Seseorang sedang berkutat dengan pekerjaan di ruangan nya, ia fokus dengan pekerjaan itu disana. Namun saat ada orang masuk, ia bisa tahu siapa yang datang tanpa ia melihatnya. Ia begitu peka terhadap sekitarnya, yang mungkin ada beberapa orang yang juga sepertinya.
"Tolong! anjing gue Genta." Ucapnya menatap Genta yang tetap tidak mengalihkan pandangan nya dari berkas.
"Gue udah sering bilang, gue gak mau ada anjing masuk di tempat gue." Ucapnya datar.
"Tapi tolong gen, cuma lo yang gue kenal." Ucapnya memohon
"Teman lo banyak, kenapa baru sekarang cari gue? Pergi dari sini bel." Usir Genta pada Arabella mantan kekasihnya yang masih terus dekat dengannya.
"Gue mohon gen, anjing gue kesakitan."
"Gue sudah bilang berkali-kali, jangan bawa anjing di tempat gue, bangsat." Genta sudah malas menahan amarah pada wanita di depannya.
Arabella yang memang menutup telinga dengan ucapan Genta, ia tetap disana pura-pura tidak mendengar.
"Gue muslim bel, elo paham itu. Gue cuma mau elo keluar sekarang." Usir nya dengan pelan.
Arabella menggelengkan kepalanya, ia tidak mau keluar dari ruangan Genta.
"KELUAR..." Pekik Genta menggebrak mejanya menyuruh Arabella keluar, namun tetap saja ia menulikan pendengaran nya. Sampai ada petugas dari luar yang masuk.
"Siapa yang membiarkan wanita ini masuk dengan anjingnya? Saya ingatkan lagi pada kalian semua yang ada disini. Siapa pun yang datang dan membawa anjing, tapi kalian tetap menerima nya. Kalian saja yang periksa, jangan saya. Mengerti kalian?"
"Mengerti dok." Jawab mereka serentak.
"Elo denger ya bel, gue muslim dan lo harus ingat itu. Di tempat ini gue shalat, hargai kepercayaan gue." Genta sudah kesal, ia langsung keluar tanpa berpamitan pada mereka semua, termasuk Arabella yang masih diam mematung. Genta yang ia kenal memang irit bicara dan berkata kasar, kini lebih lagi dari sebelumnya.
Magenta, laki-laki dengan gayanya sendiri. Cara nya sendiri dalam menghadapi orang-orang, dan menjalani kehidupan nya. Ia melaju dengan mobilnya dengan kecepatan sedang, di dalam mereka merasa bersalah karena sudah membiarkan Arabella masuk.
Genta dengan tujuan yang tak jelas menurutnya saat dirinya merasa marah, ia hanya ada satu tujuan jelas, ke makam adik dan ibunya. Genta memarkirkan mobilnya, dan turun untuk masuk ke pemakaman. Namun saat dirinya akan masuk, ia di tabrak seorang gadis yang sedang terburu-buru dengan seragam sekolah nya.
"Maaf." Ucap nya berlalu pergi dengan berlari sekuat mungkin.
"Aneh." Ucap Genta menoleh sebentar, ia tidak mau ambil pusing dengan gadis itu, lalu melanjutkan lagi jalannya. Setelah sampai, Genta menaburkan bunga yang ia bawa sambil menyiram air.
"Assalamu'alaikum, ibu, dan adik aku yang paling cantik." Genta berjongkok di tengah makam dari ibu dan adiknya yang berdampingan.
"Kalian apa kabar? Genta disini baik dan juga tidak baik. Genta tidak menyukai papa dan istri barunya itu. Genta tidak menginginkan nya ada untuk menggantikan posisi ibu." Air mata nya mengalir begitu saja saat dirinya berbicara pada ibu dan adiknya.
"Genta yakin wanita itu tidak baik, dia tidak suka jika Genta berada di rumah. Sejak saat itulah Genta lebih memilih tinggal di apartemen pemberian ibu saat Genta ulang tahun. Genta hanya sesekali pulang untuk melihat mbok dan papa dari jauh."
"Adik aku yang cantik, semoga kamu bisa membawa ibu jalan-jalan di surga ya. Kalau kalian sudah bahagia, jangan lupa untuk mengajakku kesana." Genta mencium batu nisan adik dan ibunya bergantian. Begitulah jika dirinya merasa marah dan butuh teman untuk berbagi, ia akan bercerita pada makam ibu dan adik nya.
Bukan tidak mempunyai teman, namun ia merasa lebih nyaman ketika bercerita pada ibu dan adiknya.
Selalu dukung othor bebu sayang, annyeong love...
Baca juga cerita bebu yang lain.
IG : @istimariellaahmad98
See you...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 158 Episodes
Comments
☠ᵏᵋᶜᶟ ⍣⃝𝑴𝒊𝒔𝒔🍾⃝𝚀ͩuᷞεͧεᷠnͣ
Keras kepala ya arabela
2022-11-29
0
Ai 𝕷𝖎𝖔𝖓🦁💙
cewek aneh itu mungkin jodoh lo genta.
2022-11-29
0
flutter.shi
aku mampir nih kak
2022-11-09
0