bad mood.

Tak tak tak.

Bunyi dari high heels yang di gunakan Naela, terdengar saat wanita itu menapaki satu persatu anak tangga, untuk menghampiri sang mama yang sedang menunggunya di bawah.

Dress berwarna hitam berkerak lebar menjadi pilihan wanita itu untuk menyempurnakan penampilannya dengan rambut yang di biarkan terurai begitu saja, hingga mengundang protes dari sang mama.

" Sayang kita akan menghadiri pernikahan sahabat kakakmu, bukan bukan pemakaman," ucap Luna saat melihat penampilan Naela yang lebih cocok untuk acara pemakaman itu. Hitam dari atas sampai ke bawah.

Bahkan sempat-sempatnya dia mengunakan kaca mata hitam, siapa yang tidak akan menduga sama seperti Luna.

" Ayolah mah! Jangan berlebihan begitu, warna hitam itu netral bisa di pakai kemana saja, bukan ke pemakaman saja." Sahut Ela dengan santainya, seolah penampilannya itu bukanlah sebuah masalah.

Wanita itu menggeleng kepalanya. " Pokoknya ganti baju kamu dengan yang sudah mama pilihkan tadi." Putusnya tidak ingin mendengar bantahan apapun dari Ela.

Jika sudah seperti ini, Ela pun tidak bisa membantah karena putusan sang nyonya Luna Anastasya Sanjaya adalah mutlak dan tidak dapat di ganggu gugat jangankan sang papa Reval. Bahkan kakek mereka pun menurut saja jika menantu perempuannya itu sudah bersabda.

Ela melangkah kembali ke kamarnya, Sementara wanita itu kembali duduk di tempat semula karena dia sempat berdiri hanya untuk mengomentari penampilan Ela.

Luna berulang kali melirik jam di pergelangan tangannya sambil menatap ke Unjung tangga di atas sana, berharap putra dan menantunya itu segera turun karena satu jam lagi pernikahan Kai di mulai, tapi tangga itu masih sepi, sabab kedua orang itu masih belum juga terlihat batang hidungnya.

Lima belas menit menunggu Ela turun kembali, wanita itu sudah menganti dress nya dengan stelan kebaya modern berwarna maroon, pilihan Luna.

Rambutnya tetap di biarkan tergerai begitu saja. " Aku tidak mau." Ucap Ela, saat Luna akan kembali melayangkan protesnya. " Cukup seperti ini, kalau mama nggak setuju ya udah, aku nggak akan ikut, mending juga aku tidur."

Mendengar itu, Luna pun menyerah, bukan karena dia takut dengan ancaman putrinya. Tapi Luna sudah lelah mengatur putrinya yang tidak mau di atur itu.

" Terserah kamu saja." Ucap Luna pada akhirnya dan wanita itu kembali fokus membaca majalah di tangannya.

"Ya udah mah, kita pergi sekarang." Ajaknya. Karena sang mama bukannya beranjak dari tempat duduknya wanita itu justru santai membaca majalah.

" Tunggu Abang kamu dan Hani dulu." Ujarnya membuat Ela membulatkan matanya hitamnya itu.

Sungguh dia paling tidak suka di buat menunggu tapi mau tidak mau harus menunggu, Hingga moodnya yang buruk sejak pagi tadi, semakin bertambah buruk dengan harus menunggu lagi.

Yang lebih menyebalkan lagi, satu jam lamanya dia dan mamanya menunggu, barulah pasang itu keluar mereka seakan tidak ada rasa bersalahnya.

" Kalian ngapain sih lama banget." Omel Naela, begitu Hani dan Narendra berjalan ke arah dia dan mamanya. Mereka tidak tahu saja, dia sudah hampir mati kebosanan menunggu.

Jangankan dia, mamanya pun terlihat kesal, namun entah kenapa mamanya itu tidak menegur mereka." Sudah siapkan kita pergi sekarang. " Ucap Luna, mamanya! Padahal tadi jelas terlihat mamanya itu juga kesal. Tapi Sekarang Wanita paruh bayah itu malah melangkah lebih dulu meninggalkan mereka.

" Ayo, sayang jangan hiraukan dia! Salah sendiri jomblo."Sindir Narendra, menggenggam tangan Hani, istrinya kemudian melewati Ela begitu saja.

Dia pun mau tidak mau mengikuti langkah mereka! Kalau tiga hari yang lalu mamanya tidak datang menjemputnya di rumah sakit. Mungkin saat ini dia sedang rebahan bersama Lita sahabatnya di apartemen iparnya itu. Menghabiskan waktu libur dengan rebahan dan nonton! Sungguh sangat menyenangkan melakukan itu.

Tapi sudahlah, memikirkan hal itu hanya akan membuat moodnya semakin buruk. " Hani." Panggil Ela, membuat wanita itu menengok ke belakang. " Kamu itu kenapa aneh banget ya akhir-akhir ini! mau-mau aja ditempeli bang Rendra terus. Di kasih apa kamu sama dia." Tanyanya ingin tahu, perubahan sikap sahabatnya itu.

Bukannya menjawab Hani malah melirik kepada abangnya yang juga melirik kepada istrinya itu. Mereka berdua saling melempar senyum seperti orang gila dan itu terlihat sangat menggelikan di mata Ela, Kaum jomblo yang anti kaum bucin.

Terpopuler

Comments

@emak aisyah

@emak aisyah

entah

2023-01-17

1

Diana Susanti

Diana Susanti

naela bar bar nurun sopo yoo

2022-12-11

1

Nia Kurniawati

Nia Kurniawati

ntar juga kalo dah tau rasa nya jatuh cinta pasti manis lah

2022-11-22

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!