Adam keluar lebih dulu setelah aktivitas panas mereka di kamar mandi tadi. Wajah Adam terlihat segar dengan bibir mengukir senyum lebar di-sana.
Pria itu keluar dengan tubuh t*lanjangnya hingga memperlihatkan tubuh eksotisnya, sedangkan pedagang panjangnya bergondal-gandil dibawah sana.
Adam lalu mendudukkan sebentar tubuhnya di atas kasur itu. Menunggu Hana yang masih berada di dalam kamar mandi.
Sementara Hana didalam sana merutuki daddy-nya karena membuat ia harus membersihkan lagi tubuhnya.
"Astaga, Daddy emang nggak akan pernah puas. Kenapa Daddy suka sekali menganggu waktu mandi ku."
Hana memang begitu heran dengan Daddy nya yang suka sekali menganggu nya, bukan pertama kali tapi sudah berulang-ulang Adam melakukan itu. Tapi tak bisa dipungkiri jika kegiatan itu juga membawa kenikmatan untuk Hana, walaupun tanpa penyatuan.
Beberapa saat Adam duduk, bunyi telepon berbunyi lagi di hpnya. Adam kemudian berjalan mendekati benda itu dan meraihnya di atas meja.
"Hmm ..." Adam hanya menjawab dengan singkat.
"Tuan, tadi melihat Nona bersama seorang pria di kampus Nona, mungkin pria itu ingin mendekati Nona Hana." Aryo melaporkan apa yang ia lihat tadi di kampus Hana.
Seketika Adam langsung tersulut amarah. Ia mengepalkan tangannya kuat saat mendengar penjelasan Adam.
Adam langsung mematikan sambungan telepon itu sepihak tanpa membalas lagi ucapan Aryo. Adam menatap tajam pintu kamar mandi itu, dengan tatapan yang begitu menakutkan.
"Jangan coba coba bermain di belakang ku baby!" gumam Adam mengepalkan tangannya kuat.
Beberapa menit menunggu akhirnya Hana keluar juga dibalik kamar mandi itu. Hana keluar dengan menggunakan handuk kecil, yang panjangnya di-atas lutut.
Hingga memperlihatkan kaki jenjangnya dan paha mulusnya. Buah melon nya menyembul di balik handuk itu.
Saat Hana keluar ia begitu terkejut karena keadaan Adam yang masih juga belum memakai pakaiannya dan malah membiarkan tubuh pria itu bert*lan*ang bulat.
"Daddy! Kenapa nggak pakai baju sih." jerit Hana dengan wajah terkejut.
Sementara Adam hanya diam dan menatap tajam kearah Hana.
"Ayo, pakai bajunya!." Hana berjalan kearah lemari pakaian dan mengambil satu kaos polos dan celana santai milik Adam.
Adam memang sudah memindahkan pakaian milik-nya di kamar Hana. Semenjak mereka memutuskan melakukan hubungan terlarang mereka.
Kamar Hana juga sudah menjadi kamarnya karena pria itu sering sekali tidur berdua di kamar Hana. Ia akan tidur terpisah jika kakek Barack dan Oma Ani datang kerumahnya.
Hana mengambil pakaian itu dan berjalan kembali ke sofa tempat Adam duduki. "Daddy nggak pakai baju dari tadi? Emang Daddy nggak dingin apa!" ucap Hana terlihat kesal.
Ia merasa sudah seperti mengurusi bayi besarnya. Padahal umur Adam sudah 39 tahun tetapi jika bersama Hana tingkahnya menjadi seperti anak kecil.
Saat tangan Hana memakaikan Adam baju, pergerakan Hana tiba tiba terhenti saat mendengar pertanyaan Adam.
"Kamu sama siapa di kampus tadi?" tanya Adam dengan nada dingin.
Hana menatap daddy-nya dengan wajah bingung, belum mengerti dengan apa yang dimaksud daddy-nya.
"Maksud Daddy apa?" Hana dengan wajah yang masih bertanya-tanya.
Ia menatap wajah Daddy-nya yang sudah terlihat menahan amarah.
"Siapa pria tadi? Yang bersama kamu di depan kampus!" Adam tampa sadar membentak dengan suara yang sudah meninggi, hingga menggema di kamar itu.
Sontak membuat Hana tersentak mundur. Ia begitu terkejut dengan bentakan Daddy-ny.
"Dad ... Daddy jangan salah paham dulu, dia teman kampus aku. Nggak lebih kok, kalau Daddy nggak percaya besok Daddy bisa ketemu dia di kampus nanti." Hana mencoba memberikan penjelasan pada Daddy dengan mata yang sudah berkaca kaca.
Ia memang tidak terbiasa dibentak seperti tadi. Dan ini pertama kalinya ia melihat dan mendengar daddy-nya membentak nya begitu kuat.
Adam yang melihat Hana dengan wajah menahan tangis, menjadi tidak tega dan menghembuskan sebentar nafasnya dengan kasar, mencoba merendahkan amarahnya.
Hana kemudian melepaskan pakaian milik Adam di-atas sofa yang digenggam tadi. Lalu berdiri dan berlari ke tempat tidur.
Hana naik ke kasur yang masih menggunakan handuk. Ia menutupi seluruh tubuhnya dibawah selimut. Hingga beberapa detik kemudian tangisan dari mulut Hana terdengar.
Tangisan yang ia tahan sedari tadi akhirnya pecah juga. Adam melihat tubuh Hana yang terguncang pelan karena menangis didalam selimut itu.
Ia tidak menyangka Daddy akan membentak nya seperti tadi tanpa mau cari tahu dulu masalahnya. Mengingat itu ia jadi semakin menangis dengan baju terguncang dibalik selimut.
Adam berdiri dari tempat nya yang masih belum memakai apapun, lalu berjalan menuju kasur. Adam naik perlahan di kasur itu.
Membuka selimut yang menutupi Hana, ia lalu masuk kedalam selimut itu menurunkan sedikit selimut itu sebatas dada. Ia berbaring disisi Hana yang masih saja menangis.
Adam kemudian merentangkan tangannya dibelakang kepala Hana lalu, ia lalu membalikkan pelan tubuh Hana untuk berhadapan dengannya.
"Maaf kan Daddy, sayang. Daddy hanya tidak suka jika kamu berdekatan dengan pria diluar sana." ucap Adam sambil memeluk tubuh Hana sesekali memberi kecupan di dahi wanita itu.
Sementara Hana semakin menangis kencang dalam pelukan Adam.
"Da ... daddy jahat." satu ucapan lolos dari mulut Hana dengan sesenggukan.
"Iyah daddy jahat karena sudah marah sama kamu. Maafin daddy ya. Umaach ..." sahut Adam sambil mencium pipi Hana dengan sayang.
Hana hanya mengangguk sambil menyeka air matanya. Tangisan Hana sudah perlahan reda.
"Daddy marah seperti tadi, karena daddy cemburu baby." ucap Adam sambil mengelus rambut Hana yang masih sedikit basah.
Hana mendongakkan kepalanya keatas, menatap Daddy-nya. Adam kemudian membalas tatapan itu sambil tersenyum kecil lalu memberikan lagi satu ciuman di bibir Hana, memberikan sedikit ******* di bibir seksi itu.
Hana membalas ciuman itu sambil memeluk Daddy-nya.
"Eungh ... Lenguhan terdengar dari mulut keduanya disela-sela aktivitas ciuman mereka.
Adam lalu melepaskan ciumannya mereka. Saat merasa Hana yang sudah kehabisan nafasnya. Ia tersenyum menatap Hana sebentar lalu memindahkan Kepala Hana di-atas dada bidangnya.
"Daddy nggak boleh kayak tadi lagi." kata Hana dengan suara pelan sambil membenamkan wajahnya di dada Adam.
"Iyah, daddy nggak akan marah lagi sama kamu." ucap Adam tersenyum sambil mengelus-elus kan dagunya di rambut Hana.
"Daddy terlihat kejam kalau kayak tadi." keluh Hana dengan memajukan bibirnya.
"Iyah ... Daddy nggak akan kayak tadi lagi." ucap Adam terkekeh pelan, saat melihat wajah Hana yang terpantul didepan cermin besar tepat berada didepan kasur yang mereka tiduri.
Adam merasa gemas jika sudah melihat wajah Hana seperti itu. dengan bibir yang terlihat meruncing ke-depan.
Ia menjadi tidak rela jika ada pria lain yang mengambil Hana darinya. Katakan jika ia begitu egois melakukan itu.
"Kok daddy malah ketawa sih." Hana mendongakkan kepalanya keatas melihat Daddy-nya.
"Kamu lucu kalau ditekuk gitu muka kamu. Apalagi bibir kamu yang dibuat maju. Jadi pengen kiss lagi kan." Adam menggoda Hana.
"Ih ... Daddy aku serius tahu." ucap Hana dengan wajah merajuknya.
"Hahaha, iya sayang." Adam tertawa menatap Hana, is lalu memeluk lagi tubuh Hana dengan satu tangannya mengelus elus lembut buah melon itu. Melakukan gerakan memutar ditempat itu.
Membuat Hana memekik kegelian. "Daddy ..."
Dan bukan Adam namanya jika tidak meneruskan aktivitas nya.
Suara suara laknat itu kembali terdengar di kamar itu. Aktivitas itu kembali di lakukan oleh kedua manusia berbeda umur itu.
Karena kamar Hana yang sengaja dipasang perendam suara, membuat para pekerja di rumah mereka tidak mendengar suara aneh di kamar itu.
Satu jam kemudian Hana dan Adam sudah sudah selesai dengan kegiatan mereka. Mereka sedang berganti pakaian.
"Daddy udah makan?" tanya Hana menatap Adam disela memakaikan baju untuk Daddy-nya
"Belum, kamu temanin daddy ya!" ucap Adam lembut sambil mengelus pipi Hana.
"Dasar manja." Hana terkekeh pelan. Tidak habis pikir dengan daddy nya. Jika sedang seperti ini daddy nya akan terlihat manja seperti anak kecil, tapi jika marah seperti tadi membuat Daddy-nya terlihat sangat mengerikan. Ia jadi takut membayangkan hal itu jika terulang lagi.
Ternyata daddy Adam manja juga ya. Sampai pakaian pun harus dipakaikan Hana.
Sekarang mereka sedang berada di ruang makan. Hana tidak ikut makan dan hanya menemani Daddy-nya. Ia hanya mengemil snake coklat kesukaannya.
Tampak beberapa pembantu menyiapkan beberapa hidangan di-atas meja, yang diminta Adam.
Mereka pun mengundurkan diri dari tempat itu meninggalkan tuan dan juga Nona-nya.
"Bukanya tadi pagi daddy bilang, agak terlambat pulangnya." ucap Hana sambil memasukkan cemilan itu kedalam mulutnya.
Adam yang sedang makan pun, menatap Hana sambil tersenyum. "Iyah, ini juga karena kamu." ucapnya disela makannya.
"Kenapa aku?." Hana menghentikan kunyahan nya menatap Daddy-nya dengan wajah terlihat bingung.
Adam tersenyum melihat wajah Hana yang terlihat sangat menggemaskan seperti itu. Ia meraih satu gelas air lalu meneguknya sedikit.
"Kamu selalu membuat pikiran daddy menjadi tidak fokus dengan pekerjaan." ucap Adam setelah selesai meminum airnya.
Sontak pipi Hana langsung bersemu merah.
"Ish daddy, ternyata bisa gombal juga." Hana dengan suara manjanya.
Adam menikmati makan malam itu sambil mendengarkan celotehan Hana.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 118 Episodes
Comments
zhee Nurhidayah
snake =ular
2022-12-15
1