah kamu melahirkan." Terang saja Bu Mayang mengkhawatirkan keadaan sang putri yang sedang berbadan dua bila harus bekerja.

"Nggak bisa Bu. Tabungan Fira nggak banyak, belum untuk keperluan sehari-hari, untuk susu Regi dan Refi, untuk sekolah Regi, belum lagi untuk biaya membeli perlengkapan bayi dan biaya persalinan."

Bu Mayang hanya bisa menghela nafas dan mengangguk pasrah.

"Ya sudah, ibu cuma bisa berpesan, selalu hati-hati. Ibu nanti akan bantu jaga Regi dan Refi kalau kamu bekerja, ibu masih kuat kok. Tinggal kalian harta ibu, jadi selalu hati-hati ya nak."

"Iya, Bu. Mohon doanya supaya usaha Fira diberikan kemudahan," ujar Zafira.

"Itu pasti, ibu pasti akan selalu mendoakan mu dan cucu-cucu ibu. Sekarang istirahat gih. Nggak usah berpikir macam-macam. Biarkan saja mereka saat ini bersenang-senang, ibu yakin, suatu hari nanti, mereka semua akan mendapatkan ganjarannya. Allah itu maha melihat dan maha adil, nak. Allah tak mungkin diam saja saat hambanya didzalimi." Tutur Bu Mayang sambil mengusap puncak kepala Zafira yang diangguki wanita hamil itu sebelum berlalu masuk ke dalam kamar dimana kedua putrinya sedang terlelap.

...***...

...HAPPY READING 🥰🥰🥰...

Terpopuler

Comments

💖⃟🌹Ʃеᷟʀͥᴎᷤᴀᷤ🌹💖

💖⃟🌹Ʃеᷟʀͥᴎᷤᴀᷤ🌹💖

sakit yg tak berdarah ya si Fira inih

2024-04-09

0

Sweet Girl

Sweet Girl

Betul Bu Mayang...
Ndak capek capek... biarlah Alloh yg turun tangan.

2024-02-14

0

Sweet Girl

Sweet Girl

Aduh Bu Mayang... amit amit deh... jangan Sampek... kejadian... berfikir pun jangan...
biarlah mereka Alloh yang balas ...

2024-02-14

0

lihat semua
Episodes
1 Anak perempuan yang tak dianggap
2 Rencana Liliana
3 Kegaduhan di pagi hari
4 Buah hati pelipur lara
5 Saskia
6 Kecamuk batin Zafira
7 You Raise Me Up
8 Ke dokter Kandungan
9 Pengusiran
10 Pengusiran II
11 Duka dan Lunas
12 Si kecil yang bijak dan sakit hati sang ibu
13 Bertemu Nova
14 Sekretaris vs Bos
15 Menepis rasa
16 Bertemu Bos Baru
17 Drama Kopi
18 Baik tapi nyebelin
19 Tantangan
20 Tamu Perusahaan
21 Kagum?
22 Gejala Sakit Jantung?
23 Periksa ke dokter
24 Bos Galak
25 Singa Lapar
26 Ray Adams
27 Ray dan Zafira
28 Apa mungkin ...
29 Kutukan Bunda
30 Perdebatan
31 Regina ...
32 Rumah Sakit
33 Apakah itu ...
34 Mengobati penasaran
35 Lampu hijau
36 Rasa penasaran Zafira
37 Sikap Alvian
38 Di bawah atap yang sama
39 Pertengkaran dan obrolan dua bocah
40 Zafira dan Bu Ayu
41 Masa lalu Ayu (1)
42 Masa lalu Ayu (II)
43 Suami siaga?
44 Kekhawatiran
45 Kesempatan terakhir yang tersiakan
46 Tangisan terakhir
47 Jawaban Zafira
48 Muhammad Zafran Altakendra
49 Batal khitbah?
50 Kerja sama
51 Aku menyesal
52 Maling teriak maling
53 Di dalam mobil
54 Jadi bahan perbincangan
55 Menjadi pusat perbincangan
56 SHOCK
57 Kebiasaan baru Alvian
58 Genggaman tangan
59 Otw ...
60 Histerektomi
61 Lamaran
62 Undangan
63 Perasaan Refano
64 Judulin sendiri. Hehehe ...
65 Pertama
66 Luapan emosi
67 Sore Pertama
68 Papa
69 Baju dinas
70 Kedatangan Liliana
71 Kedatangan Refano menemui Alvian
72 Kedatangan Refano menemui Alvian II
73 Kedatangan Refano menemui Alvian III
74 Pencarian
75 75
76 Batu Moisanit
77 77
78 Menemukan keberadaan Refani
79 79
80 Siang di ruang kerja
81 Kecelakaan
82 Cerita 1
83 Cerita 2
84 Panik
85 Shock
86 Hancur
87 Pelangi setelah badai
88 Bonus
89 Kelegaan dan sang mantan
90 Bicara
91 Makan malam
92 Kritis
93 Operasi
94 Dorrr 1
95 Dorrr 2
96 Prison
97 97
98 Ya, semoga saja.
99 Kejutan
100 Merlyn
101 Salah paham?
102 Mas hot daddy
103 103
104 104
105 Sehari bersama Regina dan Refina
106 106
107 107
108 Karena kau memang pantas mendapatkannya
109 Cafe
110 Perubahan Merlyn
111 Story of Merlyn 1
112 Story of Merlyn 2
113 Heart to heart
114 Ungkapan perasaan
115 Akhir bahagia
116 Alohaaa para readers othor
117 Rahim Tebusan
Episodes

Updated 117 Episodes

1
Anak perempuan yang tak dianggap
2
Rencana Liliana
3
Kegaduhan di pagi hari
4
Buah hati pelipur lara
5
Saskia
6
Kecamuk batin Zafira
7
You Raise Me Up
8
Ke dokter Kandungan
9
Pengusiran
10
Pengusiran II
11
Duka dan Lunas
12
Si kecil yang bijak dan sakit hati sang ibu
13
Bertemu Nova
14
Sekretaris vs Bos
15
Menepis rasa
16
Bertemu Bos Baru
17
Drama Kopi
18
Baik tapi nyebelin
19
Tantangan
20
Tamu Perusahaan
21
Kagum?
22
Gejala Sakit Jantung?
23
Periksa ke dokter
24
Bos Galak
25
Singa Lapar
26
Ray Adams
27
Ray dan Zafira
28
Apa mungkin ...
29
Kutukan Bunda
30
Perdebatan
31
Regina ...
32
Rumah Sakit
33
Apakah itu ...
34
Mengobati penasaran
35
Lampu hijau
36
Rasa penasaran Zafira
37
Sikap Alvian
38
Di bawah atap yang sama
39
Pertengkaran dan obrolan dua bocah
40
Zafira dan Bu Ayu
41
Masa lalu Ayu (1)
42
Masa lalu Ayu (II)
43
Suami siaga?
44
Kekhawatiran
45
Kesempatan terakhir yang tersiakan
46
Tangisan terakhir
47
Jawaban Zafira
48
Muhammad Zafran Altakendra
49
Batal khitbah?
50
Kerja sama
51
Aku menyesal
52
Maling teriak maling
53
Di dalam mobil
54
Jadi bahan perbincangan
55
Menjadi pusat perbincangan
56
SHOCK
57
Kebiasaan baru Alvian
58
Genggaman tangan
59
Otw ...
60
Histerektomi
61
Lamaran
62
Undangan
63
Perasaan Refano
64
Judulin sendiri. Hehehe ...
65
Pertama
66
Luapan emosi
67
Sore Pertama
68
Papa
69
Baju dinas
70
Kedatangan Liliana
71
Kedatangan Refano menemui Alvian
72
Kedatangan Refano menemui Alvian II
73
Kedatangan Refano menemui Alvian III
74
Pencarian
75
75
76
Batu Moisanit
77
77
78
Menemukan keberadaan Refani
79
79
80
Siang di ruang kerja
81
Kecelakaan
82
Cerita 1
83
Cerita 2
84
Panik
85
Shock
86
Hancur
87
Pelangi setelah badai
88
Bonus
89
Kelegaan dan sang mantan
90
Bicara
91
Makan malam
92
Kritis
93
Operasi
94
Dorrr 1
95
Dorrr 2
96
Prison
97
97
98
Ya, semoga saja.
99
Kejutan
100
Merlyn
101
Salah paham?
102
Mas hot daddy
103
103
104
104
105
Sehari bersama Regina dan Refina
106
106
107
107
108
Karena kau memang pantas mendapatkannya
109
Cafe
110
Perubahan Merlyn
111
Story of Merlyn 1
112
Story of Merlyn 2
113
Heart to heart
114
Ungkapan perasaan
115
Akhir bahagia
116
Alohaaa para readers othor
117
Rahim Tebusan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!