Saat itu juga Bu Betty mengobati Tian dengan ramuan tradisional karena kebetulan itu adalah keahliannya.
Bu Betty memiliki seorang anak gadis yang sangat cantik rupawan bernama Cantika.
Setelah beberapa hari di rawat oleh Cantika dan Bu Betty, Tian pun telah sadarkan diri dan pulih.
"Alhamdulillah, akhirnya Mas sadar juga setelah beberapa hari pingsan. Sebentar ya, mas. Aku mau kasih tahu pada ibu dulu." Cantika berlari kecil mencari keberadaan ibunya.
Hanya beberapa detik, ia sudah kembali lagi dengan ibunya.
"Nak, kamu sudah sadar. Syukurlah jika begitu," ucap Bu Betty.
Tian melihat kesekelilingnya, ia merasa bingung karena berada di tempat yang menurut dirinya asing.
"Aku ada dimana, dan bagaimana pula aku ada di sini?" tanyanya bingung.
"Kamu ada di rumah kami, pada saat itu kami tak sengaja menemukan dirimu dalam kondisi terluka di dalam mobil," ucap Bu Betty.
Sejenak Tian terdiam begitu saja, dia sedang memikirkan kejadian itu.
"Oh iya, bu. Aku ingat sekarang, terima kasih ya Bu sudah menolongku?" ucapnya seraya melirik ke arah Cantika.
"Kenapa dadaku berdegup kencang seperti ini pada saat aku melihat gadis ini. Getaran ini juga pernah aku rasakan pada saat aku dulu jatuh cinta pada, Rani," batin Tian.
"Masa iya, baru bertemu dengan nya aku sudah jatuh cinta seperti ini!" batinnya lagi.
********
Sejak saat itu, Cantika dan Tian sudah mulai akrab. Akan tetapi Tian menyembunyikan jati dirinya jika dia adalah seorang CEO di hadapan Cantika dan ibunya.
"Aku ingin tahu apakah Cantika ini matre atau tidak, jika aku menyamar sebagai seorang sopir pribadi," batinnya.
Selagi dirinya duduk diam menunggu Cantika di ruang tamu. Tiba-tiba Cantika berlari ke arahnya seraya menangis, hal ini membuat Tian heran.
"Cantika, ada apa?" tanyanya.
Cantika meraih tangan Tian dan menariknya membawanya masuk ke dalam kamar ibunya tanpa ada sepatah kata pun hanya ada linangan air mata.
"Nak Tian, duduklah. Karena ibu ingin bicara padamu," pintanya lirih.
"Bu,apa nggak sebaiknya kita ke rumah sakit saja," saran Tian tak tega melihat kondisi Bu Betty.
"Nggak usah, nak. Ibu punya satu permintaan, sebelum ibu pergi. Tolong kamu jaga dan sayangi Cantika ya? ibu ingin melihatnya menikah saat ini juga kamu mau kan menikahi Cantika?" pinta Bu Betty lirih.
"Bu, ja....
"Ssssttt...Cantika." Tian menggelengkan kepalanya pada saat Cantika ingin berkata-kata.
"Bu, aku mau menikahi Cantika saat ini juga," ucap Tian dengan pasti.
"Tapi, mas. Kita kan belum lama kenal dan belum tahu satu sama lain," ucap Cantika.
"Cantika, jika kamu menolak keinginan terakhir ibu, ibu akan sedih."
Air mata meleleh dari sudut mata Bu Betty yang saat ini tergolek tak berdaya.
Hingga pada akhirnya Cantika tak bisa lagi menolak keinginan terakhir ibunya. Cantika dan Tian menikah siri di rumah sakit dengan saksi beberapa perawat dan dokter.
"Nak Tian, terima kasih ya sudah mau mengabulkan keinginan ibu ini. Tian jaga dan sayangi Cantika. Dan kamu Cantika berbaktilah pada suamimu."
Setelah mengucapkan pesan terakhir, Bu Betty benar-benar meninggal saat itu juga. Isak tangis tak dapat di hindarkan lagi oleh Cantika. Seolah ia tak rela jika ibunya pergi begitu saja karena hanya ibu yang ia punya.
***********
Satu bulan berlalu dari meninggalnya Bu Betty. Tapi Tian masih saja menyembunyikan jati dirinya sebagai seorang CEO.
"Sayang, aku minta maaf ya belum bisa menikahi resmi dirimu karena aku belum punya biaya, kamu tahu kan aku hanya seorang sopir," ucap Tian berbohong.
"Iya, mas. Nggak apa-apa kok. Yang terpenting kamu benar-benar tepati janjimu pada almarhumah ibuku," ucap Cantika.
"Ya Allah, sebenarnya aku merasa berdosa dengan kebohonganku ini. Maafkan aku Cantika, aku belum bisa berkata jujur tentang diriku ini. Juga tentang istri pertamaku. Dan aku juga menunggu waktu yang tepat untuk bisa menalak Rani, karena saat ini ia sedang ada di luar negeri," batin Tian.
Hingga suatu hari, terjadi insiden yakni Cantika dan Tian harus pergi dari rumah peninggalan almarhumah Betty. Karena rumah tersebut harus di gusur paksa untuk pembangunan sebuah pusat perbelanjaan.
"Mas, bagaimana ini? padahal rumah ini adalah satu-satunya kenangan ku bersama orang tuaku. Walaupun kita diberikan ganti uang untuk membeli rumah yang baru, tapi rasanya aku tidak rela." Cantika menangis histeris.
"Sayang, ikhlaskan saja. Sebaiknya kita cepat pergi dari sini sekarang juga, jangan sampai mereka marah dan bertindak kasar pada kita." Tian merangkul Cantika meninggalkan rumah tersebut.
"Mas, lantas kita akan tinggal dimana? nggak mungkin secara mendadak seperti ini kita langsung bisa mendapatkan ganti rumah," tanya Cantika panik.
"Sayang, kamu jangan panik seperti itu. Aku ada satu rumah yakni selama ini tak di tempati. Rumah ini milik majikanku, yang di serahkan padaku untuk di jaga. Kita bisa tempati rumah ini, daripada rumah ini tak di huni," ucap Tian menenangkan hati Cantika.
Dan pada saat itu juga, Cantika di ajak oleh Tian ke rumah barunya yang memang mewah dan megah.
"Mas, rumah sebesar ini kok hanya di beli oleh majikanmu dan nggak di huni ya sayang sekali ya," ucapnya polos.
"Makanya itu, bos meminta aku untuk merawat rumah ini."
Sejak saat itu Cantika dan Tian tinggal di rumah mewah yang sebenarnya adalah salah satu rumah milik Tian. Kehidupan rumah tangga mereka sangat harmonis.
Pernikahan mereka begitu bahagia apa lagi setelah beberapa bulan menikah, Cantika di nyatakan hamil.
Sementara pernikahan Tian dengan Rani berasa hambar karena sejak Rani berada di luar negeri, ia tak bisa dihubungi sama sekali. Ia menghilang bagai hantu.
"Heran, dari awal Rani pergi. Ia tak pernah memberi kabar padaku sesuai dengan janjinya waktu itu. Bahkan aku sudah mengalah menelpon dia tapi sama sekali tak di responnya, pernikahan macam apa ini?" batin Tian kesal.
"Ah biar saja dia berbuat seenaknya, jika nanti dia sudah meresponku baru aku akan katakan niatku untuk pisah dengannya. Karena aku sudah menemukan wanita yang tepat untuk menjadi istriku yakni Cantika."
"Setelah aku pisah dengan Rani, aku akan menikahi resmi Cantika. Dan setelah itu sudah tidak ada lagi pernikahan monoton dan hambar."
"Karena aku yakin, bersama dengan Cantika aku akan bahagia. Apalagi saat ini kami akan memiliki keturunan, ini yang sudah aku impikan dari dulu."
"Cantika benar-benar istri yang sempurna bagiku karena dia tak pernah menuntut banyak hal dariku. Ia juga melakukan perannya sebagai seorang istri dengan sangat baik."
Tian beranggapan hidupnya akan segera berubah bahagia. Setelah nanti ia berhasil berpisah dari Rani.
Apakah Tian benar-benar akan bahagia bersama Cantika?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 54 Episodes
Comments
Nonny
hhii Yo i Yo ii🤭🤭
2022-11-02
0
heni diana
Harusnya tian jujur aja sama cantika ya kan nunggu rani pulng blom jelas kpan klo anaknya keburu lahir gmna??
2022-11-02
1