Pov mbok Inah
Mataku masih memanas. Kok tega kedua keluarga kaya raya itu membuang keturunan nya!!! Bayi mungil yang cantik, kulitnyapun masih merah, hidung ya mancung, luar biasa karunia yang diberikan Tuhan kepada gadis mungil ini. Tapi kenapa nasibnya malah tak cantik sama sekali?!
"ini dokumen putri sudah saya siapkan. Surat adopsi juga sudah ada. Kelak mbok ngga perlu pusing lagi kalau putri masuk sekolah. Ini juga ada ATM yang isinya akan kami kirimkan setiap bulan. Untuk keperluan putri saat ini, kami sudah bawa komplit ada di dua tas besar. Untuk itu, saya titip putri ya, mbok! Kelak kalau ada waktu, saya akan menengok putri disini" lanjut bapak Aditya lagi
Air mataku langsung menetes. Usiaku 60tahun.bahkan untuk kegiatan sehari-hari aku sudah tak gesit lagi. Niatku balik kekampung itu ingin istirahat. Tapi ini malah disuruh momong bayi. Otak mereka sudah rusak kali ya? Kedua anakku sudah berkeluarga. Jangankan membantuku menikmati masa tua, tidak merecoki keuanganku saja aku sudah berterimakasih.
Tapi lagi lagi, apa aku tega membuang bayi mungil ini? Apa salahnya hingga harus dibuang semua orang?
Biarlah kubulatkan tekad untuk merawat ya. Semoga bisa menjadi tabungan ibadahku di akhirat nanti
Segala kebutuhan putri sudah kusimpan. Duit ATM sudah kuambil beberapa juta untuk hidup bersama putri.
Putri Pramestari Wirawan
Nama yang sangat cantik bukan? Keluarga wirawan. Perusahaan IT yang sangat berkembang di negeri ini. Itu keluarga ayahnya. Ibunya Anggun Maheswara. Keluarga pengusaha yang punya pabrik elektronik terbesar di negeri ini. Seharusnya dia adalah anak Raja Diraja bukan? Tapi malah kayak gembel diasuh sama mantan babu dikeluarganya.
Wajahmu tak secantik hidupmu, nak!
Suara ketukan pintu bersatu sautan terdengar. Ada apa sudah malam begini ada yang bertamu? Kubuka pintu rumah ini perlahan. Betapa terkejutnya aku kala keluarga kedua anakku disini.
"ada apa kalian kemari?" tanyaku to the point
Aku tau anak anakku kesini karena tau aku banyak uang karena mengasuh anak majikanku.
"ibu ini. Kalau banyak uang bilang-bilang dong. Kan kita juga mau makan enak" ucap sulastri anak sulungku
"banyak uang gundulmu itu! Uang itu untuk biaya non putri. Bukan buat makan enak" lanjut ku ketus. Entah apa yang diajarkan sama almarhum suamiku dulu sehingga kedua anakku menjadi mata duitan kayak gini. Ya, memang salahku meninggalkan kedua anakku untuk diasuh oleh suamiku. Keadaan sangat kekurangan membuatku harus menerima pekerjaan sebagai Asisten Rumah Tangga di rumah keluarga Wirawan waktu itu. Apalagi keadaan sang bungsu yang kala itu sering sakit-sakitan karena lahir prematur membuatku tak berpikir dua kali untuk menerima tawaran pekerjaan itu.
"kebutuhan bayi berapa sih, bu! Masih banyak sisanya, kan? Ayolah, bu! Jajan bakso lah yang murah gapapa. Tapi kembaliannya harus cukup buat makan sebulan kedepan ya, bu? Suami Rasti ngga kerja. Pusing ini mikir keperluan yang ngga ada habisnya." ujar bungsu ku Rasti.
Kedua anakku seorang putri. Aku hanya mampu menyekolahkan mereka sampai SMA.belum sampai bekerja, mereka langsung menikah dan tak pernah merasakan bagaimana susahnya cari makan. Itulah sebabnya mereka sekarang seperti tak bisa menghargai nilai sebuah rupiah. Akupun mengeluarkan lembaran merah 20. Sepuluh untuk Rasti, sepuluh lagi untuk Sulastri. Biarlah kubagikan sedikit rejeki ini. Uang putri di ATM pun masih banyak. Tapi akupun harus pandai berhemat. Iya kalau mereka ingat anak perempuan mereka terus, kalau tidak, bagaimana nasib putri nanti?
Mama dan papa bayi mungil ini sudah mempunyai keluarga sendiri sebelum mereka menikah. Bahkan keduanya sudah mempunyai anak. Hanya karena bibit, beber dan bobot yang berbeda, kedua keluarga besar mereka menolak. Tapi kini karena yang terlahir dari pernikahan paksaan mereka hanya terlahir perempuan, akhirnya mereka memberi restu dan pada akhirnya melegalkan pernikahan mereka. Dan bayi mungil ini imbasnya. Dia Terbuang dari keluarga kaya raya
Kupandang lagi wajah mungil yang telah terlelap itu.
"simbok berdoa, Kelak bila kamu sudah dewasa, semoga neng putri bisa sukses dan bahagia. Amin"
(putri itu nama kecilnya Nadira. Bab selanjutnya nanti kita jelaskan kenapa namanya berubah. Maaf masih penulis baru. Belum bisa nulis banyak kata)
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 51 Episodes
Comments