Dalam pertempuran kali ini, sayap kanan kerajaan Myonhwasong hampir tidak berdaya, juga hampir semua pasukan mati dan yang lainnya mengalami luka-luka yang cukup serius di bagian anggota tubuhnya.
Sedangkan pasukan sayap kiri mulai beranjak mundur, dikarenakan pasukan bantuan yang dikirim juga tidak mampu untuk membendung pasukan dari kerajaan Hwadong.
Strategi yang direncakan oleh panglima perang kerajaan Hwadong sangatlah membuahkan hasil yang cukup baik.
Disaat itu akhhirnya kerajaan Myonhwasong mengakui akan kekalahannya. Mereka semua dengan pasukannya harus pulang dengan kekalahan yang kesekian kalinya.
Sorak-sorai para pasukan kerajaan Hwadong terdengar begitu sangat ramai. Bahkan, untuk kesekian kalinya usaha perebutan kekuasaan oleh kerajaan Myonhwasong harus gagal kembali.
Para pasukan kerajaan Hwadong akhirnya pulang dengan membawa kemenangan, sesuai harapan dan tekadnya. Sang Panglima telah memberikan rasa terimakasihnya kepada para pasukannya.
Dengan kuda yang ia tunggangi dan sebilah pedang legendanya ia berjalan didepan para pasukan yang masih berbaris.
"Wahai para prajurit, aku ucapakan banyak terimakasih atas upaya kalian dalam menghalau musuh bebuyutan kita. Tanpa rasa pengabdian kalian, aku bukanlah siapa-siapa. Sekarang juga kita akan pulang dengan kehormatan, serta membawa kemenangan dan juga atas nama kerajaan kita." Ucap sang Panglima dengan tegas.
Para pasukan kerajaan Hwadong, kemudian mempersiapkan barisannya dan bergerak untuk pulang menuju istana kerajaan.
Sementara dipihak kerajaan Myonhwasong harus kembali untuk menerima kekalahan kembali yang entah kesekian kalinya, juga mereka pulang dengan membawa kekalahan yang pernah dialaminya dahulu, kalah dan kalah. Sang panglima terus berupaya memikirkan cara mengalahkan kerajaan Hwadong.
Sedangkan pasukan dari kerajaan Hwadong telah sampai di wilayah kerajaannya. Saat itu juga, para pasukan disambut hangat oleh raja dan para petinggi kerajaan. Sang panglima kembali mendapatkan penghargaan dari sang raja.
"Wahai panglima dari kerajaan Hwadong, terimalah penghargaan dari kerajaan ini. Dan wahai rakyatku sekalian, berterima kasihlah kalian kepada panglima kita." Ucap sang raja memberi penghargaan kepada panglimanya.
Ternyata dari sisi lain daripada kemenangan sang panglima dalam pertempuran, rupanya terdapat beberapa orang yang tidak menyukainya. Yakni termasuk teman dari sang panglima sendiri sedikit terlihat tidak menyukainya.
Rupanya selain tidak menyukai panglima, ternyata ada sesuatu yang tidak diketahui oleh panglima sendiri, yakni ada seseorang yang menjadi orang kepercayaannya untuk selalu mengikuti sang panglima pergi,walau dalam perang sekalipun, ia selalu bersama sang panglima tanpa diketahui jejaknya.
Kepercayaan sang panglima kepadanya sudah seperti keluarga, kebaikan sang panglima dimanfaatkan olehnya.
Sebagai mata-mata ia juga sangat pandai menyimpan rahasia.
Kehebatan sang panglima dalam berperang, rupanya telah ia pahami dengan baik. Bahkan, kelihaiannya dalam bertugas sebagai mata-mata sangatlah bersih, juga hampir tidak ada seorangpun yang mengetahui bahwa dia adalah seorang mata-mata dari kerajaan Myonhwasong.
Kemenangan yang diraih oleh kerajaan Hwadong tengah dirayakan secara meriah oleh pihak kerajaan.
Sementara pihak musuh dari kerajaan Myonhwasong, terlihat masih sangat terpukul akibat kekalahan yang dialaminya.
Sesampainya pasukan kerajaan Myonhwasong di istana sang raja, ada rasa sedikit kecewa. Sang raja hampir murka akibat kekalahan yang dialaminya.
Tetapi kekalahan ini adalah sebagai tipu muslihat beberapa pengawal kerajaan. Sang raja dan para petinggi kerajaan Myonhwasong tengah berkumpul kembali untuk mempersiapkan strategi baru, yakni agar bisa melawan kerajaan Hwadong.
"Maafkan hamba wahai Sang Raja, hamba memohon ampunan kepada Sang Raja atas kekalahan yang kami bawakan ini." Ucap sang panglima kerajaan Myonhwasong dengan kegagalan yang hanya bisa dipersembahkan untuk Baginda Raja.
Sang Raja menatapnya dengan serius.
"Apa yang menyebabkan pasukan kita mengalami kekalahan seperti sebelumnya, wahai panglima baruku?" tanya sang raja kepada panglima perangnya.
"Kerajaan Hwadong ternyata memiliki seorang panglima yang sangar istimewa wahai Rajaku. Selain memiliki panglima yang istimewa, hamba melihat panglima kerajaan Hwadong memiliki sebuah pedang yang tidak seperti biasa saya temukan, Baginda Raja." Ucap sang panglima.
"Apa maksud dari ucapan kamu itu, wahai panglima ku?" tanya Sang Raja kembali dengan menyimpan rasa penasaran.
"Hamba telah melihat didalam pertempuran panglima kerajaan Hwadong yang memiliki sebuah pedang yang sangat luar biasa hebatnya, Tuanku. Pedang yang dimiliki oleh panglima kerajaan Hwadong sangatlah istimewa. Pedang itu mampu mematahkan semua pedang milik kita, juga memiliki kelebihan yang sangat luar biasa, Tuanku." Jawab sang panglima.
"Lalu, apakah masih ada lagi keistimewaan dari pedang itu, Panglima?" tanya Sang Raja.
Panglima dari Kerajaan Myonhwasong menarik napasnya pelan, dan juga mencoba untuk mengatur pernapasannya sebelum memberi penjelasan kepada Sang Raja.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments
Enxount
lanjutkan Thor🔥🔥🔥
2022-10-20
0