Episode 2 : Pertemuan pertama.
***
Di rumah sakit,
Aluna terduduk ketika melihat Ayahnya dengan bantuan oksigen yang berada di hidung nya.
Aluna sudah berada di rumah sakit sekarang sampai ketika dia dipanggil untuk menghadap dokter mengenai penyakit Ayahnya.
Diketahuilah jika Ayah Aluna, telah jatuh koma karena terjatuh dari atas ranjang saat hendak mengambil air minum.
Aluna tak bisa mendengar semua yang dikatakan oleh dokter lagi karena hatinya yang kacau dan kebingungan.
Dan benar saja, Aluna dihadapkan dengan lonjakan biaya pengobatan yang tak akan bisa didapatkan oleh Aluna secepat ini.
Mata Aluna kosong, seolah tak cukup dengan rasa sakit telah diselingkuhi Deffan, dia juga masih harus mencari uang dalam jumlah yang sangat banyak untuk pengobatan ayahnya yang koma.
Butiran air mata tak tak tertahankan, apalagi ketika ia mencoba menghubungi saudara Ayahnya untuk meminjam uang, namun tak ada yang bersedia meminjamkan uang untuknya.
"Yahhh ... siapa juga yang mau memberikan uang pinjaman yang begitu banyak ... aku harus bagaimana?"
"Apa yang harus aku lakukan?"
"Kenapa hidup sangat berat dan tak ada hari baik sedikitpun, apa yang harus aku lakukan?"
Aluna menangis lesu di rumah sakit, dia tak bisa lagi berpikir bagaimana cara untuk mendapatkan uang dengan cepat.
.
.
Tubuh yang lemah dan tak mampu lagi berpikir dengan jernih, dia melangkah menuju luar rumah sakit.
Dia harus kembali ke rumah untuk mengambil buku tabungannya yang isinya hanya tinggal sedikit.
Dia harus menarik semua uang yang ia punya dan dia harus mencoba mencari uang tambahan dengan sangat cepat.
Semuanya berjalan begitu saja, sampai ketika di ponselnya ia melihat ada lowongan pekerjaan di sebuah bar hotel berbintang menjadi seorang pengantar minuman.
"Gajinya banyak sekali ... aku harus melamar ini dengan cepat!"
Seru Aluna yang sudah berada di kediamannya dan menghubungi contact person yang ada di iklan lowongan pekerjaan itu.
Setelah beberapa waktu, disepakati lah jika Aluna bisa datang interview besok pagi, dan jika cocok bisa langsung bekerja malamnya, Aluna langsung mengiyakan karena gaji yang ditawarkan cukup banyak dan dibayarkan per hari.
.
.
Keesokan harinya,
Karena penampilan Aluna yang memang sangat cantik, dan menarik perhatian, Aluna langsung diterima menjadi pengantar minuman dan pelayan di bar hotel.
Dan sesuai kesepakatan Aluna bisa bekerja malam itu juga.
Aluna senang, karena dengan begini dia bisa mendapatkan uang lebih banyak dan keluarganya biaya pengobatan Ayahnya bisa ia dapatkan.
"Semangat Aluna, kau pasti bisa ... demi Ayah ... kau harus semangat!"
Seru Aluna masih harus bekerja di mini market sebelum melakukan pekerjaan barunya malam ini.
.
.
Disaat yang bersamaan ...
Di perusahaan Brown,
"Dean, jangan lupa bersihkan kamar hotel itu untukku, aku akan kesana seperti biasanya!"
Seru Edgar Brown, lelaki yang merupakan CEO dari perusahaan Brown, berusia 30 tahun dan merupakan lelaki paling fenomenal di dekade ini.
Selain dirinya merupakan pewaris sah keluar Brown, dia juga sangat tampan dengan proporsi tubuh yang ideal.
"Baik Tuan Edgar ..." seru Dean yang merupakan assiten pribadi Edgar Brown.
Edgar Brown akan menuju hotel dimana dulu dia sering menghabiskan weekend bersama calon istrinya yang telah tiada 5 tahun silam.
Setiap hari Edgar merindukannya, dan tak melupakan nya sedikitpun, bahkan Edgar tak bisa lagi jatuh cinta sampai menderita penyakit Post Traumatic Relationship syndrome.
Kondisi dimana seseorang tak bisa lagi jatuh cinta dan menjalin hubungan.
Edgar akan ke hotel itu setiap beberapa bukan sekali, untuk mengenang calon istrinya yang dia rindukan itu.
.
.
Aluna sudah sampai di bar hotel, dia mengenakan pakaian yang sedikit ketat, dia juga berdandan tipis membuat penampilan nya kian menggoda dan menarik perhatian orang.
"Siapa gadis itu? cantik sekali?"
"Apakah dia mau jadi salah satu simpanan ku?"
"Wajahnya terlalu indah di pandang mata!"
Lagi lagi Aluna menjadi pusat perhatian, dia menang menonjol dibandingkan yang lainnya.
Dan selalu begitu dimanapun ia berada.
Aluna tetap tersenyum walaupun begitu berat baginya.
.
.
Edgar sudah sampai di hotel, dan dia bermaksud untuk ke bar terlebih dahulu meminum beberapa sampanye untuk mengisi kekosongan hatinya yang hampa.
Semua orang langsung menundukkan kepala mereka menyambut Edgar, pelanggan setia hotel paling mewah ini.
Sesampainya di bar, dia melihat langit malam dari lantai 50, dia bisa melihat pemandangan kota yang dahulu menjadi pemandangan favoritnya dengan calon istrinya, Fiona.
"Fiona ... aku kesini lagi, apakah kau tahu jika aku tak merindukan mu setiap waktu?"
Seru Edgar pelan sembari matanya melihat ke luar dinding kaca dengan tatapannya yang sangat pilu.
.
.
Disaat yang bersamaan,
"Aluna ... layani lelaki itu, dia adalah Tuan Edgar Brown, pelanggan tetap di sini, jangan melakukan kesalahan sedikitpun karena dia mudah marah ..."
Supervisor yang merekrut Aluna meminta Aluna mengantar sampanye kepada Edgar Brown.
Aluna mengintip dari arahnya dan melihat seorang lelaki yang sangat tampan, dan sepertinya sering ia lihat di majalah dan berita duduk dengan wajah yang sangat menyedihkan.
"Baik Pak ..." seru Aluna menganggukkan kepalanya, dia akan melayani lelaki itu dengan sepenuh hatinya.
Dengan nampan dan sampanye di tangan, dia melangkah dengan hati-hati menuju meja Edgar Brown yang ada di sudut bar.
"Tuan ... ini sampanye yang anda pesan, apakah anda ingin saya menuangkan nya untuk anda?"
Aluna memberkati pelayanan terbaiknya, ketika Edgar seolah tak menghiraukan nya.
Seolah tenggelam dalam pikirannya sendiri.
Aluna terdiam sejenak menunggu jawaban dari Edgar, ketika tak ada jawaban sama sekali, Aluna tetap ramah dan menundukkan kepalanya hendak pergi.
"Baiklah Tuan, Tuan bisa memanggil saya jika butuh sesuatu ..." seru Aluna hendak pergi.
Akan tetapi ...
Edgar yang tenggelam dalam pikirannya sendiri, seolah melihat pantulan bayangan Fiona dari pantulan dinding kaca yang sejak tadi ia lihat.
"Fiona?"
Ucapnya bergetar hebat, lalu memalingkan wajahnya menuju Aluna yang sudah hendak berlalu.
Dengan jantung yang berpacu dengan sangat kencang dan nafas yang begitu berat seolah tak percaya apa yang ia lihat.
Dia menarik tangan Aluna dengan sangat kencang, dan Edgar tak percaya apa yang ia lihat sekarang ini ...
.
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 176 Episodes
Comments
Isabella Huang
😥😥😥
2024-01-12
1
Lilisdayanti
nyimak dulu athur 🤭
2023-10-27
0
Fina Ina
woow apkh fiona kembe degn aluna thor💪💪
2023-07-05
0