Ada apa ini?

Pernikahan Kai dan kekasihnya sengaja di percepat mengingat kondisi Amna kekasih Kairan, yang saat ini tengah berbadan dua. Jadi tidak ada alasan untuk menunda-nunda pernikahan itu.

Dan kedua keluarga itu sepakat, pernikahan ini akan di adakan secara sederhana dan resepsi akan mereka lakukan setelah Amna melahirkan.

"Sudah kamu jangan banyak tanya! Biarkan saja, harusnya kamu itu bersyukur hubungan mereka semakin membaik." Sahut Luna. Wanita paruh baya itu terus saja membelah anak dan menantunya, hingga membuat Naela memutar bola matanya malas.

" Ya, Ela pasti akan bersyukur untuk mereka tapi kita nggak tahu kedepannya akan seperti apa Ma. Dan aku nggak akan biarkan Abang nyakitin sahabat aku. " Ucap Ela penuh penekanan, sembari menatap tajam kepada Narendra melalui kaca spion. Karena Ela masih ingat betul sikap Narendra di awal-awal penikahan mereka, kesel terus si Hani di buat sama abangnya itu.

" Do'akan yang terbaik untuk mereka." Pinta mamanya namun Ela tidak menjawabnya, namun dalam hatinya, dia mengamini ucapan mamanya.

Setelah menempuh perjalanan hampir setengah jam, Akhirnya mobil yang di kendarai, Narendra sang Abang pun sampai di tempat tujuan.

Disana sudah banyak tamu yang hadir. Namun Anehnya acara itu belum juga di mulai, hingga membuat mereka bingung karena bisa di bilang disini mereka sudah sangat terlambat di mana akad nikah itu jam sepuluh pagi tadi mereka baru sampai jam sebelas lewat beberapa menit-lah.

Yang membuat heran lagi, sang kakak Arga menghampiri Abangnya berbisik sesuatu di telinga Abangnya itu.

" Apa? Kok bisa?" Tanya Narendra, Pria itu terlihat kaget dengan apa yang di bisikkan oleh Arga. Dan Ela, Hani serta mamanya tidak tahu apa yang mereka bicarakan.

" Lihat aja kedalam." Sahut Arga. Mereka berdua pun langsung bergegas masuk kedalam, meninggalkan Ela, Hani juga Luna, yang hanya bisa menatap bingung kepergian kedua pria itu.

" Apaan sih mereka? Buat orang tua penasaran aja." Tanya Luna, sembari menatap anak dan menantunya, menuntun jawaban dari kedua wanita itu.

Hani dan Ela pun langsung kompak menggeleng kepala, masing-masing! Bedanya Hani menggeleng tanpa kata sedang Ela tidak demikian.

" Jangan tanya kita dong mah, kita kan datangnya sama-sama, gimana sih mah." Sahut Ela terdengar ketus. " Si Abang dan kakak juga! Ngomong dulu ke, ada apa! Eh main pergi aja."

Entah mengapa mood Ela, hari ini begitu buruk, semenjak Luna sang mama mengajaknya ke pernikahan Kai, karena sang papa sedang sibuk dan tidak bisa menemani mamanya itu, sehingga dialah yang di desak harus menemani Luna, padahal sudah ada Hani dan Narendra.

Tapi Mamanya justru beralasan tidak ingin menjadi obat nyamuk, sungguh alasan yang tidak masuk akal, mana mungkin Hani dan Narendra melakukan itu kepadanya, yang notabene adalah ibu serta mertua mereka.

" Kan mama cuma nanya! Kamu kenapa sih? Marah-marah aja dari tadi, lagi datang bulan?" Tanya Luna sembari menelisik wajah putri sulungnya itu.

" Nggak! Siapa juga yang lagi datang bulan, aku tuh malas ke sini tapi mama malah maksa aku." Ucapannya beralasan.

" Pantas jodoh kamu jauh! Orang judes gitu siapa juga yang mau nikahin kamu." Sahut Luna. " Ayo sayang." Luna menarik tangan Hani, meninggalkan Ela, yang berjalan sambil menghentak-hentakan kakinya, seperti anak kecil yang tidak di turuti maunya mengikuti langkah mereka. Belum lagi wajah cemberut serta bibir manyunnya, membuatnya terlihat semakin kekanak-kanakan.

Saat memasuki pintu gedung tempat berlangsungnya acara itu, terdengar bisikan simpang-siur dari mulut tamu undangan membuat Luna, Hani dan Ela semakin penasaran dengan apa yang terjadi.

Bahkan kursi yang di siapkan untuk mengucapkan janji suci pernikahan itu. Masih kosong hanya penghulu yang ada di sana.

" Mah, kita cek kedalam yuk." Ajak Hani, yang mulai merasa aneh.

Tanpa banyak berpikir Luna pun mengangguk setuju dan mereka langsung masuk kesebuah ruangan di mana ruang itu di sediakan untuk bersiap-siap.

Bersyukur dua hari lalu dia sempat menemani Narendra menemui Kai, disini jadi sedikit banyak dia tahu letak, ruangan untuk bersiap-siap itu.

Ceklek.

Hani membuat sebuah pintu kayu berwarna coklat di depannya. Dan wanita itu sedikit terkejut, saat seorang dokter tengah memeriksa keadaan kakeknya Kai, yang tergeletak tak berdaya di atas sofa di ruang itu. Sementara Kai terduduk di kursi rodanya dengan kepala menunduk.

" Kai, ada apa ini?" Tanya Luna, yang tidak dapat menyembunyikan rasa penasarannya.

" Mah, kita ngobrol di luar ya." Arga menghampiri Luna, kemudian mengajak wanita itu, beserta Adik dan Iparnya keluar, agar ruangan itu tidak semakin sesek, kasihan kakeknya Kai.

" Ini ada apa sih Arga." Tanya Luna, mulai tak sabaran.

" Gini mah."

Terpopuler

Comments

@emak aisyah

@emak aisyah

mboh

2023-01-17

1

Diana Susanti

Diana Susanti

amna nya nggak mau

2022-12-11

1

Nia Kurniawati

Nia Kurniawati

kemana kah si samna

2022-11-23

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!