"Itu bukan urusan ku juga, cepat menyingkir dariku!" teriak Mesly yang sedang menangis.
"Bagaimana pun kau tidak akan bisa lari dariku lagi, ingat. kau adalah milik Ricardo, dan aku akan menikahimu," ucapnya yang bangkit dari tubuh gadis itu dan melangkah menuju ke kamar mandi.
Mesly yang merasa terluka dan hancur hanya bisa menangis dan berteriak dengan kuat. keperawanannya diambil dengan secara paksa membuatnya merasa sakit hati dan juga membenci pria itu dengan hati yang dalam.
Ia duduk dan menutupi dirinya dengan selimut. kemudian ia yang berencana ingin pergi dari tempat itu, ia pun segera memakai pakaiannya dengan cepat selagi pria itu sedang mandi.
Setelah selesai berpakaian ia berusaha menahan sakit dan beranjak dari kamar itu tanpa alas kaki karena terburu-buru, Mesly mencari jalan keluar agar bisa segera meninggalkan tempat yang telah menjadi mimpi buruk baginya.
Berlari secepat mungkin menuju ke pintu utama. ia membuka pintu dan langsung mempercepatkan langkahnya sambil merasa ketakutan dan juga rasa sakit dibagian intinya.
Sementara Ricardo yang baru selesai mandi ia melangkah ke kamarnya dan mendapati gadis itu tidak ada di atas kasur.
"Si.al, dia pasti kabur," ketus Ricardo yang kemudian berlari keluar dari kamarnya.
Ricardo mengejar hingga keluar dari kediamannya dan tidak melihat Mesly yang telah pergi.
"Gadis bodoh, di sini adalah hutan dan tidak bisa menembus ke kota. kau akan sesat kalau masuk ke hutan sana," ucap Ricardo yang masuk ke dalam villanya. ia mengambil handphone dan menghubungi anak buahnya.
"Hallo, Tuan," sapa seorang pria yang disebarang sana.
"Utuskan semua anak buah kita untuk mencari Mesly malam ini juga!"
"Baik, Tuan."
"Sesaat kemudian Ricardo memutuskan panggilannya.
"Mesly, hingga saat ini kau masih saja ingin pergi dariku, lihat saja dengan cara apa kau ingin lari dariku," ucap Ricardo.
Di sisi lain Mesly yang sedang melarikan diri sambil melihat ke belakang. ia berusaha mencari jalan besar untuk menyelamatkan dirinya. akan tetapi berlari selama beberapa menit jalan yang dia lalui masih saja tidak ada ujungnya. sementara kiri kanannya adalah pepohonan dan tiang lampu. lokasi terpencil itu tidak ada warga lain dan hanya Ricardo yang tinggal di sana.
"Kenapa panjang sekali jalan ini? tidak mungkin tidak ada jalan keluar," gumam Mesly yang berlari sambil menahan sakit.
Ricardo mengunakan mobilnya mengejar Mesly, dengan raut wajah yang tidak gembira ia melajukan mobilnya itu. ia memang seorang yang tidak suka ditolak atau pun dilawan, selalu harus mendapatkan apa yang dia inginkan.
Mesly yang sudah berlari jauh akan tetapi masih belum berhasil keluar dari jalan yang sangat panjang dan hanya satu-satunya jalan di sana.
Saat ia masih sedang melangkah cepat dan kewalahan ia melihat cahaya lampu ia pun langsung membelok ke hutan dan bersembunyi dibalik pohon. walau sebenarnya dirinya sangat takut dengan situasi hutan yang gelap hingga tidak bisa melihat apa pun, akan tetapi ia terpaksa bersembunyi di sana.
"Dingin sekali, ke mana aku harus pergi? sangat menakutkan," batin Mesly.
Mobil yang di bawa oleh Ricardo telah lewat, Mesly yang melihat pria itu yang sedang mengejarnya ia hanya bisa memilih hutan untuk pelariannya. ia melangkah pelan sambil ketakutan dan kedinginan. kakinya merasa sakit karena saat ia pergi ia tidak sempat memakai sepatunya. setiap pijakan membuat kakinya terluka. ia harus berpijak pada ranting atau batu dalam suasana gelap dan menyeramkan. jalan depan dan sekitaran gelap gulita dengan tubuhnya yang gemetar ia memaksakan untuk maju dan tidak tahu arah, serta tidak bisa melihat apa pun didepan sana.
"Pa, Ma, aku takut di sini, aku tidak bisa melihat apa pun. mungkin aku tidak bisa pulang lagi. aku lebih rela mati dimakan binatang buas dari pada harus ikut dengan pria itu. aku merasa kedinginan dan tidak tahu jalan pulang. Pa, Ma. aku sangat takut," tangisan Mesly dengan nada kecil.
"Cepat cari dia sampai dapat! malam ini juga harus dapatkan dia!" perintah Ricardo pada anak buahnya yang sudah tiba.
"Baik, Tuan," jawab mereka yang berpencar mencari di dalam hutan.
"Mesly Elizabert, kau lebih memilih masuk ke dalam hutan yang mungkin saja bisa merenggut nyawamu dari pada tinggal bersama ku," ketus Ricardo yang mengepal kedua telapak tangannya.
Tidak lama kemudian tanpa berpikir panjang Ricardo juga mengunakan senternya masuk ke dalam hutan itu.
Pencarian selama dua jam dan juga belum membuahkan hasil. Anak buah yang dikerahkan lebih dari seratus orang. Ricardo memang bukanlah mafia akan tetapi ia sering mengupah sejumlah orang untuk melakukan sesuatu untuknya, dengan uang yang dia miliki dia mampu mengupah sebanyak berapa pun yang dia inginkan.
Mesly berjalan cukup jauh dan berhenti sejenak di balik pohon yang daunya lebat dan tinggi. walau ia sangat takut adanya ular atau binatang lainnya, akan tetapi ia hanya bisa memilih jalan ini agar bisa lepas dari genggaman pria itu. berdiri dan menyandarkan dirinya dipohon sambil menahan sakit di kakinya yang terluka sehingga berdarah. saat ia sedang berdiri ada seekor ular yang menghampirinya. hewan melata itu merayap ke arahnya dan mulai mendekatinya.
Saat Mesly merasakan sentuhan pada pundaknya ia pun sangat ketakutan dan kemudian berteriak.
"Aarrghhh...," teriakan Mesly yang langsung berlari dengan cepat tanpa peduli kakinya yang kesakitan.
"Ke arah sana! cepat!" perintah Ricardo yang mendengar teriakan gadis itu.
"Mesly, jangan sampai kau ada apa-apa," gumam Ricardo.
Ricardo langsung berlari bersama anak buahnya mencari keberadaan suara itu.
Hewan melata itu mengejar Mesly yang sedang berlari tanpa melihat jalan karena suasana yang gelap gulita. karena tidak bisa melihat setiap tanah yang dia injak, ia pun tersungkur akibat kakinya tersangkut ranting pohon.
Buk...
"Aarrghhh...," jeritan Melsy yang kesakitan dan berusaha bangkit akan tetapi kakinya yang tersangkut sehingga ia tidak bisa berhasil melepaskan ranting itu.
"Apakah dia sudah pergi?" gumam Mesly yang tidak bisa melihat apa pun.
"Jangan menyakitiku! aku hanya ingin pulang ke rumah. orang tuaku sedang menungguku," tangisan Mesly yang sedang ketakutan karena ia mendengar suara ranting yang di lalui oleh ular yang sedang menghampirinya.
"Kenapa nasibku bisa begitu sial, apa aku akan mati di sini?" batin Mesly.
Ular itu semakin dekat hingga mengenai kaki gadis itu, Mesly yang merasakan sentuhan ular melata ia semakin ketakutan sehingga tidak berani bergerak dan memejamkan matanya.
Saat ular itu mendekati Mesly tiba-tiba saja ia ditendang oleh seseorang sehingga hewan itu entah terlempar ke arah mana. sementara Mesly yang ketakutan akhirnya ia tidak sadarkan diri.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 43 Episodes
Comments
Ney Maniez
🤦♀️🤦♀️
2023-12-18
1
Qaisaa Nazarudin
Ogeb..sia sia kamu lari sampai kaki luka2 kalo akhirnya di temuin juga...
2023-12-14
1
Xiaomi Redmi 4a
udaa terima nasib aja Mesly
2022-11-17
1