BAB 5

Happy Reading 😊

Maaf banyak typo

Kejadian tadi malam masih terekam jelas dibenak manda. Dimana kakak kelasnya itu membunuh seseorang dan secara tiba-tiba mengklaim dirinya menjadi milik laki-laki itu. Ingin menolak pun tak berani bisa-bisa ia dibunuh. Jadi pilihan terbaik saat ini yaitu menuruti saja toh cinta datang karena terbiasa kan.

Saat ini manda sudah berada disekolah, ia duduk sendirian dikelasnya. Manda sengaja berangkat lebih awal supaya tidak bertemu dengan Andra. Sudah dibilangkan ia masih sedikit takut bertemu dengan kakak kelas yang sekarang menjadi kekasihnya. Sambil menunggu Nissa datang ia membaca novel yang ia bawa dari rumah. Saking larutnya dalam novel hingga ia tak menyadari ada seorang laki-laki yang berjalan kearahnya dengan wajah datar.

“mencoba kabur dariku baby.” Bisik laki-laki itu ditelinga manda. Tubuh manda menegang dengan gerakan lambar ia menolehkan kepalanya kesamping.

" eng-engak man-manda g-gak kabur.” Jawab manda dengan susah payah. Matanya tak berani menatap mata tajam itu.

“benarkah. Lalu sekarang ini apa.?” Tanya andra dengan tangan yang menyelipkan anak rambut ke telinga gadisnya.

“JAWAB.” Bentak andra membuat manda berjingkit kaget. Dirinya bukanlah orang yang penyabar tapi sekarang gadisnya sedang mengui kesabarannya dengan tak menjawab pertanyaannya.

“Rupanya gadisku mau dihukum dengan pisau kecil ini.” Ucap andra memainkan  pisau kecil yang ia keluarkan dari saku bajunya.

“Ma-maaf. Jangan hukum Manda.” Tangis Manda ketakutan. Air mata mulai mengalir dipipinya. Andra yang tak tega melihat gadisnya menangis menyimpan kembali pisaunya dan segera menarik gadis itu kedalam pelukannya. Dengan posisi Andra

yang berdiri sedangkan Manda yang menyembunyikan wajahnya diperut laki-laki itu dengan tangan yang melingkari pinggangnya. Andra mengelus puncak kepala gadisnya.

“Maaf.” Ucap Andra pelan tapi masih didengar oleh Manda. Ini pertama kalinya Andra mengucapkan kata maaf kepada orang lain selain orang tuanya.

"Hiks..ja-ngan hiks… gitu la-gi hiks…Manda ta-kut.” Ucap Manda masih menangis dengan posisi yang sama.

“Iya-iya, tapi kamu jangan nakal juga.”

“Ihh, Man-da gak na-kal .” rengut Manda tak terima. Tangisannya sudah mereda. Ia mendongak menatap Andra dengan bibir mengerucut, sedangkan Andra terkeke kecil.

“Kakak ganteng.” Ucap Manda terpesona.

“ ****.” Batin Andra saat merasakan pipinya memanas bagaimana ia bisa salting saat dipuji oleh

gadis itu padahal selama ini ia biasa saja saat ada cewek lain memuji ketampanannya.

“Ekhem.Udah sarapan.?” Tanya Andra mengalihkan pembicaraan.

“Hehehe  belum.” Cengir Manda.

“Ayok.” Ajak Andra melepas pelukannya dan mengulurkan tangannya.

“Kemana.”

“Kantin.” Jawab Andra singkat.

“Tapi udah mau bel masuk kak.” Ucap Manda setelah melihat jam yang melingkar di tangannya. Memang sedari tadi teman-teman sekelas Manda sudah banyak yang datang termasuk Nissa. Tetapi tidak ada yang berani menegur atau mengganggu keduanya, mereka semua bertingkah seolah-olah tak melihat kejadian itu.

Andra tak menghiraukan ucapan Manda, ia menggandeng tangan Manda menuju kantin. Masa

bodoh dengan bel masuk yang terpenting sekarang gadisnya harus makan dulu.

                                 ***

Dikantin.

Terlihat tiga sahabat Andra sedang duduk disana menikmati makanannya. Memang sudah  menjadi kebiasaan mereka saat baru tiba bukannya ke kelas mereka malah langsung ke kantin atau rooftop.

“Si bos mana nih kok gak keliatan batang hidungnya.”  Ucap  Bara sambil memakan nasi gorengnya.

“ Mana gue tau emang gue emaknya.” Ucap Derry santai. Bara tak menjawab ia hanya memandang sinis temannya itu. Sedangkan yang ditatap santai-santai aja. Kedua memang sering

memperdebatkan sesuatu yang tak penting. Jangan tanyakan Reno, ia hanya berbicara seperlunya saja. Saat ini pun ia masih tenang  memainkan ponsel nya.

Derry yang memang duduknya menghadap kearah pintu kantin, jadi ia bisa melihat siapa saja yang

keluar masuk kantin. Saat matanya tak sengaja menatap kearah pintu ia melihat pemandangan yang membuatnya tercengang. Disana terlihat orang yang sedang ditunggunya sedang berjalan memasuki kantin dengan menggandeng seorang gadis. Pandangan Derry tak pernah lepas dari kedua orang itu yang sedang berjalan kearah mejanya. Sedangkan Bara dan Reno tak menyadari mereka terlalu sibuk dengan dunianya sendiri. Derry pun tak membuka suaranya sama sekali ia terlalu shock dengan apa yang terjadi.

“ Duduk sini dulu .”Ucap Andra pada Manda. Manda hanya menurut meski dengan wajah yang cemberut.

Andra berlalu untuk memesan makanan, tak sampai 5 menit ia kembali dengan membawa makanannya. Manda yang awalnya cemberut saat melihat makan ia langsung sumringah. Memang kalau soal makanan apalagi kalau es cream rasa green tea atau permen yupi ia nomer satu. Biasanya kalau dia tengah merajuk ayah dan bundanya akan menyogok nya dengan itu.

“ Makan habisin.” Ucap Andra meletakkan piring dihadapan  Manda. Manda dengan semangat langsung memakannya hingga membuat pipi gembulnya penuh. Andra terkekeh kecil melihat tingkah gemas gadis itu tanganya mengelus lembut

surai gadisnya.

Derry sudah sadar dari keterkejutannya sedangkan Bara dan Reno menoleh , mereka terkejut saat melihat seorang gadis duduk satu meja dengan mereka dan lebih parahnya lagi gadis itu duduk disamping Andra.

“ Siapa Dra.?”  Tanya Reno penasaran.

“ Cewek gue.” Ucap Andra santai dengan tatapan yang tak lepas dari wajah cantik milik gadisnya

itu. . Lain halnya dengan ketiga temannya yang tercengang.

“ HAH.” Teriak ketiganya membuat Manda  yang tadinya fokus pada makanan menoleh dan menatap bingung  pada ketiga laki-laki itu.

“ Kenalin temen aku.Barra, Reno, dan Derry.”

“ Salam kenal kak. Nama Manda, Manda Alisia.” Ucap Manda memperkenalkan diri sambil tersenyum manis

menatap ketiganya.

“Buset manis bener.”

“ Boleh gak gue gebet.”

“ MAU MATI LO.”

                                         ***

Bel pulang sekolaah telah berbunyi banyak  siswa berhamburan keluar  untuk pulang dan mengistirahatkan tubuh mereka. Ada juga yang beberapa yang  masih di kelas dan dilapangan mengikuti ekstrakulikuler. Salah satunya Manda, ia masih berada dikelas bersama temannya Nissa.

“ Man gue selesai. Lo masih lama.?” Ujar Nissa sembari membereskan bukunya memasukan ke dalam tas.

“ Gak kok tinggal dikit lagi.” Jawab Manda yang fokus menulis.

“ Yeay selesai.” Ucap Manda girang memasukkan buku dan  alat tulisnya kedalam tas. Kemudian mereka berdua berjalan keluar kelas.

“ Gue duluan man, cowok lo dah dateng tuh.”  Ucap Nissa saat melihat Andra sudah berdiri di depan kelas. Manda memang sudah menceritakan

semua pada Nissa terkecuali kejadian yang Andra membunuh orang. Nissa hanya bisa mendukungnya tetapi jika Andra berani menyakiti sahabatnya itu ia tak akan tinggal diam. Ia sudah menganggap Manda sebagai adiknya sendiri karena usia

Manda yang  setahun lebih muda darinya.

“ Pulang.” Ucap Andra melingkarkan tangannya di pinggang ramping Manda. Manda yang merasa rishi dan tidak nyaman berusaha melepaskan pelukan itu.  Bukannya terlepas pelukannya semakin erat.

Manda mendongak hendak melayangkan protes tetapi ia urungkan saat melihat wajah Andra yang menyeramkan. Ia pun hanya bisa pasrah, rasanya Manda ingin menangis ia sangat malu dan takut ada beberapa siswi belum pulang yang menatapnya sinis.Sesampainya diparkiran sudah ada ketiga teman Andra.

“ Ini dia yang ditungu-tunggu.” Ucap Derry melihat kedatangan Andra dan Manda.

“ Lama banget dah. Gue nunggu sampai lumutan.” Omel Barra. Memang ia ini rada cerewet ya.

“ Bacot.” Ucap Andra membuat Barra langsung terdiam. Sedangkan Dery dan Reno tertawa kecil.

“Emang enak” batin mereka berdua.

Andra meringis saat merasakan cubitan di lengannya.

“ Kenapa.” Tanya Andra heran saat gadisnya mencubit dan memelototinya.

“ Kakak gak boleh ngomong kasar.” Ucap Manda masih dengan mata melotot dan kedua tangan berkacak pinggang. Membuat  keempat laki-laki itu

menahan gemas untuk tidak mencubit pipi gembul itu.

“ Maaf sayang.” Ucap Andra mengalah. Manda yang mendengar panggilan itu muncul semburat merah

dipipinya. Ia memegang pipinya yang terasa panas. Ia sungguh malu. Bagaimana bisa laki-laki itu sesantai itu memanggilnya sayang dihadapan temannnya.

“Gila gemes banget.”

"Nikung boleh gak.” Batin Dery dan Bara.

“ Ekhem.” Dehem Andra saat sadar bahwa temannya menatap gadisnya dengan tatapan terpesona dan gemas. Ia menatap tajam ketiganya, langsung saja mereka mengalihkan pandangan. Andra

berlalu mengambil motornya setelah itu ia melingkarkan jaket nya di pinggang gadis itu dan memakaikan nya helm. Setelah berpamitan pada temannya Andra melajukan motornya.

Jangan lupa vote coment and follow 🙏👍

Terpopuler

Comments

Qaisaa Nazarudin

Qaisaa Nazarudin

Wkwkwkwk nyerahin nyawa namanya,Siapa nih yg ngomong,Berani amat..🤣🤣

2024-10-15

0

Qaisaa Nazarudin

Qaisaa Nazarudin

Yeaa udah di panggil baby aja,Mau dong di panggil honey..🤣🤣😜

2024-10-15

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!