Saskia

Brakkk ...

Refano masuk ke kantornya dengan wajah ditekuk. Bahkan ia membanting pintu ruangannya kasar membuat seseorang yang duduk di meja tepat di depan ruangannya berjengit kaget. Ia sampai mengurut dada karena jantung yang. berdegup kencang.

Melihat sang atasan masuk ke ruangannya dengan wajah masam, ia lantas pergi ke pantai untuk membuatkan secangkir kopi. Setelah jadi, ia membawa kopi itu ke dalam ruangan atasannya dengan langkah melenggak-lenggok bak seorang model.

Lalu ia meletakkan secangkir kopi tersebut dengan senyum merekah khas dirinya. Setelahnya ia berjalan ke belakang Refano dan mulai memijit punggung Refano yang matanya sedang terpejam. Refano tetap memejamkan matanya, menikmati setiap sentuhan pijitan dari seseorang yang merupakan sekretarisnya sendiri. Tangan yang awalnya di pundak itu kini menjalar ke atas, memijat kepala hingga pelipis membuat Refano terasa rileks.

"Sudah baikan?" tanya sang sekretaris dengan senyum merekahnya.

Refano mengangguk tanpa menjawab.

"Mau cerita?" tanya Sang sekretaris sekaligus sahabat Refano itu. Refano bergeming, kemudian membuka mata dan mengulurkan tangannya untuk membuka laptop di hadapannya.

"Biasa," jawab Refano acuh. Namun kilasan rintihan kesakitan Regina melintas di pelupuk matanya. Refano langsung menggeleng, menepis kilasan tersebut dari pikirannya.

"Masalah dengan istrimu lagi?" terka sang sekretaris yang tak lain adalah Saskia itu. Saskia merupakan sekertaris Refano sekaligus sahabatnya. Orang tua Saskia pun bersahabat dengan orang tua Refano karena itulah mereka bisa saling mengenal dan menjadi sahabat. Sebenarnya mereka memiliki satu sahabat lagi, tapi tinggal di luar negeri.

Refano diam. Seperti biasa, memang Refano tidak suka banyak bicara. Hanya menjawab seperlunya saja. Bahkan ia nyaris tidak memiliki teman dikarenakan sifat sombong yang diturunkan oleh kedua orang tuanya.

Saskia menghela nafasnya, "kalau keberadaannya membuatmu terus merasa tertekan, kenapa tidak kau ceraikan saja, hm? Untuk apa kau mempertahankan perempuan udik seperti dia. Hanya buang waktu dan tenaga saja, Fan." Saskia berujar santai, seolah menceraikan seseorang itu semudah membalikkan telapak tangan. Tanpa berpikir dampak dari perceraian itu, apalagi Refano telah memiliki anak dari istrinya itu. Bahkan kini istri Refano sedang hamil.

"Tidak semudah itu, Sas. Apalagi sekarang Fira sedang hamil. Bagaimana kalau anak yang dikandungnya itu anak laki-laki? Kau tahu kan, aku membutuhkan pewaris anak laki-laki," jawab Refano datar setelah membuang nafas panjang.

"Iya, itu kalau ... Kalau tidak? Bagaimana kalau dia lagi-lagi hamil anak perempuan? Mau sampai kapan kamu menunggu? Mau sampai berapa anak perempuan yang ia lahirkan? Bisa-bisa rumahmu sudah seperti daycare," tukas Saskia dengan mata menyipit. Refano terdiam. Benaknya tampak berpikir dalam kegamangan. "Fan, aku udah berkali-kali bilang sama kamu, aku bersedia melahirkan anak laki-laki untukmu. Kenapa kita tidak menikah saja, toh kita sudah saling kenal dengan baik, begitu pula orang tua kita. Aku yakin, aku bisa hamil anak laki-laki kelak. Kau lihat mbak Lidia, ketiga anaknya laki-laki, aku yakin, aku pun sama seperti mbak Lidia, bisa hamil anak laki-laki. Bahkan aku bersedia hamil anak laki-laki berapa pun yang kau mau," tutur Saskia yang begitu yakin kalau dia bisa hamil anak laki-laki. Lupakah dia, ada Tuhan yang lebih berhak memutuskan segala sesuatu dan segala yang terjadi di dunia ini tentu atas kuasa-Nya.

Refano mengangkat wajahnya, "harus berapa kali ku bilang, aku hanya menganggapmu sahabat, Sas, tak lebih. Bagaimana aku menikahimu bila aku sedikit pun tidak memiliki rasa apapun padamu?"

Saskia mendengkus, "dan harus berapa kali pula aku bilang, aku tak apa. Cukup aku yang mencintaimu dan cukup kau terima cintaku maka akan aku lakukan apapun itu untuk dirimu termasuk harus mengandung anak-anakmu, aku bersedia. Tidakkah kau bisa melihat ketulusanku?" tukas Saskia dengan sorot mata penuh kesungguhan. Saskia sebenarnya gadis yang cantik. Dia juga berasal dari keluarga terpandang, meskipun tidak sekaya keluarga Refano.

"Sas," lirih Refano.

"Sudah, pikirkan saja dulu tawaranku. Aku keluar dulu. Ingat, jam 11 nanti kita ada meeting," pungkas Saskia sebelum keluar dari ruangan Refano.

Refano menghela nafas panjang. Sebenarnya semalam ibunya pun sudah membicarakan hal tersebut. Ibunya menyarankan dirinya menikahi Saskia sebab ibunya yakin kali ini pun Zafira akan melahirkan anak perempuan. Liliana mengatakan, dari ciri-ciri kehamilan Zafira saat ini, itu menunjukkan kehamilan anak perempuan. Tapi haruskah ia menikah lagi? Dengan Saskia? Sahabatnya sendiri.

Refano menghembuskan nafas kasar, mungkin sebaiknya ia pertimbangan lagi. Seperti yang dikatakan Saskia, bila yang Zafira lahirkan anak perempuan lagi, mau sampai berapa anak lagi yang harus Zafira lahirkan baru ia bisa memiliki anak laki-laki? Bisa-bisa rumahnya berubah menjadi daycare karena menampung terlalu banyak anak.

Terlalu menginginkan anak laki-laki, membuat Refano benar-benar mengabaikan anak-anak perempuannya. Seandainya ia tahu keutamaan memiliki anak perempuan, apakah ia masih ingin menolak kedua putrinya yang menggemaskan itu?

Seperti hadis Nabi Muhammad Saw tentang merawat anak perempuan yang berbunyi, "Siapa yang menanggung nafkah dua anak perempuan sampai baligh, maka pada hari kiamat, antara saya dan dia seperti ini. Beliau menggabungkan jari-jarinya.” (Muslim).

Dan bila ada yang memiliki 3 orang anak perempuan, "Siapa yang memiliki 3 anak perempuan, lalu dia bersabar, memberinya makan dan minum, dan pakaian dari hasil usahanya, maka semuanya akan menjadi pelindungnya pada hari kiamat”. (HR Ibnu Majah).

Tapi sayang, Refano dan kedua orang tuanya terlalu menutup mata atas segala keutamaan itu. Yang mereka pikirkan hanyalah apa yang mereka miliki di dunia. Kegemerlapan dunia terlalu menyilaukan mata mereka. Terlalu ketakutan sumber penghasilan utama mereka diambil alih oleh anggota keluarga yang lain. Padahal sebenarnya itu hanyalah ketakutan mereka sendiri.

...***...

"Fan, kita mau makan siang di mana?" tanya Saskia sambil membereskan berkas-berkas yang berceceran di atas meja. Mereka baru saja selesai mengadakan meeting dengan beberapa kepala cabang.

"Terserah," jawab Refano acuh tak acuh.

Saskia mendengkus kemudian menggelengkan kepalanya, "ke restoran Jepang kesukaanmu, bagaimana?"

"Oke." Irit bicara, seperti itulah Refano sebenarnya.

Tak lama kemudian, mereka pun tiba di restoran Jepang yang ada di sebuah mall. Refano menyerahkan pilihan menu pada Saskia sebab gadis itu telah mengetahui semua kesukaan Refano. Saskia pun lantas memesan berbagai macam menu yang memang kerap Refano pesan. Saat sedang menyantap makanan, tiba-tiba Saskia. menangkap keberadaan Zafira dan kedua putrinya yang sedang berjalan-jalan. Sebuah smirk terbit di bibirnya. Apalagi saat ia tahu salah seorang putri dari Refano dan Zafira telah melihat keberadaannya.

Lalu ia mengalihkan pandangannya ke arah Refano yang di saat bersamaan ia melihat sudut bibir Refano yang terkena Shoyu yang merupakan cocolan dari sushi yang barusan Refano makan. Lantas Saskia mengambil tisu dan dengan gerakan lembut bak seorang kekasih yang begitu perhatian dengan kekasihnya, Saskia pun mengusap saus itu dengan tatapan penuh arti. Di sela-sela usapannya, Saskia tersenyum sebab ia dapat melihat dari sudut matanya kalau Zafira tengah memperhatikannya.

Refano mendongak, menatap Saskia yang baru saja menarik tangannya, "ada Shoyu di sudut bibirmu. Tapi sekarang sudah bersih. Kau seperti anak kecil saja, makan sampai belepotan gitu," ujar Saskia sambil bersungut-sungut membuat Refano tersenyum tipis.

...***...

...HAPPY READING 🥰🥰🥰...

Terpopuler

Comments

💖⃟🌹Ʃеᷟʀͥᴎᷤᴀᷤ🌹💖

💖⃟🌹Ʃеᷟʀͥᴎᷤᴀᷤ🌹💖

sahabat yg menyesatkan ya, Saskia inih...

2024-04-03

0

tehNci

tehNci

Haha..jauh banget bikin kopinya, nyampe pantai. Pantry ya, maksudnya🤭

2024-04-06

0

💖⃟🌹Ʃеᷟʀͥᴎᷤᴀᷤ🌹💖

💖⃟🌹Ʃеᷟʀͥᴎᷤᴀᷤ🌹💖

idih, sombong amat si cabe cabean

2024-04-03

0

lihat semua
Episodes
1 Anak perempuan yang tak dianggap
2 Rencana Liliana
3 Kegaduhan di pagi hari
4 Buah hati pelipur lara
5 Saskia
6 Kecamuk batin Zafira
7 You Raise Me Up
8 Ke dokter Kandungan
9 Pengusiran
10 Pengusiran II
11 Duka dan Lunas
12 Si kecil yang bijak dan sakit hati sang ibu
13 Bertemu Nova
14 Sekretaris vs Bos
15 Menepis rasa
16 Bertemu Bos Baru
17 Drama Kopi
18 Baik tapi nyebelin
19 Tantangan
20 Tamu Perusahaan
21 Kagum?
22 Gejala Sakit Jantung?
23 Periksa ke dokter
24 Bos Galak
25 Singa Lapar
26 Ray Adams
27 Ray dan Zafira
28 Apa mungkin ...
29 Kutukan Bunda
30 Perdebatan
31 Regina ...
32 Rumah Sakit
33 Apakah itu ...
34 Mengobati penasaran
35 Lampu hijau
36 Rasa penasaran Zafira
37 Sikap Alvian
38 Di bawah atap yang sama
39 Pertengkaran dan obrolan dua bocah
40 Zafira dan Bu Ayu
41 Masa lalu Ayu (1)
42 Masa lalu Ayu (II)
43 Suami siaga?
44 Kekhawatiran
45 Kesempatan terakhir yang tersiakan
46 Tangisan terakhir
47 Jawaban Zafira
48 Muhammad Zafran Altakendra
49 Batal khitbah?
50 Kerja sama
51 Aku menyesal
52 Maling teriak maling
53 Di dalam mobil
54 Jadi bahan perbincangan
55 Menjadi pusat perbincangan
56 SHOCK
57 Kebiasaan baru Alvian
58 Genggaman tangan
59 Otw ...
60 Histerektomi
61 Lamaran
62 Undangan
63 Perasaan Refano
64 Judulin sendiri. Hehehe ...
65 Pertama
66 Luapan emosi
67 Sore Pertama
68 Papa
69 Baju dinas
70 Kedatangan Liliana
71 Kedatangan Refano menemui Alvian
72 Kedatangan Refano menemui Alvian II
73 Kedatangan Refano menemui Alvian III
74 Pencarian
75 75
76 Batu Moisanit
77 77
78 Menemukan keberadaan Refani
79 79
80 Siang di ruang kerja
81 Kecelakaan
82 Cerita 1
83 Cerita 2
84 Panik
85 Shock
86 Hancur
87 Pelangi setelah badai
88 Bonus
89 Kelegaan dan sang mantan
90 Bicara
91 Makan malam
92 Kritis
93 Operasi
94 Dorrr 1
95 Dorrr 2
96 Prison
97 97
98 Ya, semoga saja.
99 Kejutan
100 Merlyn
101 Salah paham?
102 Mas hot daddy
103 103
104 104
105 Sehari bersama Regina dan Refina
106 106
107 107
108 Karena kau memang pantas mendapatkannya
109 Cafe
110 Perubahan Merlyn
111 Story of Merlyn 1
112 Story of Merlyn 2
113 Heart to heart
114 Ungkapan perasaan
115 Akhir bahagia
116 Alohaaa para readers othor
117 Rahim Tebusan
Episodes

Updated 117 Episodes

1
Anak perempuan yang tak dianggap
2
Rencana Liliana
3
Kegaduhan di pagi hari
4
Buah hati pelipur lara
5
Saskia
6
Kecamuk batin Zafira
7
You Raise Me Up
8
Ke dokter Kandungan
9
Pengusiran
10
Pengusiran II
11
Duka dan Lunas
12
Si kecil yang bijak dan sakit hati sang ibu
13
Bertemu Nova
14
Sekretaris vs Bos
15
Menepis rasa
16
Bertemu Bos Baru
17
Drama Kopi
18
Baik tapi nyebelin
19
Tantangan
20
Tamu Perusahaan
21
Kagum?
22
Gejala Sakit Jantung?
23
Periksa ke dokter
24
Bos Galak
25
Singa Lapar
26
Ray Adams
27
Ray dan Zafira
28
Apa mungkin ...
29
Kutukan Bunda
30
Perdebatan
31
Regina ...
32
Rumah Sakit
33
Apakah itu ...
34
Mengobati penasaran
35
Lampu hijau
36
Rasa penasaran Zafira
37
Sikap Alvian
38
Di bawah atap yang sama
39
Pertengkaran dan obrolan dua bocah
40
Zafira dan Bu Ayu
41
Masa lalu Ayu (1)
42
Masa lalu Ayu (II)
43
Suami siaga?
44
Kekhawatiran
45
Kesempatan terakhir yang tersiakan
46
Tangisan terakhir
47
Jawaban Zafira
48
Muhammad Zafran Altakendra
49
Batal khitbah?
50
Kerja sama
51
Aku menyesal
52
Maling teriak maling
53
Di dalam mobil
54
Jadi bahan perbincangan
55
Menjadi pusat perbincangan
56
SHOCK
57
Kebiasaan baru Alvian
58
Genggaman tangan
59
Otw ...
60
Histerektomi
61
Lamaran
62
Undangan
63
Perasaan Refano
64
Judulin sendiri. Hehehe ...
65
Pertama
66
Luapan emosi
67
Sore Pertama
68
Papa
69
Baju dinas
70
Kedatangan Liliana
71
Kedatangan Refano menemui Alvian
72
Kedatangan Refano menemui Alvian II
73
Kedatangan Refano menemui Alvian III
74
Pencarian
75
75
76
Batu Moisanit
77
77
78
Menemukan keberadaan Refani
79
79
80
Siang di ruang kerja
81
Kecelakaan
82
Cerita 1
83
Cerita 2
84
Panik
85
Shock
86
Hancur
87
Pelangi setelah badai
88
Bonus
89
Kelegaan dan sang mantan
90
Bicara
91
Makan malam
92
Kritis
93
Operasi
94
Dorrr 1
95
Dorrr 2
96
Prison
97
97
98
Ya, semoga saja.
99
Kejutan
100
Merlyn
101
Salah paham?
102
Mas hot daddy
103
103
104
104
105
Sehari bersama Regina dan Refina
106
106
107
107
108
Karena kau memang pantas mendapatkannya
109
Cafe
110
Perubahan Merlyn
111
Story of Merlyn 1
112
Story of Merlyn 2
113
Heart to heart
114
Ungkapan perasaan
115
Akhir bahagia
116
Alohaaa para readers othor
117
Rahim Tebusan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!