Senin, hari dimana sebagian orang enggan menyambutnya entah itu pekerja ataupun pelajar, karena Senin merupakan awal memulai rutinitas selepas berlibur di akhir pekan.
Tak terkecuali Grace yang malas melangkahkan kaki untuk bersiap ke sekolah untuk ujian akhir,
Namun bukan perihal ujian yang ia cemaskan melainkan semakin dekatnya hari itu tiba dimana ia akan menyandang status sebagai seorang istri.
"Percuma gue ngejar nilai bagus, "
***
Setelah hari demi hari berganti, tak terasa ujian akhir telah selesai.
Selama ujian berlangsung tiap harinya Grace sangat bersemangat mengisi setiap soal yang dihadapinya, ia melupakan kecemasannya tatkala melihat kesehatan sang ibu semakin membaik tiap harinya.
"Grace seneng kalo mommy sembuh, tapi, aaaa gini amat yaaa idup gue"
Sepekan selepas ujian akhir, karena belum libur panjang biasa di manfaatkan seluruh siswa entah itu untuk tanding berbagai jenis olahraga antar kelas, persiapan acara perpisahan kelas dua belas, bahkan memperoleh nilai tambahan memperbaiki hasil ujian akhir.
Beda halnya dengan Grace bersama kedua sahabatnya yang mendapatkan nilai baik di setiap mata pelajaran, mereka masih pergi sekolah karena bosan di rumah.
"Gue mau nemenin nyokap Sil.. Udah lo bedua aja."
Grace mengurai tangan Silvie yang sedari tadi mengajaknya jalan
"Yaelah bentaran doang Grace, cuci mata, payah lo.." Silvie masih kekeh merengek sementara Megan terkekeh merasa geregetan dengan sahabatnya yang satu ini
"Sil, lo harusnya apresiasi temen lo berbakti sama orangtuanya, malah ngatain payah lagi.. "
Megan gemas menoyor kepala Silvie
"hmmm, iya iya.. " Timpal Silvie pasrah melihat kepergian Grace melajukan motornya meninggalkan area parkiran
Di tempat lain Leo bersama para sohibnya tengah asyik bermain bola basket.
Tentu saja mereka tak luput dari teriakan para siswi yang sangat terpesona dengan karisma mereka.
Sama halnya dengan geng Grace, Leo dan kawan-kawan mendapatkan nilai yang baik, jadi mereka tidak perlu susah payah mengejar nilai tambahan. Mereka pergi ke sekolah hanya mengisi kekosongan.
"Leo.. gawat Le .. " Salah satu anggota geng Leo menghampiri Leo yang tengah istirahat di pinggir lapangan.
"Kenapa..??? ".tanya Leo dengan tatapan acuh ke depan.
" Si angga sama ceweknya jadi tawanan geng Astro Le.. " Jawab Rian sambil ngos-ngosan.
Leo mendengus kesal
"Cih.. Kan gue udah bilang buat damai.. Pada gak denger kan lo.. "
"Kuylah.. gue juga gatel nih pengen garukin muka anak-anak Astro pake gergaji, "
Ari cengengesan di acungi jempol oleh Exel
Akhirnya Leo dan kawan-kawan bergegas menuju tempat dimana temannya di tahan geng Astro.
Cinta damai ribut okeh, slogan untuk Leo cs
***
Geng Leo telah tiba di Beskem geng Astro yang telah menjadikan temannya sebagai tawanan mereka.
"Leo.. Ahirnya lo dateng juga.. "
Soni ketua Geng Astro bertepuk tangan menyeringai melihat kehadiran rivalnya
"Banyak bacot lo..!!! "
Ari turun dari motornya hendak menghajar Soni namun Leo mencekalnya
"Mau lo apa..? "Leo berucap dingin tidak suka berbasa-basi menatap tajam ke arah Soni
Seringai licik diwajah Soni
" Gue cuma mau nyobain motor baru gue.. "
Ucapnya seraya menepuk motor barunya mengajak Leo untuk berbalapan dengannya, tentunya balapan liar yang diinginkan Soni lebih menantang walaupun dia tau Leo mampu membiayai Sirkuit manapun dengan ketajirannya.
Leopun menyanggupinya merasa tertantang dengan ajakan Soni,
Kini keduanya sudah bersiap di garis start, riuh dari para anggota masing-masing menyemangati keduanya
Soni menoleh ke arah Leo menatapnya dengan licik, sementara yang ditatap acuh ke depan
dikejauhan Grace hendak melewati jalan tersebut, kesal sebab jalannya terblokir oleh dua geng yang hendak balapan liar
"Sial, paling gak demen gue sama balapan kek gini, gak mampu apa balapan di sirkuit? Motor pada cakep gitu.. "
Tiga..
Dua..
Sat..
ngreng.. ngreng...
semua terhentak melihat motor sport asing menerobos riungan dengan freestyle.
"woyyy.. Songong !!! kejar.. "
anak Astro bergegas mengejar motor tersebut, begitupun dengan Geng Leo yang sama geramnya dengan pengacau tersebut hendak ikut mengejarnya
seketika Leo tersadar, menajamkan penglihatannya menyadari motor yang menerobos barusan ialah motor gadis yang sudah dua kali bertemu dengannya secara kebetulan.
jelas dirinya tidak akan membiarkan gadis tersebut dihajar secara keroyokan terlebih ini dua kelompok sekaligus yang tak menyadari bahwa yang membawa motor tadi hanya seorang gadis.
"Lo pada ngapain ngejar tuh motor, udah sikat aja Astro.. "
Ucap Leo mengalihkan seraya mengejar Astro, tentunya tujuannya hendak menyelamatkan gadis tersebut
sontak semua anggotanya sumringah menurut patuh
"Emang ini yang kita mau.. "
"Sikat, jangan sampe kendor.. "
sementara saat ini Grace sedang kacau, dirinya dikejar-kejar oleh anak Astro ,
"Apa ini cara Tuhan membatalkan perjodohan gue besok, metong di keroyok.. Please God.. jangan.. "
Grace memejamkan mata mengatur napasnya dalam-dalam sebab ASTRO sudah mengepungnya,
"tamatlah riwayat gue.. "
Iapun turun dari motornya namun masih mempertahankan helm dikepalanya.
grep.
Grace terhenyak sebab seseorang mencengkram lengannya mengajaknya melarikan diri.
Iapun bergegas mengikutinya untuk dibonceng.
para anggota Astro tak terima sebab mangsanya di bawa kabur oleh rivalnya, namun seketika langkah mereka terhenti sebab anggota Geng Leo sudah mengepungnya.
Kini terjadilah baku hantam tanpa memperdulikan pengacau yang tadi dilarikan oleh Leo, bahkan anak buah Leopun sudah tahu jika Leo bukan seorang pengecut yang membiarkan orang lain tumbang dengan cara keroyokan.
Merasa sudah aman Grace meminta seseorang yang menolongnya untuk menepikan motornya,
"thanks.. " Ucapnya seraya membuka helm fullfacenya.
Leo lagi-lagi terpaku dengan gadis yang di hadapannya
"Hello.. " Grace mencoba menyadarkannya, seketika matanya terbelalak ketika Leo melepas helmnya
"ko gue ga ngeh sih sama ni motor.. "
Grace menatap dari atas sampai bawah, wajahnya sangat panik.
"keren juga nih cowok kang tolong kali yaa.. "
Leo menjentikkan jari tepat di depan mata Grace yang bengong melamun
"dasar bodoh.. mau mati konyol lo.. ? "
Ucap Leo dengan nada mengejek
"cih, gue tarik kata-kata tadi.. najis tralala"
Grace menatap jijik ke arah Leo
"Serah gue mau dihajar kek, mau mati kek ngapain lo sosoan nolongin gue.. "
ucapnya ketus sementara Leo menyunggingkan sudut bibir atasnya
"tau gitu lo gak usah ngikutin gue.. "
ucapnya seraya memakai kembali helmnya
Grace mendengus kesal menendang motor Leo "buruan sono cabut.. "
namun Leo tak menanggapinya lagi melainkan menggeber motornya dihadapan Grace seraya berlalu meninggalkannya.
"Dasar cowok Reese.. biar cakap pasti lo jomblo"
***
Plak.. Plak.. Plak..
Tamparan keras bertubi-tubi mengenai pipi Leo.
"Papah kecewa sama kamu Leo.. Semua mata pelajaran nilainya bagus, tapi kelakuan kamu nihil.. Papa gak ngajarin kamu buat jadi berandalan.. Jago bela diri bukan berarti harus terlibat tawuran... " Kesal Hendri menatap putranya dengan sorotan tajam,
Leo tidak menjawab bahkan ia tidak memperdulikan pipi yang terasa nyeri karena tamparan dari ayahnya, Leo hanya bisa menunduk diam menyadari kesalahannya.
"Kamu tau tidak.. Sekolah mengeluarkan anak - anak yang terlibat tawuran termasuk kamu sama temanmu itu. " Hendri kembali menatap tajam putranya.
"Sepertinya rencana papah sama mamah harus secepatnya dilaksanakan, supaya kamu tidak jadi berandalan.. " Ucap Hendri serius.
"Wahh.. Kapan pah? Mamah jadi gak sabar.. "
Wanita yang tadinya miris melihat putranya, kini ia bersemangat penuh harap.
"Tapi pah.. Leo.. "
"Gak ada tapi - tapian Leo, ini perintah..!!! Kalau kamu membantah, jangan harap masa depanmu baik baik saja. Dan jangan harap kamu bisa menemui mamah sama papah selamanya. " Timpal Hendri kesal.
Leo hanya bisa mengangguk pasrah meninggalkan kedua orang tuanya di ruangan keluarga. Ia melangkah menaiki tangga.
seketika langkahnya terhenti..
" Besok pagi Leo.. Bersiaplah..!!! " Teriak Hendri kepada putranya.
Leo hanya menoleh sejenak kemudian melanjutkan langkah menuju kamarnya.
"Hmm buahaha haha.. Mah gimana akting papah..? Keren ga..?"
Hendri tergelak tertawa lepas mendapat pukulan dari istrinya
" Ih.. Papah pelan - pelan.. Nanti Leo denger.. Lagian papah ngapain akting segala pake nampar Leo lagi.. Kasian tau.. Gak begitu juga Leo pasti nurut pah.. " Kesal Deti.
"Hmm.. Tapi mamah like pah.. " Deti kembali cengengesan.
***
Leo merebahkan tubuhnya di atas tempat tidur dengan kedua tangan sebagai bantalan kepalanya. Ia menatap langit langit kamarnya, memikirkan nasibnya esok hari, bahkan ia sendiri belum mengetahui siapa yang akan menjadi pendamping hidupnya.
Hal itu membuatnya frustasi.
Di tempat lain, sama halnya dengan Leo , Grace yang kini tengah berendam di kamar mandi guna menenangkan dirinya menghadapi hari esok, terlintas di pikirannya lelaki tua yang akan menjadi suaminya, karena ia pun sama belum mengetahui siapa calon suaminya nanti.
" Akhh.. Bisa mati muda gue.. Kalo beneran aki aki.. " Grace bergidik merinding membayangkannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 168 Episodes
Comments