Melayani Affandi di meja Makan

Sehabis membersihkan tubuh nya Nausha rebahan sejenak karena merasa sudah pegal pada kedua kaki nya.

" Ughh..capek nya." gumam Nausha pelan.

Namun angin yang berhembus pelan masuk dari jendela kamar dan juga ruangan yang cukup dingin karena kipas tidak terasa Nausha malah tertidur pulas, hingga 2 jam berlalu hari sudah menjelang malam

TOK TOK TOK

Nausha terbangun ia mendengar suara pintu kamarnya di ketuk kembali. Matanya mengerjap ia sedikit kaget merasa ini bukan kamar kosan nya, kemudian ia menyadari Sekarang berada di kamar rumah Bapak Affandi.

" Oh..iya yaa, lupa." telapak tangannya menyentuh keningnya, Ia mengingat bahwa tadi siang baru selesai melangsungkan pernikahan nya dengan Affandi.

" Nak Nausha.." Suara Susan memanggil dari balik pintu.

" Eugh..? Bu Susan." Ia beranjak dari kasur.

TOK TOK TOK

" Nak Nausha.."

" Sebentar Bu Susan!"

Nausha buru buru membukakan pintu kamarnya.

" Lama sekali buka pintunya?"

" Euh..iya Bu maaf, saya tadi tertidur."

Susan mengangguk lalu wajahnya sedikit melongok kamar Nausha yang masih terbuka jendelanya.

" Ya ampun Nak Nausha..jendela kamar belum di tutup? ini sudah menjelang malam lagian nanti banyak nyamuk masuk ke kamar kamu."

" Iya Bu..nanti Nausha tutup jendelanya, saya benar benar ketiduran kalau Bu Susan tidak membangunkan saya saja..mungkin jendela kamar terbuka sampai pagi." ucapnya sambil tersenyum.

" Ibu maklumi namanya jadi pengantin pasti sangat lelah..ya sudah! Nak Nausha waktu nya makan malam."

" Iya Bu Susan..terimakasih, o iya Pak Affandi apa sudah di meja makan?"

" Tuan Affandi belum turun makanya ibu segera membangunkan kamu, kamu kan sudah jadi istrinya cepat layani Tuan Affandi!"

" Baik Bu Susan..saya segera keluar." Nausha mengangguk senyum.

" Jangan lupa tutup jendela kamar!"

" Iya Bu Susan."

Nausha membasuh wajah nya agar tak nampak wajah bantalnya, buru buru ia merapihkan rambutnya lalu segera keluar dari kamarnya.

Bu Susan terlihat sedang membawa mangkok sayur dan lauk pauk di masing masing kedua tangannya. Nausha matanya melihat meja piring makan masih tersusun, ia sudah paham dan pernah mempelajari table manner saat dia pelatihan di sekolah kejuruan nya dulu.

Bu Susan memperhatikan Nausha meletakkan penataan piring gelas dan sendok garpu sangat bagus. Ia nampak tersenyum terakhir Nausha meletakan ranjang buah di meja.

Tepat jam 7 suara derap langkah Affandi menuruni tangga, Nausha melihat Affandi masih dengan jas kemeja pengantin rupanya suaminya itu belum berganti pakaian dari sepulang pemberkatan pernikahan mereka. Bahkan nampak jelas wajah baru bangun tidurnya.

" Apa dia belum mandi..?" Nausha bicara dalam hati.

Affandi sudah mendekati meja makan itu, Nausha langsung menarik kursi untuk Affandi duduk.

" Silahkan Pak Affandi." ucap Nausha.

Affandi hanya mengangguk ia duduk matanya tidak melirik pada Nausha sama sekali. Setelah Affandi duduk Nausha mulai melayani Affandi di meja. Piring makan yang bentuk ceper itu ia balik lalu tangan Nausha mulai menyendok nasi.

" Apa nasinya cukup? atau masih kurang Pak?" ucap Nausha berdiri di sisi Affandi.

" Cukup segitu saja."

Nausha tangannya kini menyendok lauk pauk dan sayur di mangkok. Ia mengira ngira ukuran sayur sesuai nasi saja. Setelah itu ia mengisi air putih di gelas panjang.

" Silahkan Pak!"

Setelah beres menyendok nasi dan lauk pauk di piring Affandi, Nausha menarik kursi untuk nya dan duduk ia pun menyendok nasi satu centong diujung saja ia memang tidak pernah membiasakan dirinya makan malam, namun karena ia sudah menikah ia pun mulai ikut membiasakan kebiasaan Affandi.

Keduanya nampak tenang makan di meja itu tak ada yang membuka suara hanya suara dentingan piring dan sendok. Namun Nausha tidak biasa kalau makan tidak bicara, ia memberanikan diri bicara pada Affandi.

" Pak Affandi kok belum ganti baju..apa Bapak keleha-."

" Kalau sedang makan biasakan jangan bicara." matanya melirik sebentar pada Nausha.

" Eumm.." Nausha mengangguk.

Affandi sudah menyelesaikan makan malamnya. Sedangkan Nausha makan sedikit namun belum habis. Melihat suaminya sudah habis makan nya, Nausha menawarkan Affandi nambah.

" Bapak mau nambah lagi?"

" Tidak usah!"

Affandi lalu berdiri dari kursi, mau tak mau Nausha ikut selesai makan malam nya. Saat berdiri Affandi bicara pada Nausha yang juga ikut berdiri.

" Kalau kamu sudah lihat saya masih memakai baju ini, harus nya kamu mengerti kau siapkan baju ganti ku..bukan nya langsung pergi tidur."

Nausha langsung gugup mendapat teguran dari Affandi.

" Eumm..maaf kalau begitu Pak Affandi."

Affandi langsung pergi meninggalkan meja makan ia kembali ke kamar nya. Nausha kemudian menyusul Affandi ke kamarnya ia harus menyediakan baju ganti dan mungkin Affandi akan mandi Nausha segera menyiapkan air untuk Affandi mandi.

Episodes
1 Menikah Dengan Ku.
2 Terpaksa Menikah
3 Bukan Pernikahan Impian Nausha
4 Kamar Untuk Nausha
5 Melayani Affandi di meja Makan
6 Jangan Berharap Lebih
7 Ijin Pada Affandi
8 Pesta Kecil
9 Cukup Tahu Saja
10 Waktu Yang Di Batasi
11 Tepat Waktu
12 Memakaikan Sepatu Affandi
13 Affandi Berbohong
14 Affandi dan Soraya Saling Merindukan
15 Nama Ellison
16 Apa Boleh?
17 Teguran Affandi
18 Pernah Bekerja Di Kantor Enrico
19 Nametag
20 Keluarga Ellison
21 Menemui Orang Tua dan Kakek Affandi
22 Imbalan Untuk Nausha
23 Melihat Enrico
24 Di Antar Enrico
25 Ulang Tahun Nausha ke 15
26 Leo Tak Mau di Suaoi Kue Ulang Tahun
27 Arthur Telah Tiada.
28 Keputusan Mathilda
29 Lamunan Mathilda.
30 Perkara Sepatu
31 Mengenang Mendiang Almarhum Kakek
32 Cerita Mathilda
33 Di Akui Sebagai Pembantu
34 Kalimat Terdengar Indah Di Telinga Affandi
35 Wajah Nausha Yang Familiar
36 Rasa Penasaran.
37 Nyaman Bertemu Dengan Mu
38 Kampung Nausha
39 Drama
40 Mengusap Punggung
41 Sangkal Hati
42 Sama sama Kagum
43 Perkelahian Nausha dan Soraya
44 Hukuman 3 Bulan
45 Menikmati Makanan Manis
46 Nausha Mengerjai Soraya
47 Nausha Menyerah
48 Rasa Sakit Berganti Rasa Senang
49 Jadi Pusat Perhatian
50 Pijitan Nausha.
51 Cinta Yang Tumbuh Namun Tersiksa
52 Clementia menyukai Nausha
53 Perubahan Sikap Affandi.
54 Permohonan Maaf
55 Cerita Affandi
56 Menghindar
57 Pesan Yang tidak di baca
58 Affandi Mengusir Nausha
59 Affandi Menatapi Kepergian Nausha
60 Di Antar Enrico
61 Bantuan Enrico
62 Nausha Bertemu Ayah Dan Ibu nya
63 Bersatu Kembali Keluarga Leonardo Hilmar
64 Kemunculan Keluarga Hilmar
65 Kekhilafan Affandi
66 Kebersamaan Nausha dengan Orang Tuanya
67 Sikap Cuek Nausha
68 Menemani Affandi Makan
69 Geram Melihat Nausha Dengan Pria Lain
70 Sampai Ketemu Di Pengadilan
71 Affandi Mangkir
72 Surat Surat Berharga
73 Istri Yang Tidak Di Anggap.
74 Gugup Dengan Pertanyaan Afffandi
75 Telpon Dari Enrico
76 Acuh Dan Dingin
77 Dua Kejutan Untuk Nausha
78 Menepis Rasa Gengsi
79 Cepat Ceraikan Nausha!
80 Tidur Satu Ranjang Berukuran Single
81 Menyesal
82 Ingin lebih Dari Ciuman
83 Malu Rasanya
84 Sentuhan Nikmat
85 Hanya Mimpi
Episodes

Updated 85 Episodes

1
Menikah Dengan Ku.
2
Terpaksa Menikah
3
Bukan Pernikahan Impian Nausha
4
Kamar Untuk Nausha
5
Melayani Affandi di meja Makan
6
Jangan Berharap Lebih
7
Ijin Pada Affandi
8
Pesta Kecil
9
Cukup Tahu Saja
10
Waktu Yang Di Batasi
11
Tepat Waktu
12
Memakaikan Sepatu Affandi
13
Affandi Berbohong
14
Affandi dan Soraya Saling Merindukan
15
Nama Ellison
16
Apa Boleh?
17
Teguran Affandi
18
Pernah Bekerja Di Kantor Enrico
19
Nametag
20
Keluarga Ellison
21
Menemui Orang Tua dan Kakek Affandi
22
Imbalan Untuk Nausha
23
Melihat Enrico
24
Di Antar Enrico
25
Ulang Tahun Nausha ke 15
26
Leo Tak Mau di Suaoi Kue Ulang Tahun
27
Arthur Telah Tiada.
28
Keputusan Mathilda
29
Lamunan Mathilda.
30
Perkara Sepatu
31
Mengenang Mendiang Almarhum Kakek
32
Cerita Mathilda
33
Di Akui Sebagai Pembantu
34
Kalimat Terdengar Indah Di Telinga Affandi
35
Wajah Nausha Yang Familiar
36
Rasa Penasaran.
37
Nyaman Bertemu Dengan Mu
38
Kampung Nausha
39
Drama
40
Mengusap Punggung
41
Sangkal Hati
42
Sama sama Kagum
43
Perkelahian Nausha dan Soraya
44
Hukuman 3 Bulan
45
Menikmati Makanan Manis
46
Nausha Mengerjai Soraya
47
Nausha Menyerah
48
Rasa Sakit Berganti Rasa Senang
49
Jadi Pusat Perhatian
50
Pijitan Nausha.
51
Cinta Yang Tumbuh Namun Tersiksa
52
Clementia menyukai Nausha
53
Perubahan Sikap Affandi.
54
Permohonan Maaf
55
Cerita Affandi
56
Menghindar
57
Pesan Yang tidak di baca
58
Affandi Mengusir Nausha
59
Affandi Menatapi Kepergian Nausha
60
Di Antar Enrico
61
Bantuan Enrico
62
Nausha Bertemu Ayah Dan Ibu nya
63
Bersatu Kembali Keluarga Leonardo Hilmar
64
Kemunculan Keluarga Hilmar
65
Kekhilafan Affandi
66
Kebersamaan Nausha dengan Orang Tuanya
67
Sikap Cuek Nausha
68
Menemani Affandi Makan
69
Geram Melihat Nausha Dengan Pria Lain
70
Sampai Ketemu Di Pengadilan
71
Affandi Mangkir
72
Surat Surat Berharga
73
Istri Yang Tidak Di Anggap.
74
Gugup Dengan Pertanyaan Afffandi
75
Telpon Dari Enrico
76
Acuh Dan Dingin
77
Dua Kejutan Untuk Nausha
78
Menepis Rasa Gengsi
79
Cepat Ceraikan Nausha!
80
Tidur Satu Ranjang Berukuran Single
81
Menyesal
82
Ingin lebih Dari Ciuman
83
Malu Rasanya
84
Sentuhan Nikmat
85
Hanya Mimpi

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!