Mendengar apa yang di katakan oleh Tian, Cantika tak bisa berkata lagi. Ia juga bingung harus bagaimana lagi jika sudah seperti ini. Apa lagi dirinya saat ini sedang hamil, jika ingin minta pisah pun itu tidak akan mungkin bisa.
"Aku nggak menyangka jika aku akan alami hal seperti ini. Aku pikir suamiku orang biasa, ternyata ia seorang CEO yang telah beristri. Jika seperti ini aku bisa apa?" batinnya bingung.
Melihat Cantika diam dan bengong, Tian merasa semakin bersalah.
"Sayang, tolong jangan seperti ini. Kamu pasti memikirkan ancaman dari Rani, iya kan? kamu tak usah khawatir, di dunia ini uang yang berkuasa. Aku bisa gunakan kekuasaanku untuk membungkam semua orang yang ingin jahat padamu."
"Aku juga akan kerahkan seluruh anak buahku untuk selalu waspada menjaga dirimu, supaya kamu dan calon anak kita selalu aman. Besok aku akan minta pada pengacaraku untuk urus gugatan ceraiku pada, Rani."
"Setelah aku resmi bercerai dengan Rani, kita bisa menikah resmi. Karena kehamilanmu kan belum genap empat bulan jadi kita masih bisa menikah resmi."
"Jadi sekarang kamu tak usah risau dengan semuanya ya. Rileks saja supaya anak kita juga tidak ikut stres karena kamu terlalu banyak mikir."
Mendengar apa yang di katakan oleh Tian, tidak membuat hati Cantika langsung tenang dan nyaman. Justru ia malah semakin kesal pada suami sirinya itu.
"Mas, mentang-mentang kamu kaya hingga menggampangkan semua permasalahan. Tidak semuanya di ukur dengan uang dan belum tentu semuanya akan berjalan lancar sesuai dengan keinginanmu. Apa tadi kamu nggak dengar jika istri sahmu itu tidak akan mau bercerai darimu, dan bahkan ia akan lakukan segala cara demi bisa mempertahankan rumah tangga kalian."
"Mungkin aku saja yang akan mundur jika seperti itu. Setelah anak ini lahir aku akan segera pergi dari kehidupanmi, mas. Tapi aku tidak akan menyerahkan anak ini begitu saja padamu. Melainkan aku akan membawanya serta pergi denganku. Karena hanya anak ini satu-satunya yang aku punya di dunia ini."
Tian tak suka dengan apa yang dikatakan oleh Cantika. Karena dia tak ingin berpisah dengannya.
"Sayang, jangan pernah katakan pisah denganku. Karena aku tak ingin mendengarnya, lagi pula aku sudah janji pada Almarhum ibumu untuk tidak meninggalkan dirimu," ucap Tian memelas.
"Jika karena kamu terikat janji pada Almarhumah ibuku, sama saja kamu tak setulusnya cinta dan sayang padaku. Tapi kamu bertahan denganku karena almarhumah ibuku," ucap Cantika ketus.
"Sudahlah, sayang. Tolong percaya saja padaku. Semua akan baik-baik saja dan kita akan bisa menyelesaikannya dengan segera. Serahkan semua ini padaku, kamu tinggal berdoa dan duduk manis saja, ok," ucap Tian mencoba meyakinkan Cantika.
Sementara Rani saat ini bingung harus bagaimana lagi supaya dia tetap bertahan di samping Tian. Dia pun mendatangi rumah orang tuanya untuk meminta solusi dari permasalahan pelik yang saat ini ia hadapi.
"Pah-mah, tolong bantu aku," pintanya pada saat baru sampai di rumah orang tuanya.
"Ada apa sih, Rani? baru datang langsung pasang wajah sedih?" tanya Mamah Bella.
"Iya, Rani. Seharusnya duduk dulu, biar rileks lalu baru kamu cerita," ucap Papah Willy membenarkan ucapan istrinya.
Rani duduk di sofa dekat orang tuanya saat ini sedang duduk. Setelah ia merasa nyaman barulah ia bercerita semuanya tentang rumah tangganya yang akan kandas karena adanya pelakor.
"Apa Rani, jadi Tian telah menikah siri dengan wanita lain? kok kita sama sekali nggak tahu ya?" tanya Mamah Bella heran.
"Rani, sudah dari awal pernikahan. Papah menasehatimu supaya tidak terlalu fokus dengan karirmu, hingga terjadi hal seperti ini kan? sebenarnya tindakan Tian itu nggak salah, karena setiap suami pasti ingin di hargai di perhatikan di anggap ada. Tapi tidak denganmu, kamu selalu asik dengan dunia modelingmu," ucap Papah Willy.
"Pah, kok malah membela Tian. Ini Rani anak kandung kita loh, seharusnya kita bantu Rani mencari solusi yang tepat untuk rumah tangganya," protes Bella kesal dengan ucapan suaminya.
"Mah, jika sudah seperti ini lantas kita bisa apa? silahkan saja mamah yang bantu cari solusinya untuk Rani, karena papah tak bisa berbuat apa-apa lagi," Papah Willy angkat tangan dengan permasalahan yang sedang di alami oleh Rani.
"Rani, ikut mamah ke kamar. Biar kita bisa cerita lebih nyaman. Karena mamah punya cara yang bisa membuat Tian menggagalkan rencananya untuk menceraikan dirimu." Ajak Bella seraya bangkit dari duduknya dan melangkah ke kamarnya di ikuti oleh Rani.
"Mah, memangnya bicara di sini kenapa? awas loh ya jangan berbuat yang nekad yang membahayakan orang lain," teriak Papah Willy akan tetapi tidak di hiraukan oleh Rani ataupun Mamah Bella.
Setelah berada di dalam kamar, Mamah Bella mengunci pintunya dari dalam.
"Rani, mamah punya cara yang sangat bagus untukmu. Dan mamah sangat yakin cara ini mampu untuk membatalkan niat Tian menceraikan dirimu. Dan cara ini juga mampu membuat istri siri Tian, pergi dengan sendirinya dari kehidupan Tian," ucap Mamah Bella begitu yakinnya.
"Memangnya bagaimana caranya, mah? cepat katakan aku sudah tak sabar ingin mendengarnya," ucap Rani penasaran.
"Jika ingin melawan musuh bukan dengan cara kekerasan kalau kamu ingin menang. Tapi lawan dengan kelicikan dan gunakan otakmu bukan gunakan kekuatanmu, jelas saja kamu akan kalah. Karena kekuasaan Tian begitu besar," ucap Mamah Bella.
"Iya juga sih, mah. Tapi bagaimana caranya, aku saja bingung?" ucap Rani.
"Makanya kamu diam dan dengarkan apa yang mamah katakan, jangan dulu kamu potong pembicaraan mamah ini," tegur Mamah Bella kesal.
"Baiklah, mah. Aku minta maaf ya, sudah lanjutkan bicaranya aku tidak akan memotongnya lagi," pinta Rani.
"Begini Rani, kita minta tolong dokter pribadi kita untuk membuat laporan palsu tentang tes kesehatanmu."
'Dimana nantinya kamu berpura-pura memiliki suatu penyakit yang sangat serius seperti kanker rahim atau apa begitu."
"Penyakit yang di prediksi mempunyai umur tinggal beberapa bulan saja. Dan selama waktu beberapa bulan itu, kamu minta untuk tetap bersama Tian di sisa hidupmu. Dia pasti nggak akan tega menceraikan dirimu."
"Selama waktu beberapa bulan itu kamu gunakan untuk membuat istri sirinya cemburu. Yah bersikap romantislah di hadapannya."
"Kamu maksud nggak yang mamah katakan ini? jika masih saja kurang paham, biar mamah jelaskan ulang."
Mendengar apa yang di sarankan oleh Mamah Bella, Rani kurang setuju.
"Mah, aku ini sehat loh. Masa iya berpura-pura sakit, yang ada nanti sakit beneran bagaimana? aku nggak maulah, mah," ucapnya menolak ide dari Mamah Bella.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 54 Episodes
Comments
💞N⃟ʲᵃᵃ࿐yENni💖
lhaaa semprul ni emaknya Rani,bikin ide kog kyk gitu klo jadi kenyataan nyahok kamu...krn ucapan ibu itu doa lho buat anaknya...
2022-12-20
0
💞N⃟ʲᵃᵃ࿐yENni💖
tu papah Willy tau peran sbgai istri,berarti emang km yg egois Rani
2022-12-20
0
Nonny
thanks Kaka Syantik 😘😘😘 salam sehat sll ya, di mudahkan segala urusannya 🤲🤲🤲🤲🤲
2022-11-06
0