3. Masih Sayang

Pov Celia

Aku ragu untuk mengangkat telepon dari Wisnu, namun aku juga tidak tega untuk mengabaikannya. Kuputuskan untuk mengangkatnya saja.

"Halo"

"Ayank.. lagi apa?"

"Lagi dikantor aja, mau siap-siap makan siang sama anak-anak, kamu udah makan?"

Duh, kan.. gimana mau move on ni kalo masih begini, pikirku.

"Aku udah makan kok, makasi ya masih perhatiin aku"

"Iya sama-sama, udah dulu ya aku mau makan"

"Hati-hati ya yank, I Love U"

Aku mematikan sambungan telepon dan bersandar sambil menengadah.. Menahan air mata yang sudah siap tumpah. Rindu sekali padanya, namun apa daya mungkin kami tidak ditakdirkan bersama.

Tok.. tok.. pintu ruanganku ada yang mengetuk. "Masuk" kataku. Muncullah Sasa dan Diana, staffku. "Ayo maksi Mba" ajak mereka. Mereka pun kusuruh masuk dan menutup pintu ruanganku.

"Mba Cel.." panggil Diana saat melihat ke arahku yang terlihat menahan tangis. Diana pun memelukku. Air mataku tumpah dan tidak dapat kubendung lagi dipelukan Diana. Dia mengusap punggungku dan memintaku bersabar.

"Aku sudah denger dari anak-anak mba, soal mba Cel dan mas Wisnu" kata Diana lagi. Pagi tadi dia memang langsung kunjungan ke klien, jadi tidak ada di kantor saat yang lain mendengar pembicaraanku dan Wisnu.

Aku masih terisak dipelukan Diana, dan Sasa hanya terdiam melihat kami dengan menampakkan muka sedihnya. "Mba ga mau pikir ulang?" kata Sasa. Aku menghela nafas dan menatap Sasa lalu tersenyum. " Bismillah aja deh Sa, ini jalan yang aku pilih untuk kebaikan kami, mungkin akan berat pada awalnya karena aku masih sayang sama Wisnu".

"Iya mba, semangat ya semoga bisa cepet move on" kata Diana.

"Yuk makan, patah hati butuh banyak tenaga nih" kataku. Lalu kami bertiga keluar ruanganku dan sudah disambut oleh Aldo dan Dicky dengan tatapan ingin tahunya alias kepo.

"Ceritanya nanti lagi, gw udah laper" kataku. Dan yang lain mengikutiku untuk turun menuju ke warung makan yang berjejer di sekitar kantor kami.

Pov Wisnu

Senangnya Celia mau mengangkat teleponku, walau nadanya sudah terasa berbeda, tapi aku yakin perasaannya belum berubah padaku. Dia masih Celiaku.

Celia Medina, gadis manis dan pintar yang sudah lima tahun mengisi hari-hariku. Memberi warna dan keceriaan dalam hidupku. Orang nomor satu yang memberikan dukungan untuk atas pilihan pekerjaan yang ku ambil, walaupun akibatnya kami harus menjalani hubungan jarak jauh. Tapi itulah Celia, yang selalu berpikir dewasa, dia mensupportku demi masa depanku yang cerah.

Aku merapikan berkas dan dokumen di hadapanku. Aku sudah meminta ijin pada atasanku untuk pulang lebih awal, karena harus ke Jakarta. Yah, aku harus menemui belahan jiwaku dan memintanya untuk memikirkan ulang keputusannya tadi. Semoga keputusan Celia masih bisa dirubah.

Aku berangkat ke Jakarta langsung dari kantor. Aku hanya berganti baju yang memang selalu tersedia di mobilku. Mobilku nanti aku parkirkan di bandara saja, toh besok aku sudah harus kembali lagi ke Bali.

Untunglah perjalanan ke Bandara lancar sekali dan jadwal penerbanganku juga sepertinya tidak ada penundaan. Jadi aku bisa tiba di kantor Celia tepat waktu.

Aku terus berdoa semoga hubungan kami bisa diselamatkan dan kami bisa melanjutkan ke arah yang lebih serius. Aku akan mencari jalan keluar untuk masalah kami. Aku hanya ingin Celia. Aku sangat mencintainya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!