Entah karena gerangan apa yang terjadi, Ellena yang biasanya berada di rumah saja, tiba-tiba ikut pergi sang mama ke hutan untuk mencari kayu bakar.
Ellena.
Ma...aku ikut.
Ibu
.............?
Ibu
Apa kamu mau bantu Ibu pikul kayu bakar?
Ellena.
Tidak sampai memikulnya juga kali ma. Aku akan bantu bawa sebisaku. Tiba-tiba kangen pergi ke hutan.
Ibu
Kamu cukup aneh. Bukannya kangen sama teman, tapi kangen hutan.
Ellena.
Halah~ Jika bertemu dengan temankuu, ujung-ujungnya juga bergosip. Aku malas membuang waktu gosipin orang, lebih baik pergi ke hutan memandangi pohon hijau.
Ellena pun terbayang dengan terakhir kali Ellena pergi ke hutan.
Perasaan tenang dengan nuansa aroma kayu, tanah yang sangat khas itu sangatlah Ellena rindukan.
Karena itu, sebab sang Ibu mau pergi ke hutan untuk mengambil kayu bakar, maka dengan dalih ingin bantu membawa kayu bakar, Ellena sebenarnya ingin jalan-jalan ke hutan.
Ibu
Ya sudah, jangan lupa pakai pakai baju lengan panjang. Disana itu banyak nyamuknya.
Ellena.
Iya.
"Dan jangan lupa bawa Hp. Hehehehe...." Ellena pun tertawa dalam diam karena mau kemanapun itu, yang tidak boleh Ellena lupakan adalah membawa Hp.
______________
Di dalam hutan.
Tepat di bawah pohon bambu, seorang pria berambut hitam dengan kulit putih pucat itu tergeletak tidak sadarkan diri.
Sayup-sayup angin yang lembut itu pun berhembus menyapu wajahnya yang terlihat tenang.
Arven
Ehm.....
Mata yang awalnya terpejam itu pun perlahan terbuka, dan menampilkan siluet dari iris mata berwarna violet.
"Aku dimana?" Pikirnya, saat pemandangan yang pertama kali pria ini lihat adalah pohon bambu berwarna hijau.
Comments