Utang Pe'es
Nanang sedang bercerita dengan Felix sambil melihat kakak-kakak kelas yang itunya udah melebihi batas usia yang ada. Namanya laki-laki, apalagi berandalan kaya Nanang. Kakak-kakak kelas bohai naujubilah itu menatap balik Nanang. Ya, mereka cuma senyum-senyum aja kalau diliatin orang ganteng kaya Nanang. Mereka ga tau apa yang sedang diliatin Nanang dari mereka.
Biasa, tugas harian Nanang sebelum absen di WC. Ia bertugas sebagai penjaga Anak Amak yang lagi ngerokok. Ntar biasanya ia gantian kalau salah satu dari mereka udah siap ngisap rokoknya. Ini antispas biar ga ada lagi guru yang mencyduk mereka lagi.
Kasus pertama, mereka ketahuan ngerokok trus dihukum di lapangan sambil disuruh ngisap tiga batang sekaligus. Kasus kedua, mereka dihukum di lapangan sambil disuruh ngisap lima batang dengan kepala dibotakin sama bapak guru agama islam. Kasus ketiga, belum terjadi, walaupun terjadi mereka bakal diantar gratis ke rumah masing-masing.
Mata Nanang menangkap pergerakan komplotan Kevin dari kejauhan. Seperti biasanya, mereka selalu berlima. Kalau kelas 11 punya komplotan pentolan bernama Anak Amak, begitu pula kelas 12 punya pentolan Kodomo yang diketuai sama Kevin. Mereka biasanya nongkrong di kedai domini Mas Momon. Makanya nama mereka Kodomo, Komplotan Domino Momon.
"Anjing, ngapain Kevin ke sini," kata Nanang sambil bergaya songong gitu. Matanya bergeser ke WC Andi, mereka masih bertahan di dalam sana.
Tidak lama kemudian, Felix baru keluar dari WC.
"Lo ke sini cuma bawa baunya. Rokoknya kaga," kata Nanang sambil liatin Kevin berjalan ke arah mereka.
"Yaelah, sabar napa. Gua kan baru aja selesai ngisap. Giliran lo gih," jawab Felix. Felix ngelihat komplotan Kevin sedang menuju ke tempat mereka. "Njir, ada Kevin noh."
"Gua tau njing. Emang gua katarak."
Kevin sama teman-temannya langsung mendekat denan Nanang. Wajah mereka emang tua-tua. Maklum udah kelas 12, pantes aja wajahnya ga ada imut-imutnya lagi. Efek fokus UN tingkat maksimum.
"Kami dapet tempat ini duluan," kata Nanang kepada Kevin.
"Trus kami harus ngalah gitu sama kalian?" balas Kevin.
Nanang tidak terima dengan jawaban Kevin. "Kita udah sepakat kalau siapa duluan yang dapat, maka itu yang makai duluan."
"Kami ke sini bukan karena itu, kami cari Andi."
"Apa urusan lo sama Andi?" tanya Felix. Felix maju selangkah biar kelihatan kaya orang berani. Padahal yang paling ga berani di antara mereka adalah dia sendiri.
"Lo ga perlu tau. Ini penting."
"Urusan Andi juga urusan kita," balas Nanang.
Kevin menarik nafas. Udah ga sabaran mau ketemu sama Andi. Anak berdua yang di depannya ngalangin aja dari tadi. Temen-temen di belakang Kevin juga udah ga sabar mau gebukin dua orang ini.
"Bilang sama dia, bayar utang main peesnya," jawab Kevin. Lalu kepala kevin mendekat dan dia berbicara dengan suara kecil. "Gua menang dua kali."
Kepala Kevin mendekat lagi. "Dan dia pakai Real Madrid."
Kevin semakin mendekat. "Parahnya lagi gua cuma main 10 pemain."
"WOW," teriak Felix tiba-tiba. Dia langsung ngajak tos Kevin. "Amazing, Man. Unbelieveable. Savage!"
Nanang langsung menatap Felix dengan tatapan sini, kok tiba anak ini otaknya jadi sengklek yaa...
"Woy, Felix. Lo kok jadi dukung dia, sih? Dia itu baru ngalahin Andi, loh!" protes Nanang.
Kepala Felix ngangguk dua kali. "Oh, iya bener juga ya. Kok gua ngedukung dia ya."
Kepalan tangan Nanang langsung nyantol ke pipi Kevin. Sudah lama mereka ga latihan kelahi. Felix yang melihat Nanang menyerang Kevin, ia ikut membantu. Ya yang namanya kalah jumlah, mereka ga bisa terlalu melawan. Temen-temen Kevin mah banyak. Udah badannya gede-gede lagi. Kalau mereka mah cuma menang ganteng doang, ototnya ga ada.
Kepala Nanang udah abis digebukin. Kalau si Felix, tetenya dipencetin sama temen-temennya Kevin. Mending digebukin di kepala daripada dicubitin dadanya, sakit tau.
Mereka udah ga berdaya. Ga berdaya kaya abege yang diseret ke semak. Minta ampun ga kuat lagi. Otot mereka gede-gede. Hidung Nanang udah berdarah sebelah, sedangkan **** Felix udah merah-merah karena dicubit manja sama teman-teman Kevin.
Nanang yang tak berdaya langsung minta bantuan sama Andi dan Agus yang lagi ngerokok di WC.
"Tolong gua, coeg!" Nanang terkapar dengan hidungnya yang berdarah.
Andi dan Agus langsung panik. Mereka langsung matiin rokoknya. Andi masukin kotak rokok ke sakunya biar ga ketahuan guru.
"Njir, gile bener Sarah gebukin lo sampe begini?" Dengan santai Agus bertanya. Sambil ketawa lagi.
"Njir lo, itu Kevin. Kevin sama kawan-kawannya! Bukan Sarah, Babi!" balas Nanang.
Andi dan Agus saling tatapan. Ga biasanya komplotan Kevin menyerang Anak Amak sampai beginian. Paling keras sih adu bicara aja mereka. Apalagi hidung Nanang sampe berdarah.
"SHIT! UTANG GUA SAMA DIA! DUA KALI KALAH! PAKAI REAL MADRID LAGI!" kata Andi dalam hati.
Mata Andi bergeser ke arah Agus. Agus jadi panik soalnya tatapan Andi kaya cowok yang lagi minta jatah. Agus udah trauma dengan kelainan Andi yang satu ini. Udah berkali kali Agus dinodai olehnya.
"Gus, minjam uang lo 200 rebu. Minggu depan gua ganti." Andi senyum-senyum sama Agus.
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 280 Episodes
Comments
ayyona
lucknut 😂😂
2020-12-22
0
(`⌒´メ) HONEY BEAR ✧ 🦕
/ngkk guling "🤧🤣
2020-11-30
1
widia
gila si ngakak gw njirr😖😖
2020-06-29
0