B-5

🎵Dia-Sammy Simorangkir

🎶Kuingin dia yang sempurna untuk diriku yang biasa...🎶

...Happy Reading...

Setelah meeting selesai, Willy segera meninggalkan ruangan dengan Aldi yang mengekor dibelakangnya.

Aldi bingung sejak tadi air muka Willy sangat keruh, bahkan sejak tadi Aldi perhatikan Willy sangat tidak nyaman berada di dalam ruangan. Entah berapa kali tadi Willy menghembuskan nafas gusar.

"Gimana meetingnya Will, lo udah liat pak Dirut belum. Dia ganteng banget kan?" tanya Raline setelah Willy masuk ke dalam ruangan.

"Biasa ajah, udah sana kerjain tuh kerjaan lo gue lagi gak mood" jawab Willy kesal.

"Lo kenapa sih baru pulang meeting udah jelek banget tuh muka. Lo kena damprat atau gimana tadi pas meeting" tanya Andi bingung, ini pertama kalinya Willy keluar dari ruang meeting dengan wajah yang keruh. Biasanya wanita itu akan berbagi informasi dari meeting yang tadi dia ikuti.

Willy hanya diam saja tanpa menanggapi pertanyaan Andi.

"Gue juga gak tahu kenapa Willy kayak gitu dia tadi baik-baik aja sebelum pak Dirut masuk ruangan" ucap Aldi setelah di tatap dengan wajah penasaran dari rekan-rekannya.

"Ooh... yaudah kalau gitu"

...~~~...

"Will, lo nanti pulang sama siapa?" Raline bertanya.

"Gak tau, nanti aku nebeng sama lo ajah soalnya ayah mungkin belum balik dinas hari ini. Ayah kayaknya besok baru pulang, kak Wildan juga hari ini gak pulang ke rumah"

"Yaudah yuk pulang, gue juga mau singgah nebeng makan hehehe..." ucap Raline

"Udah gue duga" ucap Willy kemudian berjalan keluar dari ruangan di ikuti Raline.

*

*

*

Di lobby

"Ini si Raline lama banget ambil mobil" ujar Willy pada dirinya sendiri sembari menatap jam tangannya. Tanpa sengaja Willy melihat Direkturnya yang berjalan keluar menuju gerbang perusahaan.

"Padahal gue kira tidak akan sulit untuk menggapainya, tapi ternyata gue harus mundur sebelum berjuang" Willy menatap nanar punggung lebar Deon yang sudah jauh berjalan.

"Ayo naik, maaf lo pasti udah nunggu lama tadi ada beberapa karyawan juga yang ngantri keluar dari parkiran" jelas Raline tanpa di tanya.

"Lin, gue mau nanya kalau semisalnya lo jatuh cinta sama seseorang yang gak bisa lo gapai. Gimana?

"Gak bisa di gapai gimana? Beda agama? Si doi udah ada pawang? Status sosial yang beda? Atau gimana?" tanya Raline beruntun.

"Status sosial dan dia udah punya...

"Tinggalin, gak usah di perjuangin. Cari laki-laki lain yang lebih baik, dunia gak kehabisan stok cowok" ucap Raline memotong ucapan Willy.

"Gue bilang gini bukan tanpa alasan, gue gak mau lo ngerusak hidup lo yang baik-baik aja dengan memperjuangkan orang yang tidak pantas. Jika lo nekat berjuang, bahkan jika elo berhasil dapetin tuh cowok, seumur hidup lo akan terus di bayangi perasaan bersalah. Gak ada yang membenarkan untuk mengambil milik orang lain, kecuali jika mereka emang udah pisah. Dan juga jangan pernah mengharapkan orang itu untuk segera berpisah dengan pasangannya, itu hal yang tidak baik." ucap Raline panjang lebar, dia tahu jika sahabatnya itu telah jatuh cinta pada seseorang. Dan sepertinya dia sudah tahu siapa orang tersebut, entah bagaimana dan kapan sahabatnya itu jatuh cinta pada orang yang susah untuk dia gapai.

"Kita memang tidak bisa memilih dan menentukan kepada siapa kita jatuh cinta, tapi satu hal yang pasti pilihan selalu ada di diri kita sendiri. Kita bisa memilih untuk tetap bertahan atau menjauh dan pastinya pilihan itu memiliki konsekuensinya masing-masing."

"Gue tau, tapi gue cuma mau meyakinkan diri sendiri. Bahwa pilihan yang akan gue ambil itu yang terbaik, makasih sarannya" ucap Willy kemudian menyeka air matanya.

Mereka berdua tidak berkata apa-apa lagi, sampai mereka tiba di rumah Willy.

*

*

"Loh ada nak Raline toh, ayo sini masuk ke dalam" ucap ibu Mery ketika melihat Raline dan Willy di depan pintu.

"Makasih bu, oiyah si kembar mana bu?" tanya Raline sembari mencium tangan ibu Mery.

"Mereka masih di kamar, biasanya nanti jam makan malam tiba baru mereka keluar"

"Willy sama Raline ke kamar dulu bu, mau mandi dulu nanti kita bantuin masak makan malam" ucap Willy setelah mencium tangan ibunya.

Di kamar Willy

"Gue yang duluan mandi atau elo?" tanya Willy.

"Lo aja gue mau scrool Ig dulu"

"Gimana bisa?" tanya Raline ambigu setelah Willy keluar dari kamar mandi.

"Gue juga nggak tau, ini memang bukan hanya perasaan suka biasa tapi gue harap perasaan ini bakalan hilang seiring berjalannya waktu." ucap Willy, dia sudah tahu bahwa Raline akan menanyakan hal itu. Mungkin tadi dia hanya ingin memberi waktu Willy untuk menjelaskannya setelah emosinya sudah normal, tidak dalam keadaan masih ragu dengan perasaannya sendiri.

Di dapur

Setelah menunggu Raline membersihkan badannya selama kurang lebih satu jam, mereka berdua kemudian pergi ke dapur untuk membantu ibu Mery memasak makan malam.

"Ibu, kita bisa bantu apa?" tanya Raline.

"Raline, tolong bantu ibu potong sayurnya dan Willy bantu ibu bersihin daging ayamnya, setelah itu tolong potong seperti biasanya"

"Iya bu " ucap mereka bersamaan.

*

*

"Akhirnya selesai juga, tolong bawa semuanya ke meja makan setelah itu kita makan bersama-sama" Perintah ibu Mery.

Setelah mereka makan malam akhirnya Raline pun pamit pulang ke Apartemennya.

HAIII TERIMA KASIH SUDAH BERKUNJUNG 😊

TBC

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!