Bukan Pernikahan Impian Nausha

Pernikahan Nausha dan Affandi akan berlangsung esok hari, semalaman Nausha tak dapat tidur ia memikirkan diri nya bahwa esok hari dirinya sudah menyandang berstatus bersuami. Pukul 3 pagi Nausha akhirnya tertidur lelah dengan pikirannya.

Hingga pukul 6 pagi Nausha mendengar suara ketukan pintu ia terbangun lalu ia teringat bahwa hari ini adalah pernikahan nya dengan Affandi, sekretaris Affandi telah menjemputnya ia hanya membawa diri saja karena menurut Affandi semua sudah dipersiapkan.

Sampai di sebuah hotel, Nausha di antar oleh sekertaris Jackson sampai pintu kamar hotel. Nausha telah di tunggu oleh perias pengantin Nausha langsung di rias wajah dan baju pengantin.

Pemberkatan pernikahan Affandi dan Nausha berlangsung hanya di hadiri oleh beberapa orang saja. Itupun hanya dari pihak keluarga Affandi. Nausha tidak bisa menghubungi keluarganya atau pun teman temannya Nausha hanya memutuskan nanti setelahnya ia akan memberitahukan tentang pernikahannya walau nantinya ia akan menerima kekecewaan mereka yang tidak di beritahu dan juga tidak mendapat undangan pernikahannya untuk teman temannya dan yang pasti mereka akan bertanya tanya atau mendapatkan cibiran juga pikiran yang negatif atas pernikahannya.

Saat akan di mulai sumpah janji itu di ikrarkan di hadapan Tuhan hatinya ganda apa dia harus bersedih atau harus bahagia. Nausha memang pernah mengimpikan sebuah pernikahan namun pernikahan yang indah bukan pernikahan yang seperti ini yang di paksakan. Yang dia mau menikah dengan pasangan yang dia cintai tentunya, bukan pernikahan kilat apalagi ia menikah dengan orang yang di kenal baru 3 hari.

Apa dirinya akan bisa menyesuaikannya dengan Affandi sifatnya, kebiasaannya apakah akan ada kecocokan dengan Affandi nantinya. Namun saat sudah berdiri di samping Affandi di altar mau tidak mau saat itu juga dirinya bersumpah siap mendampingi Affandi selamanya.

Setelah pemberkatan pernikahan itu selesai, Affandi mengajak Nausha untuk tinggal di rumahnya. Nausha masih belum percaya Ia kini sudah menjadi Istri Affandi satu jam yang lalu.

Selama perjalanan menuju rumah Affandi Nausha hanya terdiam seribu bahasa, Affandi dan Nausha sama sekali tidak mengeluarkan kata bicara. Nausha melamun namun di kejutkan oleh suara Affandi.

" Kita sudah sampai..."

" Euh?"

Nausha menoleh pada Affandi yang kedua tangannya mengemudikan mobil memutar stir belok ke kanan. Nausha menatap rumah Affandi nampak dari luar masih dari dalam mobil.

Mobil yang di bawa Affandi masuk kehalaman yang luas mansion Affandi, Affandi memarkirkan mobilnya asal saja. Ia membuka pintu turun dari mobil dan menutup kembali pintu mobil itu nampak Affandi melangkah masuk kedalam mansion nya. Nausha memperhatikan dari dalam mobil Affandi sesaat bicara pada pelayan rumah lalu meneruskan langkah nya kembali masuk ke mansionnya. Nausha masih terdiam dalam benaknya kenapa Affandi tidak menyuruhnya untuk turun dan masuk bersama, Affandi meninggalkannya di mobil. Nausha yang masih terduduk tangan nya melepaskan seat belt namun supir Affandi mendekati mobil Nausha matanya memperhatikan supir yang membukakan pintu untuknya.

" Silahkan Nyonya.."

Nausha mengangguk kecil sambil tersenyum pada pria yang membukakan pintu untuknya. Setelah turun dari mobil ia berdiri matanya kembali mengedari rumah kediaman Affandi nampak dari luar. Rumah yang sangat mewah dan luas itu saja yang Nausha tangkap.

Nausha yang masih berdiri di sisi pintu mobil mulai melangkah untuk menyusul Affandi

yang meninggalkannya. Sampai di pintu pelayan yang berdiri menyambut nya.

" Silahkan Nyonya, Tuan Affandi menunggu Nyonya di dalam."

Nausha mengangguk, dalam pikirannya kenapa tidak sekalian mengajak nya masuk dan malah suami nya menunggunya.

" Baik Bu.. terimakasih." ucapnya sambil senyum.

Pelayan rumah mengantar Nausha sampai ruangan kerja Affandi di mana Affandi sedang duduk dan sedang menunggunya.

" Nyonya silahkan masuk."

Nausha matanya tertuju pada Affandi yang duduk dibelakang meja kerja yang besar, matanya kembali mengedari ruangan itu yang di lihat Nausha seperti ruangan kerja suaminya tertata sangat rapih interiornya modern setengah klasik.

Nausha melangkah mendekati meja kerja itu.

" Silahkan duduk!"

Nausha pun duduk, Affandi sedikit memajukan tubuhnya menempel pada sisi meja. Namun Nausha menatap mata Affandi sorotan mata Affandi sangat tajam padanya. Wajahnya sangat berbeda saat masih di luar tadi sangat dingin. Nausha mengernyitkan dahinya kenapa wajah Affandi kini berubah sangat menyeramkan.

" Nausha."

" Iya Pak Affandi?" ucapnya lembut.

Mata Affandi menatap lekat lekat pada wajah Nausha dan mulai bicara.

" Pernikahan ini tidak selamanya..."

Nausha menautkan kedua alisnya mendengar ucapan Affandi yang baru di mulai. Namun Nausha ingin tahu kelanjutan Affandi bicara.

" Selama kau tinggal di rumah ini kau boleh melakukan tugas layak nya istri kepada suami."

" Iya.." balas Nausha masih menyimak.

" Tapi diantara kita..tidak ada cinta sama sekali terutama di hati saya."

" Iya.." sambil mengangguk masih terus menyimak.

" Bila nanti ada perceraian itu..aku yang memutuskan karena saya meminta kamu hanya menolong saya..."

" Iya lalu Pak?"

" Sampai saya sudah tidak lagi butuh pertolongan kamu..kita akan bercerai."

" Itu saja, Pak?"

Affandi mengangguk dengan pasti, namun beda dengan prinsip Nausha yang banding terbalik dengan tujuan Affandi.

" Apa sebenar nya tujuan Bapak menikah..dengan saya?" balas Nausha tajam.

Affandi menurunkan matanya dari tatapan Nausha, ia tersenyum kecil lalu matanya kembali menatap Nausha.

" Hem..saya hanya ingin punya status saja, tentunya demi reputasi karir saya di perusahan."

" Begitu Pak?"

Affandi mengangguk, Nausha memasang wajah lembut namun ada ketegasan di balik wajah lembutnya.

" Tidak masalah buat saya..tapi masalah pernikahan ini, kita sudah di sumpah di hadapan Tuhan dan kita sudah berjanji sampai maut memisahkan..jadi saya ikuti perintah-Nya, bukan ikuti rencana Bapak." Nausha membalas dengan tegas.

Terdengar Affandi hatinya sedikit bergetar berhasil menggidik kan leher dan bahunya dengan ucapan Nausha.

" Saya tidak tahu..perjalanan rumah tangga ini kedepannya, tapi saya berjanji tetap mendampingi Bapak selaku suami saya, saya tetap melakukan tugas layaknya istri pada suaminya..tapi saya juga tidak mau jangan sampai Bapak menyentuh saya..Bapak sendiri bilang menyatakan tidak ada cinta dan tidak akan pernah mencintai saya."

Affandi menghela nafas, hatinya pun tidak berselera dengan Nausha dirinya sangat yakin tidak akan pernah tertarik pada Nausha Freya walaupun wanita di hadapannya memang sangat cantik tapi tetap bukanlah tipenya.

Terpopuler

Comments

leni

leni

nanti km nyosor duluan fandy

2022-11-07

0

lihat semua
Episodes
1 Menikah Dengan Ku.
2 Terpaksa Menikah
3 Bukan Pernikahan Impian Nausha
4 Kamar Untuk Nausha
5 Melayani Affandi di meja Makan
6 Jangan Berharap Lebih
7 Ijin Pada Affandi
8 Pesta Kecil
9 Cukup Tahu Saja
10 Waktu Yang Di Batasi
11 Tepat Waktu
12 Memakaikan Sepatu Affandi
13 Affandi Berbohong
14 Affandi dan Soraya Saling Merindukan
15 Nama Ellison
16 Apa Boleh?
17 Teguran Affandi
18 Pernah Bekerja Di Kantor Enrico
19 Nametag
20 Keluarga Ellison
21 Menemui Orang Tua dan Kakek Affandi
22 Imbalan Untuk Nausha
23 Melihat Enrico
24 Di Antar Enrico
25 Ulang Tahun Nausha ke 15
26 Leo Tak Mau di Suaoi Kue Ulang Tahun
27 Arthur Telah Tiada.
28 Keputusan Mathilda
29 Lamunan Mathilda.
30 Perkara Sepatu
31 Mengenang Mendiang Almarhum Kakek
32 Cerita Mathilda
33 Di Akui Sebagai Pembantu
34 Kalimat Terdengar Indah Di Telinga Affandi
35 Wajah Nausha Yang Familiar
36 Rasa Penasaran.
37 Nyaman Bertemu Dengan Mu
38 Kampung Nausha
39 Drama
40 Mengusap Punggung
41 Sangkal Hati
42 Sama sama Kagum
43 Perkelahian Nausha dan Soraya
44 Hukuman 3 Bulan
45 Menikmati Makanan Manis
46 Nausha Mengerjai Soraya
47 Nausha Menyerah
48 Rasa Sakit Berganti Rasa Senang
49 Jadi Pusat Perhatian
50 Pijitan Nausha.
51 Cinta Yang Tumbuh Namun Tersiksa
52 Clementia menyukai Nausha
53 Perubahan Sikap Affandi.
54 Permohonan Maaf
55 Cerita Affandi
56 Menghindar
57 Pesan Yang tidak di baca
58 Affandi Mengusir Nausha
59 Affandi Menatapi Kepergian Nausha
60 Di Antar Enrico
61 Bantuan Enrico
62 Nausha Bertemu Ayah Dan Ibu nya
63 Bersatu Kembali Keluarga Leonardo Hilmar
64 Kemunculan Keluarga Hilmar
65 Kekhilafan Affandi
66 Kebersamaan Nausha dengan Orang Tuanya
67 Sikap Cuek Nausha
68 Menemani Affandi Makan
69 Geram Melihat Nausha Dengan Pria Lain
70 Sampai Ketemu Di Pengadilan
71 Affandi Mangkir
72 Surat Surat Berharga
73 Istri Yang Tidak Di Anggap.
74 Gugup Dengan Pertanyaan Afffandi
75 Telpon Dari Enrico
76 Acuh Dan Dingin
77 Dua Kejutan Untuk Nausha
78 Menepis Rasa Gengsi
79 Cepat Ceraikan Nausha!
80 Tidur Satu Ranjang Berukuran Single
81 Menyesal
82 Ingin lebih Dari Ciuman
83 Malu Rasanya
84 Sentuhan Nikmat
85 Hanya Mimpi
Episodes

Updated 85 Episodes

1
Menikah Dengan Ku.
2
Terpaksa Menikah
3
Bukan Pernikahan Impian Nausha
4
Kamar Untuk Nausha
5
Melayani Affandi di meja Makan
6
Jangan Berharap Lebih
7
Ijin Pada Affandi
8
Pesta Kecil
9
Cukup Tahu Saja
10
Waktu Yang Di Batasi
11
Tepat Waktu
12
Memakaikan Sepatu Affandi
13
Affandi Berbohong
14
Affandi dan Soraya Saling Merindukan
15
Nama Ellison
16
Apa Boleh?
17
Teguran Affandi
18
Pernah Bekerja Di Kantor Enrico
19
Nametag
20
Keluarga Ellison
21
Menemui Orang Tua dan Kakek Affandi
22
Imbalan Untuk Nausha
23
Melihat Enrico
24
Di Antar Enrico
25
Ulang Tahun Nausha ke 15
26
Leo Tak Mau di Suaoi Kue Ulang Tahun
27
Arthur Telah Tiada.
28
Keputusan Mathilda
29
Lamunan Mathilda.
30
Perkara Sepatu
31
Mengenang Mendiang Almarhum Kakek
32
Cerita Mathilda
33
Di Akui Sebagai Pembantu
34
Kalimat Terdengar Indah Di Telinga Affandi
35
Wajah Nausha Yang Familiar
36
Rasa Penasaran.
37
Nyaman Bertemu Dengan Mu
38
Kampung Nausha
39
Drama
40
Mengusap Punggung
41
Sangkal Hati
42
Sama sama Kagum
43
Perkelahian Nausha dan Soraya
44
Hukuman 3 Bulan
45
Menikmati Makanan Manis
46
Nausha Mengerjai Soraya
47
Nausha Menyerah
48
Rasa Sakit Berganti Rasa Senang
49
Jadi Pusat Perhatian
50
Pijitan Nausha.
51
Cinta Yang Tumbuh Namun Tersiksa
52
Clementia menyukai Nausha
53
Perubahan Sikap Affandi.
54
Permohonan Maaf
55
Cerita Affandi
56
Menghindar
57
Pesan Yang tidak di baca
58
Affandi Mengusir Nausha
59
Affandi Menatapi Kepergian Nausha
60
Di Antar Enrico
61
Bantuan Enrico
62
Nausha Bertemu Ayah Dan Ibu nya
63
Bersatu Kembali Keluarga Leonardo Hilmar
64
Kemunculan Keluarga Hilmar
65
Kekhilafan Affandi
66
Kebersamaan Nausha dengan Orang Tuanya
67
Sikap Cuek Nausha
68
Menemani Affandi Makan
69
Geram Melihat Nausha Dengan Pria Lain
70
Sampai Ketemu Di Pengadilan
71
Affandi Mangkir
72
Surat Surat Berharga
73
Istri Yang Tidak Di Anggap.
74
Gugup Dengan Pertanyaan Afffandi
75
Telpon Dari Enrico
76
Acuh Dan Dingin
77
Dua Kejutan Untuk Nausha
78
Menepis Rasa Gengsi
79
Cepat Ceraikan Nausha!
80
Tidur Satu Ranjang Berukuran Single
81
Menyesal
82
Ingin lebih Dari Ciuman
83
Malu Rasanya
84
Sentuhan Nikmat
85
Hanya Mimpi

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!