B-3

🎵Accidentally in love-Counting Crows

Awalnya saya sangat tidak percaya dengan cinta pada pandangan pertama, menurutku itu sangat konyol dan b*doh hanya dengan melihat seseorang dari fisiknya dan jatuh cinta kepadanya. Namun, setelah saya mengalaminya saya percaya cinta pada pandangan pertama itu benar-benar ada.

...~Willy~...

......Happy Reading......

Seharusnya pukul 16.00 tadi semua karyawan di perusahaan sudah kembali ke rumah mereka masing-masing, namun itu tidak berlaku bagi Willy nyatanya dia masih sibuk berkutat dengan pekerjaannya. Hari sudah hampir gelap, tapi Willy masih belum memperlihatkan tanda-tanda bahwa dia telah menyelesaikan pekerjaannya.

"Akhirnya selesai juga" ucap Willy sambil melihat jam tangan berlogo apel yang sudah digigit, yang sudah menunjukkan pukul 19.00.

"Gue pulang naik apa yah? Kan gue tadi di antar ayah, pesan g*jek aja deh" ucapnya pada diri sendiri, sambil membereskan mejanya.

Sembari menunggu lift terbuka, Willy membuka aplikasi ojek online di handphone miliknya dan kemudian membalas pesan Raline yang tadi belum sempat dia balas. Bahkan saat pintu lift terbuka, Willy masih sibuk berbalas pesan dengan Raline.

Willy melangkahkan kakinya memasuki lift tanpa memperhatikan orang yang ada di dalam lift tersebut, bahkan orang yang berada di dalam lift juga tidak terlalu peduli dengan karyawan yang juga dapat dia pastikan kerja lembur hari ini. Menurut pria itu sangat tidak sopan bagi seseorang yang lebih fokus bermain handphone di saat orang tersebut ada di tempat di mana dia harus berinteraksi secara langsung dengan orang-orang. Bahkan wanita disampingnya ini tidak melihat atau seolah menganggapnya tidak ada di lift ini.

Setelah selesai bertukar pesan dengan Raline, Willy mendongakkan kepalanya kesamping melihat orang yang bersamanya di dalam lift. Namun seolah waktu berhenti berputar, dia begitu terpesona dengan garis wajah pria yang ada di sampingnya. Bahkan saat lift telah sampai di tempat tujuannya dan orang yang bersamanya tadi sudah keluar dari lift, Willy masih bengong di dalam lift seolah dia masih belum kembali ke dunia nyata.

"Ya ampun itu tadi siapa? Sempurna banget ciptaan Tuhan" ucapnya pada diri sendiri, sembari melangkahkan kakinya keluar dari lift dan masih memperhatikan punggung pria yang tadi bersama dengannya di dalam lift.

...~~~...

Pagi hari ini, tidak seperti biasanya Willy sudah bangun pagi dan sibuk memakai alat make up yang dia punya. Entah mengapa hari ini dia ingin terlihat menarik, biasanya dia tidak terlalu peduli dengan penampilannya. Namun hari ini dia ingin mengubah sedikit penampilannya, mungkin karena kemarin dia bertemu seseorang yang membuatnya tertarik.

Pagi ini, dia terpaksa ke kantor menggunakan bus karena hari ini ayahnya pergi dinas ke luar kota. Sedangkan Wildan kakaknya pergi mengantar si kembar ke sekolahnya, dia sebenarnya ingin memesan ojek online tetapi seolah alam menginginkannya berangkat menggunakan bus masa berlaku kuotanya habis tadi subuh.

*

*

*

Setelah bus tiba di halte dekat perusahaan tempat Willy bekerja, Willy pun segera turun dari bus. Jarak halte bus dan perusahaan tidak terlalu jauh, jadi Willy memilih berjalan kaki sebentar untuk sampai di perusahaan.

Setelah berjalan beberapa saat, sudah terlihat lampu lalu lintas di mana dia harus menyeberanginya untuk sampai di perusahaan. Namun, langkahnya terhenti melihat seorang pria yang sengaja memperlambat langkahnya sedangkan lampu lalu lintas sudah berubah menjadi warna hijau mempersilahkan pengguna kendaraan untuk melanjutkan perjalanan mereka. Terlihat jelas pria tersebut sengaja melakukannya untuk melindungi seorang nenek yang berjalan lambat menggunakan sebuah tongkat.

Pria itu adalah pria yang bersama dengannya kemarin di dalam lift, pria yang sempat membuatnya terpesona namun tidak sampai membuat jantungnya berdegup kencang seperti saat ini. Entah mengapa jantungnya seperti itu padahal sebelumnya jantungnya berdetak normal.

Apa mungkin dia jatuh cinta hanya karena dia melihat seorang pria membantu seorang nenek? Kemarin, dia memang terpesona dengan ketampanan pria itu namun tidak sampai membuat jantungnya berdetak kencang.

Willy memang tidak pernah merasakan jatuh cinta seperti ini, dia memang pernah beberapa kali menyukai pria yang dikenalnya karena fisik yang mereka miliki cukup di atas rata-rata namun tak sampai membuat jantungnya berdetak kencang.

Dia paham hal yang dialaminya ini adalah jatuh cinta, dia sudah pernah membaca gejala seperti ini yang dirasakan seorang female lead dalam novel yang telah dibacanya atau bahkan dari cerita teman-temannya saat mereka jatuh cinta.

Willy hanya berharap semoga pria yang membuatnya jatuh cinta ini adalah orang yang bisa dia gapai.

Setelah warna lampu lalu lintas berubah hijau bagi pejalan kaki, Willy segera melanjutkan perjalanannya menuju perusahaan.

Hai-hai readers terima kasih sudah mampir😊

TBC

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!