Mendengar pembelaan yang di lakukan oleh Tian untuk Cantika membuat Rani sangat kesal.
"Mas, kenapa dari tadi kamu terus memojokkanku dan membelanya? apa kamu lupa dengan perjanjian kita. Jika kamu takkan pernah melarangku untuk tetap berkarir walaupun kita telah menikah?" ucapnya.
"Aku tak pernah melarangmu untuk berkarir, tetapi semua ada batasannya karena kamu telah berkeluarga. Selama ini kamu terus saja mengutamakan karirmu tanpa memikirkan diriku. Kamu tak bisa menyeimbangkan antara menjadi seorang istri dan seorang wanita karir," ucap Tian kesal.
"Aku sudah pernah bilang padamu pada saat terakhir aku melarangmu untuk tidak pergi ke luar negeri bukan? jangan salahkan aku jika aku melakukan apa yang aku mau."
"Bersama Cantika aku menemukan jati diriku sebagai seorang suami. Ia selalu patuh dan selalu melayani segala kebutuhanku. Ia benar-benar istri idaman apa lagi saat ini aku akan punya anak darinya."
"Jadi aku sudah membuat sebuah keputusan yang sangat matang. Aku akan memilih Cantika dan akan menggugat cerai dirimu, Rani."
Mendengar apa yang telah di katakan oleh suaminya, Rani bagai di sambar petir. Ia benar-benar tak menyangka sama sekali jika suaminya berani mendua di belakangnya.
"Mas, kamu tega berbuat ini padaku?" ucap Rani seraya menitikkan air mata.
"Kamu dulu yang mengabaikanku sejak awal kita menikah hingga saat ini. Apa pernah kamu mendengar segala keluh kesah ku, segala nasehatku? tidak pernah kan? bahkan kamu terang-terangan selalu menentang diriku. Aku ini suamimu, tapi tak pernah kamu hargai apa lagi kamu anggap ada. Jadi untuk apa pula aku berjuang hidup dengan wanita egois seperti dirimu?" ucap Tian dengan lantangnya.
"Mas, harusnya semua permasalahan kan bisa kita bicarakan baik-baik bukan dengan cara kamu memilih wanita lain untuk menggantikan posisi diriku," ucap Rani seraya mengusap air matanya.
"Aku sudah berulang kali mengajakmu untuk selalu membicarakan secara baik-baik, bukannya kamu tak pernah menghiraukan? kamu selalu pergi jika kita sedang berbicara, kamu sama sekali tak pernah mendengar apa yang aku katakan hingga selesai ucapanku yang terakhir," ucap Tian.
"Mas, setiap orang kan punya suatu kekurangan dan kelebihan dan apa kamu lupa pernikahan itu bukannya untuk menyatukan dua hati yang berbeda, dan untuk saling melengkapi kekurangan masing-masing pasangannya?" ucap Rani pandai berkilah.
"Aku tahu tentang hal itu, justru selama aku menikah denganmu aku selalu menutupi kekuranganmu tetapi kamu tidak pernah sedikitpun memperhatikanku."
"Kamu juga selalu lalai dalam menjadi seorang istri. Apa kamu tahu tugas seorang istri yang benar? jika aku selalu menasihatimu menegurmu kamu bukannya sadar akan kesalahanmu tetapi kamu malah membangkang terhadapku."
Cantika hanya diam saja mendengar suaminya bertengkar dengan istri pertamanya. Kini dia tahu pokok permasalahan yang membuat suami sirinya itu berbuat nekat dengan menikahinya.
Rani tak bisa berkata-kata lagi mendengar apa yang dikatakan oleh suaminya barusan, dia hanya diam tertunduk membisu bagaikan mati kutu.
"Mas, aku mencintaimu dari lubuk hatiku dan aku tidak akan menerima perpisahan yang kelak akan kamu lakukan padaku," ucap Rani.
"Kamu tak usah berkata-kata cinta lagi padaku, Rani. Karena setiap tingkah lakumu tidak pernah membuktikan bahwa kamu itu benar-benar tulus mencintaiku."
"Aku tidak akan merubah keputusanku ini, aku tetap akan menggugat cerai dirimu karena aku telah menemukan cinta sejatiku dan wanita yang benar-benar menjadi idaman hatiku. Wanita yang membuatku selalu nyaman jika aku berada di sisinya, wanita yang selalu membuat aku merasa dihargai," ucap Tian begitu yakinnya.
"Tidak Mas, aku tidak akan mau berpisah denganmu sampai kapanpun jika perlu aku akan bertahan walaupun kamu telah menikahi dirinya. Dan aku akan menunggu hingga wanita itu melahirkan dan pada saat itu aku ingin kamu menalaknya dan kita kembali hidup bersama," ucap Rani tetap tak mau dirinya di cerai oleh Tian.
"Terserah apa maumu, Rani. Tetapi sekali aku bilang tidak ya tidak, karena rasa kecewaku sudah begitu mendalam, tidak ada lagi yang bisa kita perbaiki," ucap Tian tepat kukuh dengan pendiriannya.
"Baiklah, mas. Jika kamu tetap pada pendirianmu, jangan salahkan aku jika aku akan selalu meneror rumah tanggamu dengannya. Dan bahkan aku akan mempermalukanmu di depan umum."
"Aku juga bisa membuat karirmu yang sedang melejit menjadi hancur dengan aku bongkar pernikahan sirimu dengannya."
"Tak hanya itu, mas. Aku akan selalu menjadi bayangan dalam kehidupan rumah tanggamu bersamanya."
"Kamu telah menyakitiku, aku juga akan menyakiti istri sirimu apa lagi dia saat ini sedang hamil anakmu bukan?"
"Aku akan melakukan segala cara untuk bisa menghancurkan rumah tangga kalian. Kamu tahu siapa aku kan, mas?"
"Silahkan saja kamu lanjutkan niatmu untuk tetap menceraikan aku. Dan aku akan membuat istrimu kehilangan janinnya, karena aku tahu tidak akan mungkin kamu ada di sampingnya selama empat puluh delapan jam!"
Berbagai ancaman di lontarkan oleh Rani pada Tian. Akan tetapi tak lantas membuat Tian merubah keputusannya untuk bercerai dari Rani. Dia sama sekali tak takut dengan segala ancaman dari Rani.
Dia punya segalanya dan dengan kekuasaannya, dia mampu melakukan segala cara.
"Aku tidak takut dengan semua ancamanmu padaku, Rani. Karena aku punya segalanya, bahkan aku bisa dengan mudah menghancurkan perusahaan milik papahmu. Apa kamu lupa siapa orang yang telah menyuntikkan dana pada perusahaan papahmu? jika aku ambil semua dana yang ada di perusahaan papahmu itu, aku yakin usaha papahmu langsung gulung tikar. Dan pastinya kamu tak mau itu terjadi bukan?" Tian malah balik mengancam Rani.
"Silahkan saja kamu cabut suntikan dana yang telah kamu berikan di perusahaan papah, aku yakin tidak akan bangkrut. Mari kita buktikan siapa yang akan menang diantara kita. Kamu siap-siap saja terima kekalahanmu, mas."
"Dan kamu, pelakor! aku akan buat hidupmu menderita dan hari-harimu bagai di neraka!"
Setelah memberikan ultimatum seperti itu, barulah Rani berlalu pergi dari rumah Tian. Dan seperginya Rani, Cantika hanya diam saja. Karena dia sama sekali tak pernah bermimpi jika akan menjadi seorang pelakor.
"Sayang, aku minta maaf ya. Sudah berbohong padamu. Tetapi semua ini aku lakukan karena terpaksa. Tapi kamu sudah tahu kan, aku akan memilih dirimu."
Tian menggenggam jemari tangan Cantika.
"Mas, seharusnya kamu tidak berbohong padaku. Kamu katakan dari awal, jika sudah seperti ini aku akan selamanya di cap buruk oleh orang-orang dengan sebutan pelakor," ucap Cantika sedih.
"Sayang, jika dari awal aku jujur. Pasti kamu tidak akan mau menikah denganku, sementara sejak pertemuan pertama kita, aku sudah jatuh cinta padamu," ucap Tian.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 54 Episodes
Comments
💞N⃟ʲᵃᵃ࿐yENni💖
lhaa bknya saling sadar diri malah saling mengancam dgn memgandalkan kekuasaan,rmh tangga macam apa sprti itu....terutm kau Rani kenapa kau slalu berani melawan kata2 Tian suamimu.Rani keras kepalamu akn menghancurknmu sndri nanti...
2022-12-20
1
Nonny
aminnn
2022-11-06
0
Fitri
semoga mereka bersatu Tian dan Cantika kk 🙏 keren kk 😍😍
2022-11-06
1