“Sayang, Damar seperti akan membuka mata,” ucap lirih Shamira yang senantiasa berada di sisi putra semata wayangnya itu.
“Benarkah? Biar aku lihat!” sahut Samsir begitu semangat.
“Ini..., ini baru suara ayah dan ibuku.”
Damar pun membuka matanya, namun apa yang dia lihat adalah plafon yang terbuat dari kayu tua yang di setiap sudutnya terdapat punai sawang. Jelas itu bukanlah langit-langit rumah sakit atau rumah besarnya.
Begitu terbangun Damar sudah berada di tempat lain.
“Putraku membuka matanya! Dia benar-benar membuka mata! Ya tuhan terimakasih banyak!!”
Samsir dan Shamira memeluk anak kecil itu begitu erat melepaskan semua kerinduan yang selama ini mereka tahan.
“Ayah..., Ibu...,” kata Damar dengan suara yang terdengar serak.
Pelukan hangat keduanya semakin erat ketika Damar pertama kali mengeluarkan suaranya.
“Bagus! Kau mengingat kami. Lega bisa mendengarmu kembali, Putraku Damar!”
Keduanya menangis tersedu-sedu di atas pundak kecil putra mereka. Damar pun dapat merasakan apa yang orangtuanya alami selama dia koma di rumah sakit, melihat betapa kurusnya Samsir dan Shamira, Damar mengerti.
“Ah! Maaf, kami terlalu senang sampai harus memelukmu. Apa tubuhmu masih sakit?”
“Sayang, untuk sekarang kita biarkan Damar sendiri dulu, dia mungkin masih belum terbiasa dengan kondisi tubuhnya pasca penyembuhan,” ujar Shamira.
“Baiklah, aku mengerti. Damar, jika kau butuh sesuatu panggillah kami.”
Samsir dan Shamira pun meninggalkan putra mereka dengan pintu kamar yang terbuka.
Damar dengan seksama memeriksa kondisi tubuhnya sendiri, dia begitu heran dengan tidak adanya luka yang membekas di sana. Dia seperti tidak pernah mengalami kecelakaan apapun, dan itu benar-benar aneh.
“Apa itu ada kaitannya dengan mimpi yang aku alami sebelumnya?”
“Itu hanya mimpi, bagaimana mungkin itu nyata.”
[Quest Tutorial telah di mulai, selesaikan 5000 misi tutorial untuk dapat menjadi Host dari sistem, apakah Kandidat akan menjalankan Quest pertama?”
[Yes/No]
Layar yang Damar rasa hanya dia lihat di dalam mimpinya, sekarang secara mengejutkan berada di hadapan matanya.
“Hah? Aku melihat benda ini lagi? Apa sekarang aku berhalusinasi?”
Anak itu mulai mengusap matanya berulang kali, dan layar yang bersinar itu tidak kunjung pergi juga.
“Tidak-tidak, sesuatu seperti ini sama sekali tidak nyata.”
Saat tangan Damar menempel pada layar itu, matanya pun terbelalak lebar.
“Hah? Aku jelas bisa merasakannya. Rasanya seperti menyentuh layar televisi. Bagaimana cara menghilangkan benda ini?”
Damar melempar bantal yang dia gunakan pada layar Sistem namun benda itu melaluinya begitu saja, seakan layar yang ada di hadapan damar tidak pernah ada. Tapi saat dia menyentuhnya kembali, layar sistem masih ada di sana.
“Apa halusinasi memang selalu senyata ini?”
[Mengulang. Apakah kandidat ingin menjalankan Quest pertama?]
[Yes/No]
“Ini gila. Memang apa yang akan terjadi jika aku menekan ya?”
[Kandidat telah menerima Quest pertama dari 5000 Quest tutorial yang akan di sediakan oleh Sistem.]
[Quest pertama : Berterimakasih pada Orangtua Kandidat karena telah merawatnya selama Kandidat mengalami koma.]
[Syarat penyelesaian : Menunjukkan ketulusan saat mengungkapkan rasa terimakasih.]
[Waktu penyelesaian : 5 menit. Dimulai dari sekarang!]
“Hah? Kenapa tiba-tiba sekali? Memang apa maksudnya dengan berterimakasih pada ayah dan ibu? Apakah selama ini aku pernah melakukan itu? Tidak! Aku tidak akan melakukan omong kosong ini!”
“Apa yang ku lihat adalah tipuan, ini sama sekali tidak nyata. Kau tidak lain adalah halusinasiku belaka!”
Begitulah tanggapan Damar terhadap apa yang di alaminya saat ini, namun waktu yang di tetapkan oleh sistem terus berjalan.
[3:01]
[2:12]
Saat batasan waktunya telah memasuki satu menit, Damar tetap mengabaikan hal itu untuk memilih diam di atas kasurnya yang agak keras. Damar kekeh menganggapnya sebagai halusinasi, bahkan jika suara dari Sistem terdengar begitu nyata.
[0:56]
[0:11]
[Peringatan, sepuluh detik sebelum Kandidat kehabisan waktu penyelesaian Quest, jika Quest gagal di selesaikan dalam batas waktu yang sudah di tentukan, Kandidat akan di kenai hukuman yang telah di sepakati.]
Tiba-tiba Damar mengingat sesuatu tentang kesepakatan yang telah dia lakukan dengan sistem, soal penyakitnya yang akan kembali jika dia gagal menyelesaikan misi dari sistem.
[Quest Tutorial Gagal.]
[Kandidat akan segera mendapatkan hukuman dari Sistem.]
“Hukuman apa yang bisa di lakukan oleh sesuatu yang tidak nyata?”
[Rasa sakit yang Kandidat dapatkan ketika kecelakaan terjadi akan kembali.]
[Waktu pengalaman rasa sakit : 15 Detik.]
[Sistem berharap Kandidat dapat merenungkannya.]
Damar menggelengkan kepalanya seraya tersenyum sungging, “Hah..., omong kosong, semua itu hanya omong kosong,” ucapnya.
Layar Sistem berubah warna menjadi merah, dan pengingat waktu pun terpampang pada layar tersebut yang menjadi tanda bahwa hukuman untuk Damar telah di jatuhkan.
Bak tersambar petir, hukuman itu terjadi begitu saja tanpa bisa Damar sadari. Anak berusia sebelas tahun itu hanya bisa mengaduh kesakitan.
“Arrggh!! Aaaaaahhh!!! Ssssttt! Sakit! Sakiiiittt!!!”
Rasa sakit yang di alami oleh Damar terasa begitu nyata, dia bisa merasakan seluruh tulangnya remuk seperti bubuk yang sedang di tumbuk. Bola mata Damar membola seakan itu akan melompat keluar.
“Ini sungguhan, sesuatu tentang Sistem ini begitu nyata. Aku tidak bisa menganggap hal ini sebagai sebuah permainan lagi.”
“Arggh! Sakit! Tolong! Aku tidak bisa lagi menahannya!”
[0:09]
Suara keluh Damar terdengar keluar, Samsir dan Shamira yang berada tidak jauh dari tempat itu langsung menghampiri putra mereka.
“Astaga?! Apa yang terjadi padamu, Nak?!” kejut Samsir ketika melihat putranya tergeletak di lantai dengan tubuh berguncang hebat.
“Kenapa? Apa sakitnya kambuh? Kita harus kembali ke kota, Sayang!”
“Benar! Ayo!” sahut Samsir yang terlihat begitu panik.
[Hukuman dari Sistem telah berakhir, rasa sakit yang di alami Kandidat telah di tarik kembali.]
Sesaat setelah Samsir menggendong tubuh Damar, anak itu terlepas dari rasa sakitnya.
“Ayah, turunkan aku. Aku baik-baik saja sekarang.”
“Apa? Benarkah?” sahut Samsir menurunkan Damar dan melihat sendiri kondisinya.
“Apa Damar mengalami trauma pasca operasi?” kata Shamira.
Samsir yang nampak begitu pucat mendengar anaknya merintih hanya bisa menggelengkan kepala sembari mengusap wajah Damar yang berkeringat.
“Aku bisa kehilangan apapun, Nak. Tapi tidak denganmu,” dengan mata yang berkaca-kaca sang ayah mengatakan hal itu.
[Quest Pertama di mulai.]
[Berterimakasih kepada Orangtua Kandidat karena telah merawat Kandidat selama mengalami koma.]
[Syarat penyelesaian : Menunjukkan ketulusan saat Kandidat berterimakasih.]
[Waktu penyelesaian : 2 menit 30 detik.]
“Lagi?!”
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 36 Episodes
Comments