Memohon.

" Kenapa kalian semua menatap kepadaku?" Tanya Naela, saat tatapan semua orang kini tertuju kepadanya, Seakan tengah menginginkan sesuatu darinya.

Beberapa menit yang lalu, dia dan Hani masih menunggu di luar! tapi karena bosan keduanya memutuskan untuk masuk kedalam , toh ruang di dalam sana cukup luas.

Tidak akan membuat sumpek seperti yang di katakan oleh Arga kakaknya itu.

Ketika Ela membuka pintu ruangan itu, semua orang didalam sana langsung terdiam dan kompak menatap padanya.

" Kenapa tidak Naela saja ma! kan umur dia juga sudah waktunya untuk menikah." Ucap Narendra, membuat Naela mengerutkan keningnya. Dia masih belum mengerti dengan apa yang di ucapkan Narendra barusan.

" Aku juga setuju sih mah! lagian Ela juga nggak dekat sama siapapun! Jadi nggak ada salahnya Kalau dia menikah dengan Kai." Sahut Arga, seakan paham pembicaraan ini mengarah ke arah sana.

" Gila kalian berdua itu, Aku nggak mau." Naela langsung mengatai kedua kakaknya itu dan menolak saran mereka dengan tegas.

Bisa-bisanya Mereka mendorongnya kepada Kairan! padahal mereka tahu seperti apa hubungan dia dan kai. Ada saja pertengkaran mereka setiap kali mereka bertemu.

Dan keduanya justru menyarankan hal ini, Kalau nggak gila! apa namanya.

" Iya Ela, mau ya." Kevin, pun ikut memohon membuat semua orang mulai berharap Naela menyetujui ide gila yang baru saja di sarankan saudari kembarnya itu.

Bayangkan saja, dia dan keluarganya datang ke sini itu untuk menjadi tamu undangan tidak ada niat sedikitpun untuk menjadi keluarga mempelai.

Tapi siapa sangka, Amna justru melarikan diri dari penikahan ini, hanya karena wanita itu tidak bisa menerima kondisi Kairan yang sekarang, dia juga tidak mau menghabiskan waktunya mengurus suami lumpuh dan hanya duduk di kursi roda.

Terus dia pikir Naela mau! ya enggaklah! kecuali pria itu orang yang dia cintai dan dia sayangi.

" Naela, nggak papa! terima aja anggap saja kamu sedang beramal " Bisik Hani yang berdiri tepat di belakang Ela.

Oh tidak, Naela memang suka melakukan bakti sosial, tapi tidak seperti ini juga caranya.

Wanita itu ingin sekali menjambak rambut Hani, karena ikut-ikutan menyetujui hal gila ini.

Luna beranjak dari tempatnya, menghampiri Naela. "Sayang mau ya! Apa kamu tidak kasihan kepada Kairan? Lagian sudah waktunya juga kamu berumah tangga dan mungkin saja kalian memang berjodoh." Ujar Luna sembari memeluk pundak putrinya.

" Nggak ma, mana ada jodoh kaya gini! Walaupun umur aku sudah siap untuk berumah tangga! tapi bukan dengan kai juga, kalian semua kan tahu, aku dan kai ketemu seperti apa. Berantem, aduh mulut dan masih banyak hal menyebalkan lainnya setiap aku bertemu dengan dia, kalau kita sampai nikah, itu bukan berumah tangga tapi berumah duka. Mati aku di buat kesal sama dia." Sahut Ela panjang kali lebar.

Namun sepertinya Luna dan yang lainnya belum ingin menyerah membujuk Ela. " Sayang, dengarkan mama! Jika kalian sudah menikah Kai nggak mungkin buat kamu kesal lagi, iya kan KAI?" Tanya Luna, meminta KAI mengiyakan ucapannya dan kai pun mengangguk ragu, karena dia masih belum percaya jika mereka membujuk Naela untuk menikahinya.

" Tetap aja Ela nggak mau! salah sendiri, siapa suruh cari cewek nggak tulus." Naela tetap kekeuh pada Pendiriannya.

" Ela, Jika kamu tidak ingin melakukan hal ini karena Kai! tolong lakukan ini untuk Kakeknya, kasihanilah kakeknya Kai, dia akan sangat malu jika orang-orang sampai tahu pengantin wanita cucunya pergi begitu saja. Mama tahu putri mama adalah anak yang baik! Mau ya sayang." Pinta mamanya sembari menunjuk kearah kakeknya Kairan, membuat Naela tidak tega untuk menolak lagi.

Namun Dia masih bingung dengan keputusan yang harus dia ambil, bisakah dia tetap egois dan terus menolak.

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***