BAB 4

Di depan Pak Leo kini ada bibi Retno sedang menunduk kepalanya. Bibi Retno sudah tahu kalau sudah dipanggil oleh majikannya itu pasti dirinya dianggap melakukan kesalahan atau kurang sempurna dalam bekerja.

Pak Leo menatap tajam ke arah pembantu di rumahnya yang masih tidak berani menatap ke arahnya.

"Bibi Retno! Bibi tahu, kenapa Bibi dipanggil oleh ibu Juan kemari?" tanya Pak Leo dengan nada bicara yang masih lembut. Bibi Retno menggelengkan kepalanya tanda tidak mengetahui permasalahan yang terjadi. Pak Leo menarik nafasnya dalam-dalam.

"Bibi Retno sudah kami anggap seperti keluarga sendiri. Namun bukan berarti Bibi ikut mencampuri dan memberi pengaruh yang tidak baik pada Zian, putri kami. Silahkan Bibi melakukan ibadah sesuatu agama, kepercayaan dan keyakinan Bibi anut. Namun tolonglah, bibi jangan membuat Zian mengikuti apa yang bibi Retno lakukan. Baik ibadah maupun ajaran yang bibi anut. Saya tidak melarang bibi melakukan ibadah itu di rumah ini," kata Pak Leo. Bibi Retno mendongakkan kepalanya melihat kedua mata majikannya yang menatap tajam ke arahnya.

"Saya... saya... saya.. saya tidak mempengaruhi non Zian, pak!" sahut Bibi Retno.

"Tapi darimana Zian belajar dan terpengaruh dengan ajaran itu, hah?" kata Pak Leo sedikit keras nada suaranya. Bibi Retno mulai menciut nyalinya ketika Pak Leo mulai marah.

"Saya tidak tahu, saya tidak tahu Pak Leo!" ucap Bibi Retno.

"Tidak tahu! Lalu dengan siapa Zian bisa belajar secepat itu! Lalu memeluk ajaran itu kalau bukan kamu yang mengajari dan mempengaruhi Zian!" tuduh Pak Leo.

"Maaf, pak Leo! Saya juga tidak tahu!" kata Bibi Retno.

"Ya sudahlah! Jika kamu tidak mau mengakuinya! Kamu bisa kembali ke kamarmu, sebelum aku semakin emosi kepada kamu, bi!" ucap pak Leo akhirnya.

Bibi Retno mulai meninggalkan ruangan itu dan dengan langkah cepat dan lebarnya, Bibi Retno masuk ke dalam kamarnya. Bibi Retno mencoba mengatur detak jantung nya yang berpacu lebih kencang karena rasa takutnya karena kemarahan majikannya.

"Aku tidak menyangka jika Pak Leo akan menuduhku soal non Zian yang mulai menganut dan mempercayai keyakinan agama seperti agamaku. Ibu Juan dan pak Leo menjadi menuduh aku sebagai dalang yang mengakibatkan non Zian menjadi mempercayai agama tertentu. Padahal ketika non Zian berpuasa dan tidak bercerita sendiri kalau kain longgar nya dibakar oleh papi nya sendiri, aku pun juga tidak tahu. Makanya aku beri satu mukena ku yang masih baru dan aku berikan kepada non Zian, supaya non Zian bisa melakukan ibadah sholat sesuai apa yang non Zian mau. Aku tidak memaksa atau mempengaruhi non Zian kok," gumam Bibi Retno.

Bibi Retno mulai menjatuhkan tubuh nya di tempat tidur kecil nya. Bibi Retno mulai memikirkan masalah yang menimpa nya dan juga non Zian yang masih bersembunyi ketika melaksanakan ibadah sholat dan belajar mengaji kitab suci.

"Kasihan non Zian! Ketika pintu hidayah datang kepada non Zian. Namun kedua orang tua nya tidak mendukung. Kedua orang tuanya seperti Pak Leo dan juga bu Juan tidak menyakini agama apapun. Mereka memiliki paham atheis dan hanya berdasarkan pemikiran logis. Sedangkan sebelum alam semesta ini ada, pasti ada yang menciptakan. Apakah Pak Leo dan bu Juan tidak berpikir ke sana?" gumam Bibi Retno.

"Semoga pintu hidayah akan secepatnya datang pada bu Juan dan Pak Leo," gumam Bibi Retno kembali.

Bibi Retno mulai menjatuhkan tubuh nya di tempat tidur kecil nya. Bibi Retno mulai memikirkan masalah yang menimpa nya dan juga non Zian yang masih bersembunyi ketika melaksanakan ibadah sholat dan belajar mengaji kitab suci.

"Kasihan non Zian! Ketika pintu hidayah datang kepada non Zian. Namun kedua orang tua nya tidak mendukung. Kedua orang tuanya seperti Pak Leo dan juga bu Juan tidak menyakini agama apapun. Mereka memiliki paham atheis dan hanya berdasarkan pemikiran logis. Sedangkan sebelum alam semesta ini ada, pasti ada yang menciptakan. Apakah Pak Leo dan bu Juan tidak berpikir ke sana?" gumam Bibi Retno.

"Semoga pintu hidayah akan secepatnya datang pada bu Juan dan Pak Leo," gumam Bibi Retno kembali.

🦋🦋🦋🦋🦋

Di kamar nya, Zian saat ini sedang menjalankan sholat. Zian sudah mengunci kamarnya. Tentu saja Zian sudah mencegah dan menanggulangi supaya peristiwa yang pernah terjadi akan terulang kembali. Dimana mami nya melihat dirinya sedang melakukan ibadah sholat subuh. Saat itu mami nya ingin membangun kan dirinya dan untuk bersiap pergi berlibur bersama mami papi nya. Namun karena mami papi nya mengetahui kalau Zian selama ini diam-diam membohongi kedua orang tuanya dan juga memeluk agama tertentu, maka orang tua Zian mengurungkan niatnya untuk mengajak Zian pergi berlibur bersama dengan nya. Ini adalah hukuman bagi Zian. Selain itu papi nya marah besar dan di depan mata Zian membakar kain panjang dan longgar yang dikenakan nya saat beribadah.

Kini Zian sudah mendapatkan kembali mukena dan juga ditambah kitab. Bibi Retno lah yang memberikannya saat Zian menceritakan kalau dirinya sudah memeluk agama sebagai agama yang dianut oleh Bibi Retno.

Dengan khusuk Zian melakukan gerakan sholat itu. Walaupun Zian masih belum hapal semua bacaannya di dalam sholat. Zain masih membaca bacaan sholat itu yang Zian tempel di depannya. Setelah usai Zian akan melepaskan bacaan sholat itu. Jika Zian membuatkan kertas yang berisi bacaan sholat itu masih menempel di sana terus menerus, bisa ketahuan oleh mami papi nya jika mereka tiba-tiba masuk ke dalam kamarnya.

Setelah menyelesaikan semua reka'at dalam sholat nya, Zian mulai membaca kitab suci itu. Zian belum bisa membacanya. Namun Zian saat ini sedang membaca arti dalam kitab suci itu. Besok setelah Zian kembali kuliah dan bertemu dengan Mariah, Zian akan belajar untuk membaca huruf-huruf hijaiyah dalam tulisan Arab. Ini akan mempermudah Zian untuk membaca kitab suci agama yang sudah di anut nya.

"Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam," gumam Zian sambil menutup kembali kitab suci itu dan melepaskan semua mukena yang menutupi semua auratnya.

Zian kini mulai duduk dan bersandar di kursi belajar nya. Zian kembali teringat akan ucapan papinya.

"Papi mami suatu hari nanti pasti akan paham dan memahami aku. Jika aku sudah memeluk agama ini. Mungkin sekarang mereka tidak akan mengijinkan aku jika aku memeluk salah satu agama ini. Kami sejak dulu tidak mengenal Tuhan. Ini salah! Bahkan sampai saat ini mereka masih memegang teguh paradigma nya jika tidak menyakini satu agama dan ajaran apapun. Bahkan tidak percaya adanya zat yang menciptakan alam semesta sebelum adanya makhlukNya. Semoga mami papi suatu saat mendapatkan petunjuk dan kebenaran untuk menyakini segala kebenaran. Bahwa ada kehidupan lain setelah kematian. Dan ada balasan dari setiap perbuatan," gumam Zian.

Zian tiba-tiba terkejut dengan suara ketukan di pintu kamarnya. Dengan cepat Zian segera berdiri dan membukakan pintu itu. Zian tidak mau jika orang tua atau mami papinya kembali mencurigai dirinya.

"Zian! Kamu sedang apa, sayang?" tanya Pak Leo bersama dengan bu Juan. Zian menatap heran kearah mami papinya yang secara berbarengan datang ke kamarnya.

"Zian sedang belajar, mami papi!" sahut Zian. Papi mami mulai memperhatikan sekeliling kamar Zian. Zian mulai bernafas lega. Mukena dan juga kitab sucinya ia sembunyikan dengan aman di suatu tempat. Pasti mami papi nya tidak akan bisa menemukan nya jika mereka hendak menggeledah di kamarnya.

"Zian! Kamu tidak membohongi kami lagi kan, sayang? Kamu tidak lagi melakukan gerakan dari agama seperti yang dilakukan oleh Bibi Retno kan, sayang?" tanya Mami Juan. Sebenarnya Zian sangat kaget dengan pertanyaan itu semua. Namun Zian berusaha bersikap tenang. Sebenarnya jantung Zian sudah berdetak kencang.

"Tidak mami papi! Aku tidak membohongi mami papi. Aku tidak berani," jawab Zian berusaha tenang menjawabnya. Pak Leo dan juga bu Juan saling berpandangan lalu tersenyum lebar.

"Jangan mengecewakan mami yah, Zian! Kami menyayangi kamu," ucap mami Juan seraya memeluk Zian dengan erat.

"Seharusnya jika kalian menyayangi aku. Kalian harus mendengarkan semuanya dari aku. Kenapa aku bisa memutuskan untuk memeluk salah satu agama ini. Aku ingin mami, papi dan juga mengikuti kebenaran dari ajaran agama ini," batin Zian sambil berdoa di dalam hati. Semoga mami papi nya mendapatkan hikmah dan terbuka hatinya untuk menjalankan dan menganut ajaran agama.

Terpopuler

Comments

Usman Ratta

Usman Ratta

lanjutkan

2022-11-02

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!