Love Villain System

Love Villain System

Kecelakaan

Di depan gerbang sekolah SMA R yang besar dan elit di kota S, berdirilah seorang -pemuda tinggi dan berparas tampan. Ia bersandar di sebelah tembok gerbang sekolah itu sambil mendengarkan musik kesukaannya dengan headphone miliknya. Sesekali ia melirik ke atas sebuah gedung yang berada tak jauh dari gerbang sekolah.

Kelas 1.1

"Yue, kau tidak pulang?" tanya salah satu anak perempuan yang berdiri di sebelah mejanya.

Anak perempuan yang berdiri di sebelah mejanya Yue, bernama Jiu. Dia salah satu teman sekelasnya yang paling manis. Disebelahnya Jiu, ada She. Dia berambut pendek dan sedikit pendiam. Berbeda dengan Jiu yang sangat cerewet.

"Iya. Kalian pulang saja dulu. Nanti aku akan menyusul." jawab Yue sambil membungkus novelnya dengan kertas kado berwarna biru dengan motif garis-garis acak.

"Ouh... kau sedang membungkus kado? Untuk siapa?" tanya Jiu.

"Kakakku. Dia sekarang sedang berulang tahun."

"Kakakmu? Kakakmu yang sudah kuliah itu?! Kalau tidak salah, namanya Feng Yu? Senior Feng Yu, benar kan?!" tanya She penasaran.

"Iya. Kalian berdua mengenalnya?"

"Tentu saja. Siapa yang tidak mengenal senior yang paling tampan dan yang paling pintar di sekolah ini. Aku dengar-dengar, dulu dia sangat populer sebelum lulus sekolah. Apa dia sekarang juga begitu?" tanya Jiu penasaran.

"Apa dia sudah punya pacar?!"

"Entahlah. Aku tidak tahu."

"Ah sayang sekali. Padahal aku berharap bisa melihat kakakmu belajar disini. Eh Yue, kakakmu orangnya seperti apa seh? Aku dengar-dengar dia orangnya baik, ramah, senyumnya itu loh bikin baper."

"Dia... "

Sebelum melanjutkan perkataannya, Yue teringat akan kenangan yang pernah ia lalui bersama dengan kakaknya yang sangat dingin kepadanya. Mengabaikannya saat ia membutuhkan bantuannya. Kenangan itu satu persatu muncul di dalam pikirannya.

"Dia... orangnya baik, setia, penyayang dan tampan."

"Kyaaaaa!" teriak Jiu dan She dengan wajah merona.

"Seandainya ia tahu seperti apa kakakku? Mungkin mereka tidak akan mengaguminya. Tapi, sudahlah. Biar seperti ini saja." batin Yue.

"Sudah selesai. Aku pergi dulu ya." kata Yue sambil berpamitan kepada teman-temannya.

"Hati-hati Yue. Salam buat kakakmu ya." teriak Jiu dan She bersamaan.

Yue berjalan menuruni anak tangga dan menyusuri setiap lorong yang ia lewati. Tak lama kemudian ia sampai di gerbang pintu sekolahnya. Saat ia hendak menyapa kakaknya, tiba-tiba kakaknya menoleh kepadanya. Menatapnya dengan penuh amarah.

"Lama sekali. Darimana saja kau?!!!"

"Maaf kak, tadi aku ke toilet sebentar. Dan kebetulan toiletnya antri."

"Ayo pulang!"

"Iya kak!"

Keduanya pun berjalan keluar gerbang sekolah. Selama perjalanan, keduanya terdiam tak saling berbicara. Feng Yu masih asyik mendengarkan musik kesayangannya, sambil berjalan di atas trotoar. Yue, berjalan mengikutinya dari belakang. Suara kendaraan lalu lalang di jalan, yang menjadi pemecah keheningan diantara mereka berdua. Tak lama kemudian, keheningan terjadi diantara mereka berdua lagi. Tiba-tiba, suara Feng Yu memecahkan keheningan diantara mereka.

"Yue, berapa umurmu sekarang?"

"Enam belas tahun kak."

"Apa kau sudah punya pacar?!"

"Belum. Kenapa kakak menanyakan hal ini?"

"Yah... aku pikir dengan penampilanmu yang culun seperti itu, apa ada pria yang mau denganmu?!"

"Apa dimata kakak, aku tipe orang yang seperti itu?!"

Feng Yu menghentikan langkah kakinya dan berbalik ke belakang. Ia melihat Feng Yue, adiknya mulai dari ujung rambut sampai ujung kaki. Dan mengulanginya, dari ujung kaki sampai ujung rambut. Setelah puas memandangnya, senyum dingin terlintas di wajahnya.

"Tentu saja. Coba kau berkaca di depan cermin. Lihat penampilanmu sekarang. Memakai kacamata, rambut dikepang dua, ditambah dengan... wajahmu yang membuatku sangat muak setiap kali aku melihatnya!" cemooh Feng Yu kepada adiknya.

"Kak, kenapa kau berkata kasar seperti itu kepadaku? Kenapa kau membenciku? Apa salahku?"

"Salahmu? Karena kau itu jelek! Dan jika bukan karena kau, kita tidak akan menjadi yatim piatu seperti ini! Kau tahu! Gara-gara kau, aku harus meneruskan perusahaan ayah kita! Aku telah menyia-nyiakan masa mudaku! Apa kau mengerti sekarang, kenapa aku sangat membencimu?!" bentak Feng Yu.

"Maaf kak. Maafkan aku."

"Sudahlah, lupakan saja!"

"Kak..."

"Apa lagi?!"

"Ini, untukmu." kata Feng Yue sambil menyerahkan tas kertas jinjing yang ia bawa sedari tadi, saat ia keluar dari gerbang sekolahnya.

"Apa ini?!"

"Hadiah ulang tahunmu." kata Feng Yue sambil menyerahkan tas jinjing kertas, yang berisikan kado ulang tahun kakaknya.

Feng Yu pun meraih tas itu dan membukanya isinya. Dilihatnya, ada sebuah kado didalamnya. Ia pun mengambil kado itu, dan memberikan tas kertas itu kepada adiknya.

"Ini yang kau maksud?" tanya Feng Yu sambil mengangkat kado ditangannya.

"Iya kak."

Tanpa basa-basi, Feng Yu langsung membuka kado itu di depan Feng Yue. Betapa kagetnya ia setelah melihat isi kado yang diberikan adik perempuannya itu. Ternyata kado yang diberikan oleh adiknya, hanyalah sebuah novel yang berjudul "Love Villain".

"Apa ini?!"

"Novel. Apa kakak tidak menyukainya?"

"Kau pikir kakakmu ini siapa hahh??!!"

"Maaf kak. Tapi hanya itu yang bisa aku berikan."

Feng Yu sangat marah mendengar perkataan adiknya. Sambil meremas novel yang ada ditangannya, dengan emosi ia melemparkan novel itu ke tengah jalan raya. Novel itu terlindas oleh ribuan roda kendaraan yang melintas di tengah jalan. Melihat novelnya dibuang ke tengah jalan dan terlindas oleh ribuan roda kendaraan, Feng Yue mulai berkaca-kaca. Ia berbalik menatap kakaknya.

"Kenapa? Kau mau marah?! Pikir dahulu sebelum memberikan sesuatu kepadaku! Barang rongsokan seperti itu, kau berikan kepadaku!"

"Kakak jahat!!! Aku benci kakak!!! Huuuhuuu!!!" teriak Feng Yue sambil menangis dan berlari ke tengah jalan, untuk mengambil novelnya yang telah susah payah ia beli dengan uang sakunya sendiri.

Saat itu kondisi jalan raya terlihat sepi, saat Feng Yue mengambil novelnya yang telah rusak di tengah jalan. Tiba-tiba dari arah yang berlawanan, terdengarlah suara truk kontainer yang melintas dengan kecepatan tinggi. Feng Yu yang mengetahui ada truk kontainer yang melintas dengan kecepatan tinggi, hendak menabrak adiknya, ia pun berteriak memanggil adiknya untuk kembali.

"Yue! Yue! Cepat kembali!!!"

Mendengar namanya dipanggil, Feng Yue yang sedang duduk berjongkok untuk mengambil novelnya, langsung berdiri dan menoleh ke arah sumber suara. Ia melihat kakaknya berteriak memanggilnya, menyuruhnya untuk pergi dari tempat itu.

"Yue! Cepat menghindar!!! Cepat!!!"

Bukannya menghindar, Yue malah menoleh ke arah lain. Ia melihat ada sebuah truk kontainer yang melaju ke arahnya dengan kecepatan tinggi. Melihat adiknya tidak bergerak dari tempat itu, spontan Feng Yu berlari ke arahnya dan mendorong sang adik ke tepi trotoar hingga terjatuh.

BRAKKKK!!!!

Feng Yu tergeletak bersimbah darah di tengah jalan. Supir truk kontainer yang menabraknya, langsung melarikan diri dengan truk yang dikendarainya. Melihat kakaknya bersimbah darah di tengah jalan, Yue berteriak histeris. Ia segera berdiri dan berlari mendekati kakaknya yang pingsan tak sadarkan diri.

"Kakak... kakak... bangun! Kakak, aku mohon bangunlah!"

"Wiuuu... wiuuu... wiuuu" (suara mobil ambulans datang dan membawa Feng Yu pergi menuju rumah sakit terdekat).

Di Rumah Sakit

Tit... Tit... Tit...

Feng Yu terbujur kaku di ruang ICU, tak sadarkan diri. Di balik kaca ruang ICU, Feng Yue memandang tubuh kakaknya yang sedang terbaring, dengan luka di kepala, kedua tangannya yang dibalut oleh kain. Ia menangis tak tahan melihat kondisi kakaknya yang sedang sekarat. Terdengar suara seseorang membuka pintu dari dalam ruang ICU. Keluarlah seorang dokter paru baya dari dalam ruang ICU. Feng Yue berjalan menghampiri dokter itu.

"Dokter, bagaimana kondisi kakakku sekarang?"

"Huff, kondisi pasien saat ini sedang dalam keadaan koma. Ia banyak mengeluarkan darah dan mengalami patah tulang di tangan kanannya. Jadi, saya sarankan pasien mendapatkan perawatan yang optimal."

"Apa tidak bisa operasi dok?"

"Melihat kondisi pasien yang sedang koma, kami tidak bisa melakukan tindakan operasi. Tunggu pasien sadar dulu."

"Berapa lama dok, kakakku bisa sadar dan melewati masa kritisnya?"

"Ini... saya tidak bisa mengatakannya. Untuk saat ini, pasien membutuhkan dukungan dan do'a dari keluarganya. Sebuah keajaiban jika kakak nona bisa sadar dan melewati masa kritisnya."

"Terima kasih dok."

"Sama-sama. Saya permisi dulu."

"Iya."

Setelah berbincang-bincang dengan dokter yang memeriksa kakaknya, ia pergi meninggalkan Feng Yue. Feng Yue berbalik dan menatap kakaknya di balik kaca.

"Kakak, maafkan aku. Gara-gara aku, kau jadi begini. Kakak, bangunlah. Cuman kau satu-satunya keluarga yang aku milikki." gumam Feng Yue.

Air mata perlahan menetes dari kedua matanya.

Terpopuler

Comments

Ra dhiraemon

Ra dhiraemon

Hai kk aku mampir

2022-12-23

2

꧁ঔৣ☬HanHan☬ঔৣ꧂

꧁ঔৣ☬HanHan☬ঔৣ꧂

Gak pake marah kali, sabar... adik sendiri itu

2022-11-04

3

Raihanun

Raihanun

Kalo tahu adiknya culun modalin dong, suruh nyalon, shopping, bukannya dihina... ingin kumaki dirimu Feng Yu...

2022-10-21

5

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!