Bab 3

Hari ini Agam sudah bisa menggantikan Braspati di usaha furniture nya. Pria itu begitu semangat sekali. Semburat kebahagiaan terpancar di wajah pria tersebut.

"Kamu kelihatan bahagia sekali, mas," kata Kina ketika mengantar pria tersebut sampai halaman rumah.

"Bahagia dong, sayang. Aku kan udah jadi kepala keluarga yang akan menafkahi kamu," jawab pria itu.

Kina mengulas senyum. "Iya, mas. Kamu hati-hati, ya."

Kina mencium punggung tangan suaminya.

"Iya. Aku pergi dulu, ya."

"Iya, mas."

Agam masuk ke dalam mobilnya, tidak lama kemudian mobil tersebut sudah pergi meninggalkan halaman.

Kina mematung sejenak di sana, membiarkan cahaya mentari pagi jatuh ke tubuhnya. Sedetik kemudian senyumnya terbit, lalu ia memutuskan untuk kembali masuk ke rumah.

Di perjalanan, pria itu mendapat telepon dari mertuanya, yaitu Braspati. Ia segera menjawab telepon tersebut dan menyambungkannya melalui earphone.

"Halo, pa."

"Agam, hari ini kamu toko kan?" tanya Braspati dari sebrang sana.

"Iya, pa. Ini aku sedang dalam perjalanan."

"Mulai hari ini, papa putuskan kamu tidak hanya mengelola usaha tersebut, melainkan kamu jadi pemiliknya. Papa percayakan sama kamu."

Agam membulatkan mata dan senyumnya seketika mengembang.

"Serius, pa?"

"Iya. Mulai sekarang seluruh penghasilan dari toko tersebut untuk kamu dan Kina."

Agam mengepalkan tangannya dan menariknya ke bawah. "Yes," ucap pria itu pelan tak sampai terdengar oleh Braspati.

"Iya, pa. Terima kasih banyak atas kepercayaannya."

"Sama-sama."

Sambungan telepon pun di matikan, kini pria itu mengepalkan kedua tangannya dan menariknya ke bawah.

"Yes, yes, yes ... Akhirnya toko furniture itu jadi milik aku," ucapnya di akhiri dengan senyum seringai.

Agam melajukan mobilnya di iringi dengan siulan penuh bahagia.

***

Sementara di rumah, Kina tengah mengobrol dengan temannya yang baru saja datang. Sebelumnya Kina sudah mengirimkan alamat rumah yang saat ini ia tinggali.

"Kamu beruntung banget ya, Ki. Bisa dapetin orang yang kamu cintai," ujar temannya.

"Alhamdulillaah, Nay. Aku bersyukur banget, cinta dalam diam ku berubah kenyataan," jawab Kina.

"Oh ya, sekarang suami kamu mana? Lagi kerja?" tanya wanita itu lagi sambil mencari sosok di rumah tersebut.

"Iya, tadi udah berangkat. Mas Agam sekarang nerusin toko furniture papa aku."

"Oh ya?"

"Iya. Papa percayain toko furniture nya ke mas Agam."

Nayla mengangguk-anggukan kepalanya. Ia sedikit iri dengan apa yang temannya miliki.

"Oh ya, terus sekarang kamu tinggal berdua aja di sini? Apa punya ART?"

"Sekarang sih masih berdua, rencananya juga mau berdua aja. Aku mau melayani suami aku tanpa campur tangan asisten rumah tangga."

"Kamu yakin rumah sebesar ini mau kamu sendiri yang bersihin? Gak cape?"

"Ya pasti cape, sih. Tapi itu kan udah jadi tugas aku sebagai istri. Mungkin kalau aku udah hamil, baru mau mikir punya asisten rumah tangga," jawab Kina.

Mereka melanjutkan obrolan ringannya sampai akhirnya Nayla memutuskan untuk pulang lantaran ada janji dengan seseorang.

Setelah Nayla pergi, Kina kembali ke kamar untuk menata pakaian ke dalam lemari yang belum sempat terselesaikan. Ia mengambil baju Agam lalu mendekap nya di dada.

"Aku benar-benar beruntung bisa dapetin kamu, mas. Aku janji bakal jadi istri yang baik buat kamu," ucapnya di akhiri dengan mengecup baju tersebut dengan cukup dalam.

_Bersambung_

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!